51.Pemimpin Upacara

16 2 0
                                    

"Kepada berdera merah putih horma...........t Grak"

Anin tersenyum sambil mengangkat tanganya, suara Alan terlihat sangat sopan masuk ke dalam telinga Anin atau bahkan telinga murid lainnya.

Pada upacara kali ini kelas Alan bertugas menjadi petugas upacara dan betapa tidak sangkanya Anin yang melihat Alan yang menjadi pemimpin upacara, karena Alan tidak cerita apa-apa. Bahkan Anin tidak melihat Alan latihan ucapara, ah mungkin kelas Alan latihan pada saat jam pelajaran sehingga Anin berada di kelas.

"Tegak......... Grak"Suara Alan kembali bergema ke penjuru lapangan setelah lagu Indonesia Raya berakhir dinyanyikan. Terdengar beberapa pujian kepada Alan, Anin hanya tidak bisa melihat siapa yang kagum pada pacarnya itu karena suara itu berada di belakang.

Sedangkan Anin yang biasanya baris di belakang kini baris cukup depan, awalnya karena Sesil yang memaksanya berbaris di depan dengan embel-embel "Nin lo harus baris di depan karena Alan yang jadi pemimpin upacara supaya lo bisa liat mukanya, ga cuma denger suaranya"

Awalnya Anin menolak tetapi ia akhirnya bisa bernafas lega pilihanya untuk baris di depan tidak membuatnya menyesal.

Upacara selesai,sesaat sebelum Alan kembali ketempatnya,ia yang tadinya membelakangi barisan murid kini berbalik menghadap murid.

Alan menoleh sedikit ke arah kirinya mencari barisan kelas sebelas Ips tiga. Tanpa butuh waktu lama mencari mata Alan sudah menatap mata Anin, Alan tersenyum tipis yang seakan memberikan energi positif untuk Anin. Setelah itu Alan menghadap kanan dan berjalan ke posisi awal.

.........

Entah karena terlalu sibuk antara dirinya atau Alan membuat mereka tidak bertemu lagi sampai pulang sekolah.

"Nin kumpulin tugas Ekonomi dulu yu"Sepulang sekolah Alan baru menghampiri Anin dikelasnya.

"Boleh"Mereka lalu berjalan di koridor menuju ruang guru."Alan dari pagi sibuk banget ya ampe kita ga ketemu"Anin mulai berbicara.

"Ga sibuk si nin emang lagi ga sempet aja"Jawab Alan sampai terkekeh.

"Alan ga cerita apa-apa kalau minggu ini jadi petugas upacara"

"Emang kalau gitu harus cerita ya?"Pertanyaan polos dari Alan mambuat Anin terkekeh.

"Tahun lalu waktu Alan masih kelas sepuluh,waktu kelas Alan jadi petugas upacara nin,Alan tuh udah jadi pemimpin upacara terus kalau waktu Osis yang lagi tugas Alan juga pernah jadi pemimpin jadi udah pernah tiga kali sama ini."Alan mulai bercerita.

"Tadinya upacara kali ini Alan ga jadi petugas terus tiba-tiba tadi pagi di telpon sama wali kelas Alan katanya temen Alan yang seharusnya jadi pemimpin sakit jadi Alan deh yang ditugasin.Padahal Alan juga belum latihan loh,keren ya"

Anin terkekeh di belakangnya mendengar Alan yang begitu pede "Ya karena Alan sebelumnya udah pernah jadi pemimmpin tanpa latihan lagi pun Alan udah lancar"

Alan manggut-manggut "Tapi emang Alannya aja si yang keren"

Anin tidak membalas ucapan Alan ia hanya tersenyum karena kenyataanya itu benar,Alan sangat keren waktu jadi pemimpin upacara.

Setelah menyerahkan tugas mereka langsung berjalan ke parkiran,dari koridor sudah dilihat langit yang tadinya mendung sudah menjadi gerimis.Anin berlari kecil dari koridor ke arah mobilnya. Memang hari ini ia sudah membawa mobil perberian papahnya ke sekolah.

Sabuk pengaman yang sudah Anin pakai ia lepaskan kembali lalu ia mengambil hoodie tebal yang berada di kursi belakang. Anin tidak memakai hoodie hitam itu,ia berjalan keluar mobil lalu berlari kecil ke arah parkiran motor.

Rasa [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang