24.Sabtu&Senin

103 7 0
                                    

Sudah sejak pagi Anin mandi dan berpakaian rapi.Tidak seperti sabtu-sabtu sebelumnya yang ia habiskan hanya berdiam diri diatas kasur.

Setelah menunggu cukup lama di teras,Alan akhirnya datang yang turun bersama Risky. Seperti biasa Anin yang di gendong Alan dan kursi rodanya di bawa Risky.

Setelah mereka masuk mobil dan pergi menjemput Caca, mereka langsung jalan menuju Cafe Pelangi.

Setelah sampai disana Angga sudah menunggu, tentu saja tanpa Sesil.

"Lelet kalian"Ucap Angga begitu mereka duduk di bangku.

"Bilang sekali lagi pala lo gue penggal dah"Kata Risky. Angga menanggapinya dengan tertawa karena ia tau ucapan Risky hanya main-main.

"Tau nih Angga,kasian kan Alan muter-muter dulu jemput kita"Bela Caca.

"Jadi mau mesen duluan apa nunggu Sesil?"Alih Alan agar teman-temannya tidak terus berdebat.

Ketika semuanya diam dan saling tatap karena bingung serta saling berkata 'terserah'Sesil datang sambil berkata maaf karena terlambat.

Setelahnya mereka memesan menu baru yang Angga katakan. Sambil menunggu pesanan datang, mereka mengobrol.

"Jadi biasanya ada acara apa di class meeting?"Kali ini Anin yang memulai pembicaraan.

"Emm, basket sama futsal doang si untuk pertandingannya"Jawab Risky.

"Iya, karena ini class meeting bukan tujuhbelasan jadi ga ada tuh lomba lucu kaya makan kerupuk,balap sarung terus----"

"Waktu masa jabatan kak Damas malam puncaknya ada selebrasi kemenangan dan party kecil-kecilan"Omongan Caca langsung dipotong sama Alan karena jika tidak bisa-bisa sampai besok pagi ga selesai-selesai.

"Selebrasi kemenangan itu kaya gimana?"Tanya Angga, untung saja Angga punya pikiran untuk nanya dan membuat Anin tidak usah repot-repot bertanya.

"Jadi penyerahan gelar juara dilakukan di malam puncak dan bagi kelas yang menang di kasih waktu untuk merayakan kemenangan di atas panggung dengan di tonton kelas lain"

Penjelasan dari Risky membuat Anin punya gambaran betapa rusuhnya orang-orang yang lompat-lompat serta bernyanyi di atas panggung untuk merayakan kemenangan.

"Jadi bakal ada panggung nin, terus jika di tahun lalu/acara-acara panggung kak Damas selalu kasih kebebasan siapa yang mau tampil, kali ini aku maunya setiap kelas harus ada perwakilan dan kalau bisa ga tampil sendiri, paling enggak berdua kalau bisa malah rame-rame"Pendapat Caca disetujui oleh Anin.

Makanan datang dan mereka terus berbicara tentang apa inti dari acara class meeting.Pembicaraan di dominasi sama Caca tentu saja, Anin yang mengambil keputusan, Angga lebih sering memberi saran,Risky yang di bantu Alan memberikan gambaran tentang class meeting tahun lalu.

Lalu bagaimana dengan Sesil? Ia hanya jadi pendengar yang baik, duduk tenang sambil memakan makanannya, walau ia tidak di ajak bicara tetapi lumayan juga bisa tahu tentang belakang layar acara-acara sekolah, bisa mendengar betapa ribet dan susahnya Osis membuat sebuah acara yang bagus.

...............

Seninnya Anin benar-benar di antar Ari. Kakinya sudah tidak lagi di perban dan ia juga ga pakai kursi roda.

"Gimana satu minggu lebih sama Alan?"Pertanyan Ari yang diselipkan ketawa remeh.

"Ga usah ngeledek dah, ini juga gara-gara kakak, masa mendaki gunung satu minggu lebih"Jika dibuat kesal sama Ari, Anin bisa jadi seperti Caca yang terus nyerocos.

Rasa [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang