16.Dua Sosok Baru

101 7 3
                                    

Sudah sejak pagi Anin datang ke sekolah saat keadaan sekolah masih nampak sepi, ia memilih naik ojek online karena sang kakak tercinta susah dibangunkan.Semalam Ari pulang sangat larut.

Ia melirik jamnya menujukan pukul jam 6 tepat ia masih sendirian, setelah menunggu beberapa saat Angga datang yang disusul Caca lalu Risky.

Sampai satu persatu pengurus Osis datang,mereka masih berdiri di depan gerbang.Waktu semakin siang para murid mulai berdatangan,mata mereka selalu menjelang satu persatu murid yang masuk agar tidak terlewat siapa yang tidak memakai sepatu hitam.

"Ihh masa ga ada yang melanggar sih ga seru banget"Ucap Caca frustrasi,biasanya saat tidak diadakan razia ia sering melihat banyak murid yang memakai sepatu berwarna selain hitam.

"Irina"Panggil Asep,Irina yang dipanggil namanya langsung menghentikan langkahnya. Asep mengodekan tangannya agar berjalan ke arahnya, Irina yang mengerti pun menurut.

"Ih Irina sepatunya pink"Cerocos Caca begitu Irina mendekat sedangkan Irina memasang wajah kaget.

"Lepas"Satu kata ucapan Asep tegas. Matanya mengarah ke sepatu Irina lalu menatap mata Irina tajam.

"Jangan dong sep"pinta Irina, dari suaranya terdengar suara memohon.

"Lo tau kan peraturannya"Kata Asep tak kalah tegas.

"Iya sorry,tapi kan kemarin hujan jadi sepatu hitamnya basah"Ucap Irina memberikan alasannya yang cukup logis.

"Tapi gue ga peduli"Tidak logis bagi Asep.

"Ca, tolongin apa lo kan tau gue ga pernah ga pakai hitam selain Kamis dan Jumat"Ucap Irina makin memohon.Caca diam ucapan Irina tak sepenuhnya salah, Caca kenal Irina ia gadis yang tidak neko-neko.

"Udah sep, biarin aj---"
"Ga bisa Ca, lo kok jadi gini sih"Asep memotong ucapan Caca.Menurut Asep Caca yang sekarang tidak seperti Caca yang dulu begitu tegas.

Akhirnya Irina melepas sepatunya,membanting begitu saja dan langsung berjalan membiarkan kaus kaki putihnya mengepel lapangan.

Asep mengambil sebuah keresek besar dari sakunya lalu memasukan sepatu Irina ke dalamnya, sepertinya Asep sudah mempersiapkan dengan matang.

Ternyata sesuai perkiraan awal cukup banyak murid yang melanggar dan alasan terbanyak sepatunya basah. Bel masuk pun sudah berbunyi.
"Yaudah kakak-kakak saya duluan ya"Pamit Angga sambil melambaikan tangan.

Asep melihat jam tangan yang melingkar di tangan kanannya "Tungguin aja sekitar lima belas menit,paling ada yang telat. Maaf gue ga bisa nemenin ada ulangan harian soalnya."

"Yaudah gapapa,makasih ya sep"Anin sangat senang dengan kehadiran Asep yang tegas pagi ini.

"Iya santai aja, lo di temenin Risky aja nih"Saran Asep.

"Ga mau masa cowok sendiri"Tolak Risky mentah-mentah.

"Yaudah ga usah, Risky emang pemalas"Tuduh Caca

"Terserah deh, gue males berdebat dengan lo"Setelah mengatakan itu Risky langsung menarik tangan Asep segera pergi.

Sudah hampir lima belas menit tidak ada murid telat. Tumben sekali. Pikir Caca. "Udah yu balik ke kalas aja,nanti ketinggalan pelajaran "Usul Caca.

"Boleh"Mereka berdiri dari kursi depan pos satpam namun beberapa saat kemudian sebuah motor lewat depan mata mereka.

"Eh itu ada yang telat"Anin menarik Caca untuk menghampiri sosok laki-laki yang baru saja datang.

Namun Caca terlihat nampak ragu.Sepertinya ia kenal sosok itu, anak kelas XII.Mereka mendekat dari posisi laki-laki itu membelakangi Anin dan Caca namun terlihat jelas ia memakai sepatu putih.

Rasa [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang