17.Mengutarakan Rasa

108 8 1
                                    

Tubuh kekar laki-laki itu terus diguncang oleh seorang gadis.
"Bang Alan, Bang Alan bangun... " Katanya sambil tak berhenti berusaha membangunkan sang kakak.

"Bang Alan nanti Dira telat cepetan dah jam enam lewat"Perempuan ber-rok biru itu tidak patah semangat.

"Iya-iya bawel"Alan terduduk namun matanya tak kunjung melek.

"Cepetan bang"Perempuan berambut panjang itu mendorong tubuh Alan untuk segera berdiri.

"Iya Dira"Ucap Alan mencoba bersabar.

Aldira Vera Andriyani namanya,jika kata teman-temannya,Dira adalah perempuan beruntung yang lahir mempunyai kakak seperti Alan.Tetapi, persepsi itu tidak dibenarkan oleh Dira, baginya mempunyai kakak seperti Alan sangat membosankan.

Menurut Dira definisi kakak idaman adalah kakak yang mau mengajari pr, mau menemani belanja, di ajak nonton film, dan sebagainya.Namun,tidak bisa dipungkiri bahwa Dira sedikit senang memiliki kakak yang ganteng seperti Alan.

Dira kembali turun untuk pergi ke ruang makan.

"Gimana dah bangun? "Kata seorang perempuan yang sudah berusia 40-an.
"Udah mah, susah banget ampe cape aku"Adu Dira kepada sang mama.

"Itu tuh yang bikin mama males bangunin kakak kamu"Ucap mamanya sambil memasukan nasi goreng ke 4 piring tersedia.

Papah Dira duduk dan langsung makan bersama Dira dan Mamanya tapi Alan tak kunjung turun,hingga makanan mereka habis dan Alan turun.

"Makan dulu lan"Suruh mamanya.

"Ga usah, ga laper"Alan duduk di kursi makan sambil memakai sepatu.

"Bagus"Kata Dira senang "Biar aku ga telat."

"Lagian sekolah di negri sih, jadi masuknya pagikan.Hahaha"Alan tertawa keras dan langsung mendapatkan pelototan dari sang papah.

Setelah berpamitan dan menyalami tangan orangtuanya Alan langsung mengantar Dira pergi ke sekolah.

............

Mobil berwarna hitam pekat baru saja terpakir di parkiran SMA Mentari. Sang pemilik melihat jam sudah menujukan pukul 7 kurang 5 menit,ia harus segara ke kelas karena Risky sudah banyak mengirimkan pesan singkat agar segera datang ke kalas,bukan karena apa lagi jika Risky ingin menyalin pr yang sudah dikerjakan Alan.

Dengan sedikit terpaksa Alan harus merelakan niatnya yang ingin pergi ke kelas Anin hanya karena hamba tuhan bernama Risky.

"Cepet buku-buku, lama banget sih"Omel Risky senaknya,dia yang nyontek dia yang ga tau diri.

"Ambil sendiri ah"kata Alan sambil mengkodekan dengan dagu.

Risky mengeledah tas Alan untuk mendapatkan buku tulis Bahasa Indonesia.Tidak lama kemudian bel masuk namun,guru tidak kunjung datang.Caca sebagai ketua kelas segera berniat memanggil bu Yani ke ruang guru.

"Eh Caca manggil gurunya nanti aja, ga liat nih gue belum selesai"Bujuk Risky begitu tau Caca berdiri.

Namun,Caca tidak peduli ia tetap melanjutkan langkahnya "Bodo ah,lagian dasar pemalas,bingung gue orang pemalas kaya lo di pilih jadi Osis"Omel Caca.

"Ya karena nilai gue bagus"Kata Risky tidak terima.

"Yeh nilai bagus lu juga hasil nyontek sama Alan"Suara Caca yang menggelegar membuat seisi kelas jadi hening.

Saat Risky ingin membalas perkataan Caca ia langsung di tahan oleh Alan dan Caca segera pergi.

Risky melanjutkan menulis tapi belum lama ia langsung berbicara "Aduh kebelet pipis lagi."

Rasa [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang