43.Senin Sibuk

22 2 0
                                    

Hari Senin setelah Anin rapih ia segera pergi ke meja makan untuk sarapan. Dilihat papahnya sedang memakan roti dengan pandangan yang terus mengarah ke laptop dan sebelah laptopnya ada segelas kopi hitam yang terlihat pahit.

"Ari belum kamu bangunin?"Tanya Irawan saat menyadari Anin duduk di sebelahnya.

"Aku ga di anter kak Ari hari ini"Anin langsung menjelaskan karena tau arah pembicaraan papahnya.

"Terus naik motor?Apa mau bareng sama papah?" Belum sempat Anin menjawab suara mamanya terdengar.
"Anin kamu punya pacar?"Tanya Mamanya penuh selidik.

Anin jadi kaku sendiri bingung harus menjawab apa "Tadi mama lagi nyiram bunga eh di depan gerbang ada cowok katanya nungguin kamu, mama ajak sarapan tapi katanya udah"Jelas Amira.

"Alan nin?" Kini papahnya kembali bertanya.Walaupun jarang perhatian Irawan sangat kenal anaknya,Anin tidak mungkin dalam waktu dekat membawa cowok berbeda ke rumah.

"Iya pah"Anin segera berdiri dan berjalan ke arah rak piring untuk mengambil tempat makan. Ia memasukan beberapa potong roti yang tadi sudah di buatkan mamanya.

"Anin pamit berangkat ya"Anin menyalami mamanya dan bergantian ke papahnya.

"Pertanyaan mama belum kamu jawab nin"Ucap papahnya mengingatkan.

"Pertanyaan apa?"Tangan Anin masih di genggam papahnya.

"Alan pacar mu?"
Anin melepaskan paksa tangannya "Kapan-kapan aja jawabnya"Jawab Anin sembari keluar rumah.

"Kenapa ga bilang kalau udah sampai?"Suara Anin tidak membuat Alan mengalihkan matanya dari game yang sedang ia mainkan.

"Gue tau lo lagi sarapan, nanti ganggu"
"Lo peramal?"Kali ini terpaksa Alan menyelesaikan gamenya dan memasukan ke saku celana.

"Tadi pas gue chat lo udah selesai apa belum, sebenarnya gue udah sampai,lo bilang mau sarapan yaudah dari pada gue bilang gue udah sampai nanti lo malah ga jadi sarapan"

Pernyataan Alan cukup masuk akal bagi Anin "Lo belum sarapan kan? "
"Belum"Cengir Alan. Ah sudah Anin duga, kemarin saja ia datang sekolah telat.

"Kenapa ga mau di ajak sarapan sama mama? "
"Bukanya itu mau lo?"Anin terdiam,jawaban Alan memang benar adanya,ia masih malas untuk mengenalkan Alan lebih dekat ke orangnya tuanya

"Nih buat makan"Kata Anin sembari memberikan tempat makan yang berisi roti itu.

Alan mengangkat sebelah bahunya "Makasih, tolong masukin tas sekalian"Katanya.

Anin tak banyak komplen ia membuka tas Alan dan memasukan kotak bekal itu.

"Nin ini jam tercepat loh gue berangkat sekolah, biasanya jam 6 baru bangun sekarang jam 6 dah nyampe rumah lo"Samar-samar Anin mendengar suara Alan.

"Terus kalau jam 6 baru bangun berangkatnya jam berapa? "
"Jam 7 kurang 15 menit"

.........

Hari ini seharian full Anin menghabiskan waktu di perpustakaan bersama Caca dan Alan,ini lah alasan mengapa pagi ini Anin dan Alan berangkat sekolah bareng karena memang sejak pagi mereka langsung ke perpus bahkan mereka tidak ikut upacara.

"Nin jadi kan hari ini? "Kata Caca.

Anggukan Anin membuat Alan bertanya "Mau kemana? "

"Rapat Osis sebentar"
"Oke gue duluan ya"Alan pamit padahal tadinya Anin berharap Alan nungguin dia.

"Mau langsung pulang?"Tanya Anin. Mereka berdiam di depan tangga.

"Mau ke rumah sakit"Anin hanya mengangguk mengeri bahwa Alan akan menjenguk temannya.

Rasa [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang