Padahal baru saja Anin tidur beberapa jam, namun sejak pagi ia sudah bangun kembali untuk kontes bernyanyi itu. Sudah dari pagi ia bersiap-siap. Anin memakai dres sederhana dengan make up yang juga tidak kalah sederhana.
Ia pun sudah berkali-kali mendapatkan pesan singkat dari bu Iss guru Seni di SMA Mentari yang bertugas selaku guru pendamping.
Jam sudah menujukan pukul setengah delapan tetapi Alan belum bisa di hubungi. Anin berniat mendatangi rumah Alan sekarang.
"Mah, pah, kak Ari pamit ya"Anin bergantian menyalami satu persatu dari mereka, begitupun Key.
"Awas mobil gue lecet ya"Kata Ari. Memang Anin meminjam mobil Ari untuk pergi hari ini tentu saja dengan banyak perdebatan awalnya.
"Bawel ah"Jawab Anin sambil berjalan ke luar rumahnya.
Anin langsung duduk di bangku kemudi dengan Key disampingnya.
"Key tolong terus telponin Alan ya"Suruh Anin.Anin mengendarai mobil dengan kecepatan yang cukup tinggi.
"Iya ini dari tadi gue juga lagi nelpon"Jawab Key sama paniknya dengan Anin.
Ponsel Anin bergetar,tertera nama bu Iss yang menelponya Anin segera mengangkat telpon dengan satu tangan dan satunya lagi untuk tetap menyetir.
"Iya bu saya lagi di jalan, ibu jangan telpon saya lagi nyetir"Setelahnya Anin mematikan sambungan teleponnya dan memberikan ponselnya ke Key.
"Tolong bacain pesannya bu Iss dah Key"Key menerima ponsel Anin dan langsung membuka room chatnya bersama bu Iss.
"Ibu sudah sampai, kamu jangan lama-lama kalau telat kamu bisa tampil belakangan, setelah kamu sudah sampai parkiran hotel bilang ibu, biar ibu jemput"Kata Key, Anin langsung menyuruhnya menbalaskan dengan mengetikan iya bu.
Anin sampai di rumah Alan, ternyata benar Alan baru bangun dan sedang mandi, kata mamanya Alan dan teman-temannya semalam berbincang hingga jam 4 pagi.
...............
Alan,Anin,Key serta bu Iss duduk di ruangan yang sudah di dekorasi sedemikian rupa,ia tengah menonton 4 perempuan yang sedang tampil. Oh iya mereka pun sudah duduk disana hampir 2 jam lamanya.
"Bu Iss ini sebenarnya kontes buat umum apa gimana si?"Tanya Anin yang sebenarnya belum paham tentang sistemnya.
"Enggak, ini khusus siswa-siswi jenjang SMA yang sekolah di Bandung,"Jelas bu Iss. "Ini juga bebas mau solo, duet atau berbentuk band."
"Ohh gitu bu,"Jawab Anin seadanya.
"Oh iya gue belum jelasin apa-apa ya ke lo"Kekeh Alan yang sebenarnya lebih tau seluk beluk kontes tahunan ini "Abis ini kita tampil nin,tampilnya cuma sekali terus pengumumannya di akhir acara"
Benar saja setelah Alan berbicara itu keempat perempuan yang berada di panggung telah selesai tampil. Nomer urut serta nama Anin dan Alan di panggil dan langsung mendapatkan gemuruh tepuk tangan.
Anin mencari sumber tepuk tangan tersebut dan melihat teman-temannya yang berada di kursi penonton."Iya gue yang nyuruh mereka dateng"Jelas Alan yang mengerti kebingungan Alan.
Saat Alan dan Anin tampil,satu ruangan hening,semuanya menikmati penampilan mereka hingga abis dan kembali mendapatkan tepuk tangan, tunggu kali ini yang bertepuk tangan tidak hanya teman-temannya.
Setelahnya mereka kembali ke kursi mereka. Bu Iss tengah tersenyum bahagia "Ibu pamit dulu ya nanti ibu kembali lagi.Pengumumannya jam 4 sore ini masih jam 12,kalian bisa makan siang dulu kok dari pada bosen nunggu disini"
KAMU SEDANG MEMBACA
Rasa [Selesai]
Teen FictionDitulis sejak 2018 dan selesai pada 2021 * Bercerita tentang seorang gadis cantik dan pintar Gadis yang jarang berbicara,tak mudah bergaul dan sangat tertutup Hari-hari yang ia lalui sangat lah datar Sekolah,rumah,tidur,makan,belajar dan terus saja...