Samudra 2

9.2K 389 10
                                    



Kini mereka sedang
mengendap-ngendap di koridor belakang sekolah yang menghubungkan toilet perempuan dan kantin utama.

Tiba-tiba saja saja tangan samudra memegang erat pergelangan tangan raina, entahlah dorongan dari mana sampai samudra berani memegang erat pergelangan tangan raina,sampai-sampai raina merasakan sakit di pergelangan tangan nya.

Raina hanya diam membeku dan terus mengikuti langkah besar kaki milik samudra yang sesekali menarik nya menempel ke tembok atau masuk ke dalam toilet wanita, yah seperti yang sekarang ini mereka lakukan, mereka berdua bersandar di tembok toilet sambil nafas yang tersengal-sengal

Tangan samudra masih setia menggenggam pergelangan tangan raina, tiba-tiba saja ia menoleh ke arah raina yang berada di samping nya, mata hitam milik samudra dan mata coklat milik raina pun saling bertemu dan terkunci beberapa detik, sampai akhir nya raina menyerah dan memilih menundukan kepala nya.
Bukan nya apa-apa,pipi raina itu mudah memerah.

Perlahan-lahan samudra melepaskan peganggan nya pada pergelangan tangan raina, ia berjalan sedikit dan mengintip ke arah koridor sekolah nya, tiba-tiba saja raina melihat muka samudra terlihat pucat pasi, dan menatap bola mata raina lekat.

Namun,beberapa detik saat mereka bertatapan terdengar suara berat yang raina ketahui pasti milik salah satu guru di sekolah ini.

"Kenapa gua ngerasa ga asing ya sama mata coklat cewe ini, padahal kan gua baru aja liat dia". Ucap Samudra di dalam hati

"Ada guru yang mau kesini, dan tadi dia udah liat gua,lo masuk ke dalam toilet sekarang juga" ucap samudra datar, Saat sudah selesai dengan pikiran tadi.

Raina diam sebentar mencerna kata-kata samudra barusan.
Karena terlalu lama diam akhir nya guru itu kini sudah ada di depan toilet perempuan,dengan reflek samudra memegang pergelangan tangan raina menuntun nya kebelakang tubuh nya untuk bersembunyi,untung saja tubuh raina ini kecil jadi mudah untuk di sembunyikan.

"Ngapain kamu disinih samudra?telat lagi?. Ucap guru itu sedikit meninggi.

Samudra perlahan memundurkan langkah nya sambil tetap memegang pergelangan tangan raina dan tidak lupa ia memberikan isyarat terlebih dahulu untuk segara langsung masuk ke dalam bilik toilet yang pertama yang jarak nya tidak begitu jauh.

"samudra jawab bapa, ko malah mundur-mundur, itu kamu lagi ngapain hah?". Tanya pak Bren lagi.

"ngga ada pak,iyah saya telat". Ucap samudra tanpa ekspresi.

Pak Bren diam sejenak kenapa murid nya yang satu ini terlihat sangat tenang nyaris tanpa ekspresi,padahal ia sendiri wajah nya mungkin sudah merah padam.

"oke kamu lari lapangan 20 kali" perintahnya.

Samudra hanya tersenyum tipis berjalan begituh saja ke lapangan untuk menyelesaikan hukuman nya.

          
°

°°

"Aduh gua ko jadi ngerasa ga enak gini ya sama dia baru ketemu udah nyusahin, gua keluar ga ya nyusul dia". Batin Raina dalam hati

Setelah berpikir cukup lama di dalam toilet,akhir nya raina memutuskan untuk keluar saja, masa bodo dia akan ketahuan.


Raina melirik ke segala penjuru sekolah mencari-cari ke beradaan Samudra, tapi ia tak juga menemukan nya, dan ia sedikit mendengar suara teriakan perempuan-perempuan penghuni kelas atas, dan raina mengikuti arah mata mereka dan ternyata mereka sedang berteriak ke arah seseorang di yang sedang berlari di tengah lapangan padahal terik matahari sedang panas-panas nya.
 
Raina sedikit menyipitkan mata nya untuk memastikan siapa yang sedang berlari itu,dan benar saja dugaan raina itu SAMUDRA tengah berlari di lapangan basket dan tentu nya di teriaki cewe-cewe alay.

Raina segera menghampiri guru yang sedang berada dipinggir lapangan yang nampak seperti sedang berbincang-bincang dengan guru yang lain nya.
 
"pak saya juga telat bareng Samudra, saya tadi ngumpet di toilet" ucap raina dengan cepat.

Pak Bren hanya melongo dengan ucapan raina.

"Ya sudah cepat ikut si samudra lari" perintah pak Bren sambil menunjuk samudra yang sedang berlari.

                        ****

Raina berlari ke arah lapangan basket dan mulai berlari di belakang samudra, dia mencoba memanggil-manggil samudra sampai rasa nya tenggorokan nya akan lepas.
Dan raina memperhatikan dengan samudra dengan seksama,pantas saja dia tidak menoleh atau merespon ternyata dia sedang memakai earphone, 

huftt..

Akhir nya raina dapat menyalip samudra,dan ia mendiri dengan satu tangan di memegang perut nya dan satu tangan nya lagi di majukan kedepan simbol menyetop. Dengan nafas tersengal-sengal raina membuka suara.

"jangan cepet-cepet larinnya gua cape" ucap raina

Samudra hanya mengangkat sebelah alis nya dan menatap raina datar tanda bingung.

Bukannya menjawab iya atau tidak ia  samudra malah mengajukan pertanyaan.

"lo ketauan". Ucap nya dingin.

"ngga gua sengaja ngaku" balas raina dengan mengacungkan jempol nya serta cengiran kuda nya khas milik nya,memperlihatkan deretan gigi putih nya miliknya.

"Bodoh" ucap samudra datar dan kembali berlari.

   

     ****

Haloo semua nyaaa!!!
Gimana nih respon buat cerita aku kali ini? Ini tulisan pertama aku. Jadi tolong like dan komen yah setelah membaca.

Jangan lupa BAHAGIA❤



SAMUDRA(SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang