Samudra 20

4.4K 175 3
                                        

Setelah kejadian tersebut samudra memutuskan langsung mengajak raina untuk pulang, karena ia sangat khawatir dengan keadaan raina. Dalam perjalanan pun ia diam saja tidak banyak ngoceh seperti biasa nya

Samudra pun merasa kasihan pada raina karena mungkin dia masih syok melihat pertarungan di depan mata nya sendiri.

"ka ke apotek yang di ujung jalan sana dulu yah" ucap raina setelah sekian lama diam membisu.

Samudra hanya manggut-manggut saja, entah apa yang gadis ini lakukan di sana. Mungkin beli pembalut, tebak samudra asal dalam hati nya.

Setelah samudra memberhentikan motor nya dan memakirkan nya di tepat di samping apotek. Raina langsung menuruni motor samudra dan berlari ke arah apotek, samudra yang baru selesai membuka helm full face nya mengerutkan dahi nya bingung dengan sikap raina yang seperti orang kebelet boker.
Baru setengah perjalanan raina berlari tiba-tiba ia membalikan badan nya ke arah samudra dan berteriak

"kakak tunggu situ aja,jangan bergerak 1 cm pun" perintah raina dan langsung melanjutkan perjalanan nya.

Beberapa menit samudra menunggu di atas motor nya, akhir nya ia melihat juga orang yang sedari tadi ia tunggu-tunggu

Raina terlihat berjalan sedikit berlari ke arah nya dengan 1 plastik putih kecil di tangan kanan nya.

Samudra menyipitkan mata nya,mencoba menerawang apa yang di beli gadis aneh yang sedang berlari-lari kecil ke arah nya dengan senyum lebar khas milik nya.

"apaan itu?" tanya samudra, saat raina kini sudah ada tepat di depan nya dengan membawa plastik putih tadi.

"banyak nanya ih, udah ayo duduk dulu di sanah" ucap raina sambil menunjuk dengan tulunjuk tangan kiri nya ke arah kursi di depan apotek tadi.

Samudra hanya diam mencerna kata-kata raina "banyak nanya".
Padahal dari tadi samudra hanya diam dan baru bertanya.

"hih, malah ngelamun" ucap raina sambil menarik bawah lengen baju kemeja pendek milik samudra. Ralat, bukan menarik bahkan lebih sadis nya yaitu, MENYERET nya.

"udah diem, duduk disituh" ucap raina sambil menarik samudra untuk duduk di salah satu kursi yang berada di depan apotek.

Raina menaruh satu persatu di kursi kosong samping samudra barang-barang yang ia beli di apotek tadi.

Samudra menautkan ke dua alis nya saat raina mengeluarkan barang-barang di plastik putih itu. Diantar nya ada, obat merah, plester, dan kapas.

Raina mengeluarkan sisa air minum yang biasa ia bawa ke sekolah, masih lumayan banyak masih ada setengah botol. Raina pun mulai menuangkan air ny ke dalam tutup botol nya sedikit, mulai membasahi kapas dengan air minum nya.

"tahan dikit yah ka, aku tau ko ini bakalan perih banget. Tapi kalo ga di bersihin cepet-cepet takut keburu tumbuh belatung" jelas raina di sertai dengan mimik wajah ngeri nya.

Samudra hanya memutar malas bola mata nya. Dalam hati nya berkata "emang nya gua mayat yang udah berbulan-bulan,sampe bisa di belatungin gituh".

" bukan nya bilang makasih, malah mata nya begituh. Nanti aku colok pake garpu mau?" ucap raina sambil melotot ke arah samudra.

Samudra hanya menyipitkan mata nya menatap ke arah raina,memastikan bahwa gadis di depan nya ini masih waras atau tidak

Saat sudah selesai membersihkan luka nya, raina bersiap-siap untuk memasangkan plester di jidat samudra.

"bentar" ucap samudra sambil mencekal pergelangan tangan raina,menghentikan aktivitas gadis itu untuk menempelkan plester di jidat nya

SAMUDRA(SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang