Samudra 35

3.2K 129 6
                                    

"Jangan jadikan aku pilihan,hidup memang soal memilih,tapi perasaan bukan untuk di pilih. Melainkan untuk di pertahankan dan di jaga"

-Raina-

ΔΔΔΔ

Kini samudra sedang duduk di depan kursi sebuah kamar rawat di salah satu rumah sakit, samudra sedang duduk bersama silvi. Menemani gadis yang sedang menangis itu

Samudra mengelus pelan puncak kepala silvi memberikan sedikit kekuatan pada silvi.

Tiba-tiba saja silvi memeluk samudra, ada rasa yang berkecamuk pada diri samudra yang samudra sendiri tidak tau dari mana asal nya. Ia pun membiarkan silvi menumpahkan ke sedihan nya pada dada bidang milik nya.

"udah lo jangan nangis lagi yah" ucap samudra sambil terus mengelus rambut silvi yang masih memeluk nya

"lo bolos sekolah dra?" tanya silvi

Pertanyaan silvi barusan membuat samudra teringat pada janji nya pada seseorang

Raina, pasti gadis itu sudah menunggu nya dari tadi

"astaga gua lupa jemput raina" ucap samudra sambil menepuk jidat nya

Baru saja ia ingin berdiri untuk pergi menjemput raina. Tiba-tiba saja terdengar suara teriakan seorang laki-laki yang memanggil dokter dari ujung lorong rumah sakit

"Dokter nya mana ini" ucap laki-laki yang kini sudah ada tepat di depan samudra yang sedang duduk memeluk silvi

Samudra melepaskan pelukan nya pada silvi sebentar dan melihat siapa orang yang menurut nya
'tidak punya otak' karena teriak-teriak di rumah sakit

Mata samudra melebar sempurna, jantung nya berdebar cepat tubuh nya seolah mati rasa, keringat dingin mulai mengucur saat melihat siapa yang datang bersama laki-laki yang tadi berteriak-teriak

"Raina?" panggil samudra lirih

Raina yang masih dibantu berjalan oleh azka dengan keadaan yang setengah sadar masih dapat melihat samudra yang sedari tadi berpelukan bersama silvi.

Ia menatap ke arah samudra dan menatap samudra sendu namun sedetik kemudia ia tersenyum nanar ke arah samudra, lalu ia cepat-cepat memalingkan pandangan nya ke arah lain

Sebelum raina mengalihkan pandangan nya tadi samudra sempat melihat air mata raina yang menetes di pipi nya

Samudra bangun dari tempat duduk nya dan mencoba mendekati raina

"na ko lo bisa kaya ginih" tanya samudra ingin memegang salah satu luka di sudut bibir raina

Namun raina menepis nya dengan cepat

"aku gapapa ka" ucap raina lirih

"ka azka kaya nya dokter nya udah ada, yuk pergi" ucap raina pada azka

Azka menatap ke arah samudra dengan tatapan yang sulit di jelaskan

Azka hanya manggut-manggut dan kembali memapah raina untuk berjalan

Samudra yang melihat itu dada nya merasa sangat sesak karena merasa gagal menjaga raina.

Samudra mengeluarkan ponsel nya di saku celana abu-abu nya, ponsel nya yang sedari tadi ia mode silent kan

SAMUDRA(SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang