Samudra 55

2.8K 132 18
                                        

"Malam ku bercerita pada basah langit malam. Tentang seorang gadis yang enggan hilang ingatan"

****

Merasa istimewah kemarin dan merasa sampah sekarang. Mungkin kata itu yang kini menggambarkan Raina saat ini

Langkah kaki nya yang masih terasa lemas akibat nangis semalaman tidak dapat dibohongi lagi

Senyum dibibir tipis nya memang terus menggembang dan menyapa setiap orang yang tersenyum ke arah nya. Ia harus baik-baik saja walaupun ada luka yang terus menggerogoti rongga hati nya.

'lebih baik tersenyum dan semua akan baik-baik saja,dari pada berduka atas hal yang mungkin tidak akan orang lain mengerti'

Langkah nya tertuju pada lorong di depan nya, sekat pembatas yang dulu memisahkan Raina dan Samudra,walaupun begitu ia masih merasakan Samudra di samping nya,bahkan menjadi darah di dalam tubuh nya.

Bayang-bayang Samudra yang mengacak-acak rambut nya dulu tiba-tiba terputar kembali, mata Raina menatap lurus pada tempat di mana dulu ia sering berdiri berdampingan dengan Samudra sebelum mereka berpisah ke kelas masing-masing

Tiba-tiba penglihatan nya menjadi buram akibat air mata yang sudah siap jatuh kembali

Belum sempat Raina menghapus air mata nya, kini mata nya sudah menangkap sepasang manusia yang sedang berbahagia di ujung sana.

Samudra yang sedang memandang ke arah Silvi sambil merapihkan rambut perempuan itu. Tepat di tempat Raina dulu dan melakukan hal sama seperti yang dulu Samudra lakukan pada nya

Mata nya menelusuri gerak gerik dari mereka berdua, Silvi dan Samudra. Kini adalah dua manusia yang sangat ingin Raina hindari saat ini,bakan mungkin selama nya

Raina melanjutkan langkah nya yang sempat tertunda itu dengan senyum yang masih menghias dibibir tipis yang sedikit pucat sekarang

Raina berjalan melewati dua orang itu dan tepat saat Raina berada sejajar dengan Samudra, Samudra sempat menoleh ke arah nya dan Raina hanya tersenyum tipis ke arah nya dan langsung pergi berjalan kembali.

'Teramat pilu memperhatikan mu sedekat itu, tapi rasa nya ada sekat yang tidak bisa aku lampaui untuk merengkuh mu dalam peluk ku'

Raina mendudukan tubuh nya dan kepala nya ditidurkan di atas meja.
Bela yang sudah duduk di samping nya sudah tidak heran dengan kebiasaan Raina itu.

"Na, ceritain semua nya saat lo udah siap yah. Jangan pernah merasa sendiri dan jangan pernah merasa kuat nahan semua nya ini sendiri. Sekuat-kuat nya manusia dia butuh sesuatu untuk bersandar. Gua sama yang lain siap dengerin lo kapan aja". Ucap Bela yang duduk disamping nya sambil mengusap punggu Raina, Raina menoleh tanpa berbicara hanya senyum tipis yang menghias bibir pucat nya.

"lo punya kita-kita na". Ucap Athala

"punya gua juga". Sahut Ibel sambil tersenyum lebar

"Gua bego ga si kalo ka Samudra udah kaya gituh tapi ga ngurangin sedikitpun perasaan gua sama dia". Ucap Raina lirih, sambil kepala nya masih ditidurkan dan menatap lurus

"Ngga ko na, gua juga bakalan kaya gituh kalo misal nya jadi lo, apa lagi kan lo sama Ka Samudra itu udah lumayan lama dan banyak banget kenangan. Semua nya butuh proses dan penyesuaian, nikmatin aja setiap sakit itu sampe hati lo bener-bener terbiasa buat itu semua. Ga usah terburu-buru, yang penting lo harus iklas saat tuhan ambil apa yang emang bukan untuk lo". Ucap Bela tulus sambil menatap Raina dan memegang tangan Raina seolah memberi nya kekuatan

SAMUDRA(SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang