"Orang bilang puncak mencintai itu adalah merelakan nya,tapi menurut ku, puncak mencintai itu memperjuangkan nya walaupun diri kita sendiri yang terbakar habis menjadi abu"
-Raina-
*****
Hari ini mungkin adalah hari terakhir untuk kelas 12 bisa berkumpul bersama di sekolah, selepas hari ini usai mereka akan keluar gerbang sekolah dan menghadapi kehidupan yang sesungguh nya, mencari jalan hidup masing-masing dan mencari jati diri nya masing-masing. Mereka tidak berpisah,hanya sedang berbeda jalan untuk menjemput cita-cita mereka masing-masing.
Seluruh murid dibaris kan,mulai dari kelas 10,11 dan 12.
"Assalamualaikum,selamat pagi dan salam sejahtera untuk kalian semua, saya berdiri disini untuk menyampaikan kabar suka dan duka. Kabar duka nya adalah kami pihak sekolah akan kehilangan separuh anak-anak kami dari kelas 12 yang sudah mengikutin UNBK kemarin dengan baik,rasa nya baru kemarin kami guru-guru disini mengajar kalian yang baru saja memakai seragam putih abu kalian di hari senin, dan hari ini kami akan melepas kalian semua menghadapi hidup yang sesungguh nya. Dan kabar suka dari kami semua adalah bahwa semua murid yang sudah mengikuti UNBK angkatan tahun ini di nyatakan LULUS SERATUS PERSEN!". Ucap kepala sekolah dengan nada lantang, yang langsung di sambut oleh teriakan oleh seluruh siswa dan siswi kelas 12, teriakan dan tangisan haru terdengar di sana, perjuangan selama 3 tahun terbayar kan.
Sementar itu Raina yang memilih berbaris di belang terus mengusap kening nya yang terus mengeluarkan keringat, hari ini sangat panas bahkan lebih panas dari biasa nya.
"Na gerah banget nih gua". Gerutu Bela yang berdiri dibelakang Raina sambil menggoyang-goyangkan lengan Raina yang masih setia dengan posisi istirahat ditempat
"Berisik Bel, lo pikir lo doang yang kepanasan hah!". Jawab Raina
"Ish jahat". Ucap Bela sambil memanyunkan bibir nya
Raina menatap ke arah barisan enak kelas 12 yang kini tengah berpelukan satu sama lain, tak terasa air mata nya turun begitu saja. Andai ada Samudra disini mungkin ia akan dengan bersemangat mengucapkan selamat pada Samudra si kutub es itu
"Selamat hari kelulusan dra, aku sayang kamu, cepat pulang yah". Batin Raina lirih
Acara pun dilanjutkan oleh acara corat-coret kain yang sudah disediakan oleh pihak sekolah, semua siswa dan siswi kelas 12 sudah menyetujui untuk tidak mencoret-coret baju mereka karena akan disumbangkan pada anak-anak yang kurang beruntung di luar sana.
Raina duduk di kursi samping lapangan sekolah sambil memperhatikan satu persatu anak-anak kelas 12 yang sedang berada di lapangan, berharap ia melihat Samudra disana. Meski hanya bayangan nya saja.
Raina melihat seseorang yang sedang berlari ke arah nya dengan senyum lebar di bibir nya
"Ngapain disini?". Tanya Azka yang kini sudah duduk disamping nya
"Umm... gapapa mau aja, oh yah Selamat yah buat kelulusan nya". Ucap Raina sambil mengulurkan tangan nya pada Azka
Azka menatap Raina lekat-lekat, bukan nya menerima uluran tangan Raina, Azka malah memeluk nya erat
"Makasih sayang". Jawab Azka sambil mengelus rambut Raina
Raina tertegun dengan semua perlakukan Azka, sungguh ini terlalu tiba-tiba.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAMUDRA(SUDAH TERBIT)
Teen Fiction'Bagaimana bisa?' Disaat yang lain seolah bersikap hangat Kamu malah sedingin bongkahan es Saat yang lain berusaha menjadi pusat perhatian,kamu malah tidak ingin keberadaan mu ditemukan. Kamu terlihat seperti gunung es yang susah dihancurkan dan saa...