"kamu datang di waktu yang tepat, saat luka ku membiru dan sudah terinfeksi. Kamu datang sebagai obat penawar terbaik yang tuhan kirimkan"
-Samudra-
ΔΔΔΔ
Sepasang mata yang sedari tadi memperhatikan dengan tatapan seperti elang yang mengunci mangsa nya dan siap memangsa nya kapan saja. Ia keluar dari tempat persembunyian nya
Samudra, laki-laki itu sudah sangat jengah mendengar semua omongan yang keluar dari mulut perempuan yang sedang menarik rambut perempuan yang kini sangat ingin ia lindungi. Mungkin bukan hanya sekarang mungkin besok,nanti dan seterus nya ia akan terus melindungi gadis nya
"stop silvi" ucap samudra dengan suara berat dan dingin itu menghentikan aktivitas bully yang sedang ia lakukan
Silvi yang terkejut akan kehadiran samudra yang tiba-tiba saja sudah ada di samping nya, sontak langsung melepaskan tangan nya pada rambut raina yang kini sudah menangis
"samudra ini ga kaya yang kamu liat ko, aku bisa jelasin. Aku kaya ginih buat kamu" ucap silvi terbata-bata
"dan aku harap kamu bisa ngerti juga sama jenny, dia cuman bantu aku" ucap nya lagi
Samudra hanya melirik sekilas ke arah silvi dan menatap nya dingin
"oh yah?" ucap samudra sambil menaik turun kan alis nya
"plis samudra,kamu sayang aku kan?" ucap silvi sambil mencoba merangkul lengan samudra
Samudra menepis nya dengan kasar dan nafas yang memburu, ia sudah sangat emosi saat ini
"lo berdua pergi, atau akan ada hal yang bikin gua dan lo berdua sesali kedepan nya" ucap samudra sambil menunjuk ke arah silvi dan jenny
"kamu jahat samudra, kata nya kamu sayang sama aku. Dan mau terus lindungin aku" ucap silvi sambil menangis
"gua emang sayang sama lo dulu. Tapi gua rasa semua perasaan gua udah abis termakan waktu, semua nya udah basi!" ucap samudra dengan sedikit suara meninggi
"Hati gua emang ga punya otak sampai ga bisa mikir pake logika sama sekali. Tapi otak gua juga ga punya hati buat mengasihani lo lagi, jadi kalo lo mau pergi. Silahkan"
Samudra langsung berlalu menghampiri raina yang sedang terduduk di tanah, dengan rambut yang acak-acakan.
Jenny dan selvi pun hanya bisa terdiam mendengar semua perkataan yang sangat menusuk hati nya itu. Samudra kali ini sudah benar-benar melawan pada silvi, padahal dulu samudra selalu melakukan apapun untuk silvi. Ia memang melepaskan silvi dengan sepenuh nya untuk sahabat nya sendiri, namun ia tetap mencintai silvi dengan sepenuh hati nya. Tanpa celah sedikitpun.
"apa harus dengan perempuan gatel ini dra?" ucap silvi lirih
"lo kalo ngomongin diri sendiri mending di depan cermin,biar sekalian puas. Gatelan mana sama lo yang udah fitnah pacar sendiri biar dapet perhatian dari cowo lain" ucap samudra sambil membantu raina berdiri dan memapah nya berdiri.
"jangan pernah sentuh raina lagi,walaupun hanya sehelai rambut nya. Atau lo bakalan kehilangan pacar lo juga, karena tau kelakuan brengsek cewe receh nya ini" ucap samudra sambil berlalu membawa raina pergi menjauh
KAMU SEDANG MEMBACA
SAMUDRA(SUDAH TERBIT)
Teen Fiction'Bagaimana bisa?' Disaat yang lain seolah bersikap hangat Kamu malah sedingin bongkahan es Saat yang lain berusaha menjadi pusat perhatian,kamu malah tidak ingin keberadaan mu ditemukan. Kamu terlihat seperti gunung es yang susah dihancurkan dan saa...