"seringkali membenci dijadikan alat pelarian diri. ketika hati belum juga rela melepas dia yang telah pergi.
seolah membenci mampu mengobati. padahal nyatanya, membenci justru membuat segala memori terputar lagi dan lagi."
ΔΔΔΔ
Acara kemping sekolah pun tinggal menyisakan malam ini dan besok pagi-pagi sekali mereka sudah harus kembali ke sekolah dan baru lah kerumah mereka masing-masing.
Raina memang melarang samudra menceritakan apa yang terjadi antara dia dan silvi , ia juga berusaha bersikap biasa saja. Walaupun terkadang masih trauma jika tidak sengaja melihat silvi ia reflek berteriak sendiri.
"ka samudra,jangan cerita-cerita sama siapa-siapa yah janji" ucap raina saat sudah duduk di kursi bis di samping samudra
"20 kali" jawab samudra
Dahi raina bergelombang tanda bingung
"apa nya yang 20 kali?"
"lo bilang kaya gituh udah 20 kali" ucap samudra
Raina tertawa sampai kepala nya tertunduk dan membuat rambut nya berantakan dan terurai ke depan
Samudra menatap raina yang masih tertawa terbahak-bahak . Senyum itu sangatlah menjadi candu bagi nya beberapa hari ini. Senyum yang bisa menghilangkan mata gadis itu entah kemana.
Tangan samudra terulur untuk merapihkan rambut raina yang berantakan.
"lo ada karet ga?" tanya samudra
Raina hanya tersenyum lebar sambil menggeleng kan kepala nya karena ia jarang sekali di kuncir,rambut nya pun selalu pendek. Tapi kali ini raina membiarkan rambut nya yang mulai panjang
"beli nanti,rambut lo udah mulai panjang" ucap samudra
"iyah nanti kalo inget" ucap raina
Di kursi belakang tepat nya tempat para dedemit seperti rizky,rian dan rio sedang bercanda dan memaki satu sama lain. Semua warga kebun binatang sudah mereka absen satu persatu
"anjing sakit yan" ucap rizky, karena rian baru saja menjepret paha nya menggunakan karet bekas nasi uduk yang tadi pagi guru-guru bagikan untuk sarapan.
Samudra yang menyadari nya langsung menoleh ke belakang dan menatap ke arah teman-teman nya
"eh kenapa pak ketua? Kita ganggu lo pacaran yah" ucap rian karena takut di tatap oleh samudra
"mana karet nya" tanya samudra
"buat apa dra,ampun ga lagi-lagi deh" ucap rian sambil mengacungkan jari nya membentuk huruf 'v'
"bacot,siniin dulu" ucap samudra ketus
Rian mengerucutkan bibir nya karena mulut samudra yang sangat pedas itu
"nih" ucap rian sambil memberikan karet gelang itu
"mana?" tanya rian sambil menyulurkan tangan nya seperti orang yang sedang meminta
KAMU SEDANG MEMBACA
SAMUDRA(SUDAH TERBIT)
Novela Juvenil'Bagaimana bisa?' Disaat yang lain seolah bersikap hangat Kamu malah sedingin bongkahan es Saat yang lain berusaha menjadi pusat perhatian,kamu malah tidak ingin keberadaan mu ditemukan. Kamu terlihat seperti gunung es yang susah dihancurkan dan saa...