"Terkadang dalam hidup seseorang perlu egois, contoh nya seperti mencintai seseorang tanpa perlu persetujuan siapapun"
-Azka-
****
Bel istirahat ke dua sudah berbunyi, semua murid-murid langsung berhamburan keluar kelas, waktu istirahat ke dua ini biasa nya hanya di habiskan untuk berbincang dengan teman yang beda kelas atau hanya untuk sekedar pacaran sama anak kelas sebelah
"Bel kantin lagi ga?". Tanya Raina pada Bela
"Ngga deh, soal nya pr gua buat pelajaran terakhir belum selesai. Nyontek dong gua". Jawab Bela
"ah kebiasaan lo, yaudah gua ke kantin dulu mau beli es jeruk. Buku gua lo ambil aja di tas". Ucap Raina sambil berlalu pergi
Suara riuh rendah kantin sudah terdengar di setiap sudut nya, tapi tidak seperti biasa nya pada siswa berkumpul di satu tempat
Biasa nya Raina tidak peduli dengan hal-hal semacam itu, karena biasa nya hanyalah sekumpulan anak laki-laki yang merasa hebat dengan menyelesaikan masalah dengan adu jotos dan menjadi tontonan gratis para penghuni kantin, namun entah kenapa saat ini sikap kepo nya keluar, Raina menyelinap sedikit demi sedikit ke arah kerumunan itu tubuh nya yang munggil memudahkan nya untuk menembus kerumunan tersebut
Bugh....
Anjing, jangan pernah lo datang lagi ke kehidupan Raina!!Mata Raina terbuka lebar saat melihat siapa dua orang yang sedang berkelahi.
Azka dan Samudra..
Azka terus saja menghujamkan jotosan nya pada Samudra yang sudah terkapar di lantai kantin dengan wajah yang sudah mengerikan luka dimana-mana sudut bibir yang robek serta hidung yang sudah mengeluarkan darah segar
Aneh nya Samudra hanya diam tidak membalas sedikit pun, padahal satu sekolah sangat tahu bagaimana Samudra gila dalam bertarung, tapi dengan Azka ia seperti pasrah atas semua yang di lakukan nya
"stopp ka Azka stopp...". Teriak Raina pada dua orang yang di depan nya ini
Sontak semua orang mengalihkan pandangan nya pada Raina yang sudah ingin menangis
"Ka Samudra bisa mati ka kalo ka Azka terus-terusan pukulin dia gitu". Ucap Raina dengan suara yang sudah bergetar
"Biarin aja na orang kaya dia emang pantes mati!". Ucap Azka tegas
Samudra bangun dari posisi nya dari tertidur di lantai menjadi duduk, ia tersenyum ke arah Raina yang sedang menangis, ia mengerjapkan mata nya beberapa kali sebelum akhir nya berdiri
Raina yang sudah menangis di pelukan Azka kini tidak menyadari Samudra sedang menatap nya lekat-lekat
Sambil berlalu meninggalkan Azka yang masih menenangkan Raina di pelukan nya, Samudra memegang bahu Samudra
"Gua titip Raina,jangan lo buat nangis seperti yang gua lakuin ke dia". Ucap Samudra sambil berlalu pergi dengan berjalan dengan tertatih-tatih
****
Samudra membersihkan luka nya sendirian di ruang uks, rasa nya belum rela melihat Raina menangis dalam peluk Azka seperti tadi. Seperti ada jutaan pisau yang menusuk hati Samudra secara bersamaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAMUDRA(SUDAH TERBIT)
Teen Fiction'Bagaimana bisa?' Disaat yang lain seolah bersikap hangat Kamu malah sedingin bongkahan es Saat yang lain berusaha menjadi pusat perhatian,kamu malah tidak ingin keberadaan mu ditemukan. Kamu terlihat seperti gunung es yang susah dihancurkan dan saa...