Pagi ini raina ke luar dari kamar nya dengan keadaan tidak seperti biasa nya, tidak ada lagi senyum sehangat matahari pagi atau pun tatap mata penuh semangat seperti hari-hari biasanya.
Hari ini seolah-olah titik balik awal dimana semuanya yang dulu terjadi kembali, semua tentang hujan dan gulali manis masih tersimpan menjadi satu dalam kepala raina.
Raina dengan lesu menuruni anak tangga rumah nya, mamah nya yang sedari kemarin sudah memperhatikan prilaku anak nya yang kembali seperti satu tahun yang lalu, raina yang lebih banyak diam dan murung.
"pagi mah" sapa raina kepada mamah nya lalu meneguk segelas susu putih yang sudah tersedia di meja makan.
"pagi sayang, kamu kenapa? Sakit?". Tanya mamah raina
"ngga mah biasa aja" jawab raina dengan senyum sangat tipis.
"aku berangkat yah, udah siang" lanjut raina
"kamu ga sarapan dulu" tanya mamah raina.
"ngga mah masih kenyang" ucap raina sambil mencium punggu tanggan mamah nya.
👽👽👽👽
Raina mengayuh sepedah nya perlahan sambil menikmati udara jakarta di pagi hari,sesekali udara yang dihasilkan kendaraan-kendaraan yang lewat membuat rambut raina sedikit berantakan, raina memutuskan untuk berhenti sebentar dan mengikat rambut nya.
Raina melirik jam tanggan biru yang melingkar di tangan kiri nya.
Baru jam 6.15,batin raina
Tiba-tiba motor ninja berwarna merah berhenti di samping sepedah milik raina, sang pemilik nya hanya membuka kaca helm fullface milik nya.
Raina hanya mengerutkan dahi nya dia tidak begituh hafal dengan orang di depan nya iniSamudra mulai peka seperti nya raina sedikit kebingungan, samudra pun membuka helm fullface nya sambil menyisir sedikit rambut depan nya.
Samudra melihat raina dari bawah sampai atas dan berhenti beberapa detik di mata coklat milik raina.
Samudra tidak menemukan keceriaan dan kehangatan di mata coklat itu, hanya ada kekosongan dan kesedihan di raut wajah raina.Kenapa? Ada apa dengan raina? Kenapa gadis di depan nya ini mendadak terlihat semenyedihkan ini?. Batin samudra
Seperti ada yang menusuk hati samudra ku tidak lagi menemukan kehangat dalam mata coklat milik raina.
"kenapa" tanya Samudra datar
"apanya" jawab Raina sambil menautkan alisnya
"lo keliatan kacau" ucap Samudra.
"biasa aja" ucapnya Raina sambil memalingkan wajah nya.
"punya tisu" tanya Samudra sambil menaikan alis nya.
Raina mengeluarkan tisu dalam tas nya, dan samudra menggambil lebih dari satu tisu.
"jangan banyak-banyak" cegah raina
"pelit". Ucap samudra sambil mengelap pelipis nya yang berkeringat
"bukan nya pelit,tisu itu dari pohon, semakin banyak kita pake tisu dan cepet habis makin banyak juga permintaan tisu yang di buat, makin banyak juga pohon yang ditebang". Ucap Raina panjang lebar.
Samudra dibuat melongo dengan ucapan gadis berbadan minimal di depan nya ini.
"oke" jawab samudra setelah beberapa detik diam.
"liat deh pohon-pohon nya udah hampir mau habis yah" ucap Raina, sambil menunjuk lahan kosong yang menyisakan beberapa pohon yang sedang di garap oleh beberapa alat berat untuk membangun gedung bertingkat.
"mungkin kalo pohon menghasilkan wifi , semua orang pasti udah berlomba-lomba buat nanem pohon, tapi sayang nya pohon cuman menghasilkan oksigen buat kita nafas,padahal itu jauh lebih penting." cerocos Raina panjang lebar
Samudra hanya tersenyum tipis tanda setuju dengan kata-kata raina
Tiba-tiba saja entah dorongan dari mana Samudra menyelipkan anak rambut milik Raina yang tertiup angin ke belakang kupingnya, dan mengelapkan tisu ke pelipis raina yang berkeringat yang tersisa satu di tangan nya yang belum dia pakai tadi.
Deegggg...
Rasa itu rasa yang telah lama mati muncul kembali,perasaan hangat menjalar ke seluruh tubuh raina yang membuat tubuh nya membeku.
Raina dengan cepat menggelengkan kepala nya ke kiri dan ke kanan dengan gerakan cepat, raina tidak mau,tidak mau lagi terjebak dalam hal rumit bernama CINTA. Kebahagian yang menipu mata, atau perlakuan manis yang berbuah tangis.
Raina dengan cepat menaiki sepedah nya dan melanjutkan perjalanan nya yang sempat tertunda tadi
Samudra hanya menatap punggung raina yang mulai menjauh menaiki sepedah nya.
"Gua bakalan cari tau semua nya" batin Samudra sambil menaik turunkan alis nya.

KAMU SEDANG MEMBACA
SAMUDRA(SUDAH TERBIT)
Fiksyen Remaja'Bagaimana bisa?' Disaat yang lain seolah bersikap hangat Kamu malah sedingin bongkahan es Saat yang lain berusaha menjadi pusat perhatian,kamu malah tidak ingin keberadaan mu ditemukan. Kamu terlihat seperti gunung es yang susah dihancurkan dan saa...