Samudra 22

4.4K 177 0
                                    

Raina memberanikan diri untuk menatap ke arah pemilik suara tersebut. Mata nya dan mata sang pemilik suara itu bertemu beberapa detik.

"Raaii-na" panggil seseorang itu dengan suara lirih

"hai ka" ucap raina sambil berusaha membendung air mata nya.

Setelah mengucapkan itu ia pun pergi berjalan ke arah samudra.

"ayo pulang ka" ucap raina sambil menarik tangan samudra

"lo gapapa" samudra merasa khawatir melihat wajah raina yang seperti orang yang menahah tangis.

"gapapa,mau pulang udah malem" pinta raina kembali.

Samudra masih bingung apa yang sebenar nya terjadi di antar raina dan laki-laki tadi.

Samudra menatap ke arah laki-laki tadi sembari memicingkan kedua mata nya tanda tak suka.

Ia tidak suka apapun yang membuat raina-nya, bersedih ataupun menangis.

****

"mau cerita sesuatu?" ucap samudra sambil menatap lekat-lekat raina.

Raina memejam kan matanya,menarik nafas nya dalam-dalam. Menetralkan semua perasaan sesak yang menyeruak memenuhi dada nya.

"azka" ucap raina lirih.

"dia adalah laki-laki ke dua yang pergi setelah jordi, dia pergi bersama hujan. Menyisakan kenangan di ujung genangan di setiap hujan yang turun". ucap raina sambil menatap lurus ke arah depan.

"dia selalu mengisi kekosongan semenjak jordi pergi dan ngga pernah kembali lagi" ucap raina dengan suara yang mulai serak

"apa setiap yang datang harus pergi? Bahkan saat aku belum benar-benar menggenggam dengan erat semua yang aku punya,semua siklus kehidupan ini selalu aku yang menjadi pihak yang di tinggalkan". Ucap raina mulai menangis,namun mencoba menahan nya.

Samudra hanya diam dan menyelipkan rambut raina yang agak berantakm ke belakang daun telinga nya.

"boleh gua kasih lo saran" tanya samudra

"jangan terlalu perpegangan erat pada sesuatu yang bersifat ilusi dan membutakan mata,semua di dunia ini bakalan ninggalin kita. Bahkan bayangan lo sendiri bakalan ninggalin lo saat gelap. Cukup di jaga dengan baik. Cintai setengah nya aja, karena cinta itu saling melengkapi, agar menjadikan sesuatu yang ganjil menjadi genap. Bukan saling mendominasi satu sama lain, jika lo mencintai orang lain dengan terlalu genap, terus apa yang bakalan pasangan lo lengkapi, jika lo aja terlalu sempurna untuk di lengkapi" . Ucap samudra panjang lebar, ini adalah salah satu penghargaan dalam diri nya sendiri karena berbicara seperti amanat upacara pada hari senin.

"aku selalu memberi yang bisa aku kasih seutuh nya ka,apa itu salah" tanya raina.

"ngga salah, cuman kurang tepat" ucap samudra sambil tersenyum sangat tulus.

Entah keberanian dari mana ia memeluk tubuh raina yang mungil ke dalam dekapan dada bidang nya. Samudra terus mengucap rambut raina,mencoba mengalirkan energi positif kepada raina.

"gua akan tebus semua nya na,maafin gua". Batin samudra

Tidak mereka sadari ada sepasang mata,dengan tatapan penuh kebencian yang mengarah pada mereka berdua.

"bagus,dua ikan terperangkap dalam satu jaring. Permainan baru akan dimulai samudra!" ucap seseorang itu.

******

"aku ke kamar dulu ya ka" ucap raina setelah sampai di rumah.

"iyah,cuci kaki terus ganti baju dulu"

SAMUDRA(SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang