"Meskipun inginmu hanya sesederhana bersandar pada dada yang mampu membuatmu kuat dan lega, tetap saja ia bisa memilih untuk tak ada dan kau tak boleh kecewa"
-Raina-
****
Raina termenung di depan kaca jendela kamar nya, menatap bintang-bintang di langit yang berada ratusan kilometer di atas sana.
"Apa kamu akan jadi seperti bintang itu dra? Disaat kamu jauh dan aku ga bisa lagi pegang kamu, kamu akan ada selalu di sana, di langit tertinggi walaupun aku ga bisa pegang tapi kamu selalu ada disana dan tepat nya di dalam hati aku,menyinari setiap sudut-sudut hati aku". Gumam Raina lirih
2 jam lagi operasi terakhir Samudra akan dilakukan,ia akan pergi kesana bersama semua teman-teman Samudra yang lain nya, membantu Samudra untuk kembali pulang pada kami semua yang menunggu nya.
Drtt....
Sedang asik berdamai dengan pikiran nya, tiba-tiba handphone Raina berbunyi tanda ada telpon masuk
"Halo na, bentar lagi kita sampe". Ucap Bela di sebrang sana.
"Iyah bel". Jawab Raina lesu
Jika saja hari ini ia bisa hilang dari muka bumi ia akan segera pergi menjauh dari semua kenyataan ini, terlalu berat rasa nya melepaskan orang yang sudah menjadi bagian dari tawa dalam hidup kita, menjadi nyawa dalam setiap degup jantung dalam tubuh, rasa terlalu naif jika Raina bilang 'ia tidak apa-apa'.
Raina melihat pantulan diri nya di cermin sambil menyisir rambut nya yang sudah mulai panjang.
"Lo harus kuat na, kuat untuk Samudra". Ujar Raina pada diri nya sendiri.
Raina membuka laci pada meja rias nya, dan mengambil kuncir rambut yang sempat Samudra berikan kepada nya dulu.
"Jangan biarin apapun halangin pipi bulat lo ini yah". Ucap Samudra dulu, saat memberikan ikat rambut ini
Tanpa terasa air mata Raina menetes membasahi ikat rambut yang ia pegang dengan erat.
"Kamu harus sembuh yah dra". Gumam Raina lirih sambil menatap sendu ke arah ikat rambut di tangan nya.
"Raina, teman-teman kamu sudah datang nih". Teriak mamah Raina dari ruang tamu
Setelah selesai mengikat rambut nya Raina berlari keluar kamar untuk menemui teman-teman nya yang sudah menunggu.
"Aku berangkat yah mah". Ucap Raina sambil menciup tangan mamah nya
Mamah Raina menatap lekat-lekat putri nya dengan tatapan sendu
"kamu sudah semakin dewasa yah sayang, mamah harap kamu kuat nerima semua nya". Ucap mamah Raina sambil memeluk tubuh putri nya itu.
Raina menangis sejadi-jadi nya di dalam pelukan mamah nya, pertahanan nya kini tak lagi berfungsi dengan baik, ia sangat rapuh bahkan sangat rapuh namun keadaanlah yang memaksa nya untuk tetap kuat.
"Makasih yah mah, doain yah semoga Samudra cepat bangun dan balik sama aku lagi". Ucap Raina dengan terisak.
"pasti sayang, pasti."
KAMU SEDANG MEMBACA
SAMUDRA(SUDAH TERBIT)
Teen Fiction'Bagaimana bisa?' Disaat yang lain seolah bersikap hangat Kamu malah sedingin bongkahan es Saat yang lain berusaha menjadi pusat perhatian,kamu malah tidak ingin keberadaan mu ditemukan. Kamu terlihat seperti gunung es yang susah dihancurkan dan saa...