Sesampainya raina di sekolah ia berjalan lesu mengyusuri koridor sekolah nya, sambil menenteng tempat makan tupperware milik nya, di perjalanan menuju kelas nya ia melirik ke arah sepatu nya.
"lepas lagi lepas lagi, nanti gua guntingin lo semua baru tau rasa lo" gerutu Raina sendiri sambil sambil menunjuk-nunjuk ke arah tali sepatu nya dan menghentak-hentakan kaki nya.
Tiba-tiba aja Raina teringat sosok samudra yang dulu pernah mengikatkan sepatu nya,namun dengan cepat Raina menghilangkan bayangan samudra di kepala nya, tidak ia tidak boleh lagi jatuh cinta. Batin Raina.
Entah mengapa ia selalu takut kembali merasakan jatuh cinta,lebih tepatnya ia takut kembali jatuh karena cinta,cinta itu cuman ilusi kebahagian cinta itu cuman ilusi semata ilusi yang menutupi berjuta rasa sakit di akhir nya.
Orang bilang jatuh cinta itu indah apa lagi cinta pertama, tapi tidak untuk raina, dia pikir semua tentang cinta hanyalah omong kosong belaka, terlalu pedih rasa nya mengingat cinta pertamanya yang hancur begitu saja.
Dari arah berlawanan terlihat Samudra yang memperhatikan tingkah lucu raina yang mencak-mencak sendiri akibat tali sepatu nya,samudra hanya tersenyum samar ia berniat menghampiri Raina namun ia urungkan karena melihat sikap raina ada yang aneh bekalangan ini, dia tidak lagi menemukan sorot mata berbinar dan bahagia, hanya ada sorot mata kekecewaan di sana dan Samudra sangat ingin tau alasan nya.
🌠🌠🌠🌠
Sesampainya di kelas Raina langsung menghempaskan pantat nya duduk di kursi sebelah Bela dan memendamkan kepala nya di atas meja dan tas sebagai bantal nya, Bela yang melihat nya langsung merasa ada yang berbeda dengan Raina.
"naa, lo gapapa" ucap Bela sambil mengelus rambut belakang raina
Raina tidak menjawab hanya mengangat tangan nya, dan jari tulunjuk dan ibu jari nya di bentuk huruf "O" bertanda i'm fine.
Bela tidak langsung percaya begitu saja pada ucapaan Raina,sejak melihat nya di ambang pintu kelas tadi Bela sudah merasakan ada yang berbeda dari sikap Raina, dia tidak lagi menemukan mata berbinar yang setiap hari ia pancarkan.
"naa gua bakalan tunggu lo buat cerita" ucap Bela lembut sambil mengusap bahu raina.
Selang beberapa detik Raina langsung memeluk bela dengan erat sambil memenamkan wajah nya ke bahu Bela.
"dia bel, dia datang lagi,kemarin dia nelpon gua pake nomor baru,kenapa saat gua udah bisa nikmatin hidup gua kembali dia datang lagi dengan gampang nya, kenapaaa bell?". Tanya raina masih dengan isakan nya.
Bela yang sudah paham siapa yang di maksud Raina pun turut merasakan pilu kembali di dalam dada nya, terasa sangat sakit jika orang yang sangat kita cintai dan kita percayai bahkan dengan tega nya membuat kita membenci apa yang sudah kita suka sejak dulu.
Bela tidak tau harus bagaimana lagi menenangkan Raina yang terus terisak, yang dia bisa lakukan hanyalah terus di samping Raina.
"udah na,lo bisa,lo kuat buat ngadepin semua ini, jangan biarin si berengsek itu ngambil semua nya dari lo,lo harus bangkit,oke" ucap Bela sambil terus mengelus rambut raina.
Raina pun mengangkat kepala nya dan menatap mata bela, iyah bela benar ia tidak boleh membiarkan si brengsek itu mengambil semua yang ada di hidup nya.
"makasih bel,lo bener" ucap raina seraya menghapus air matanya dan memeluk bela
🌾🌾🌾🌾
Bel istirahat baru saja berbunyi.
"na lo mau titip sesuatu ga? Gua mah otw kantin nih" tanya bela
"titip chocolate aja deh biasa" ucap raina sambil dengan cengiran kuda nya
Bela sedikit lega raina sudah tidak begitu semenyedihkan tadi
"bego ih gua pake nanya mulu titip apa, padahal tiap yang lo titip itu-itu aja yah" gerutu bela.
Raina hanya terkekeh renyah mendengarnya
"na lo kapan sih ke kantin bareng gua,bawa bekel mulu lo" tanya bela
"kapan-kapan kalo inget" ucap raina tanpa dosa.
"ih dasar, lagi galau aja sempet-sempet nya bikin orang kesel" balas Bela sambil berjalan keluar kelas.
😈😈😈😈
Sesampai nya Bela di ambang pintu kantin sekolah, tiba-tiba ada yang menarik pergelangan tangan nya kepinggir tembok dekat mading, dan bela sangat terkejut ketika tau siapa yang menarik lengan nya tadi,ia samudra menarik tangan nya tadi. Demi apapun bela tidak akan mencuci nya.
Bela masih menatap samudra dengan mata berbinar-binar memandangi setiap inci wajah samudra
Samudra merasa sedikit risih dengan tatapan bela yang terus memperhatikan nya,ia pun berniat langsung menanyakan maksud nya menarik Bela.
"lo teman nya Raina kan?" tanya samudra
Bela mengerjapkan mata nya berulang-ulang, meyakinkan bahwa yang di depan nya ini benar-benar Samudra
"iii-yah kenapa?" tanya bela gelagapan
"Raina kenapa? Gua liat dia hari ini agak murung". Tanya Samudra to the point.
"gua ga bisa bilang langsung sama lo ka, ini tentang masa lalu Raina, cuman Raina yang berhak cerita" ucap Bela
"oke" balas Samudra sambil berlalu berjalan.
"dasar ganteng-ganteng ga tau terimakasih" gerutu Bela
KAMU SEDANG MEMBACA
SAMUDRA(SUDAH TERBIT)
Novela Juvenil'Bagaimana bisa?' Disaat yang lain seolah bersikap hangat Kamu malah sedingin bongkahan es Saat yang lain berusaha menjadi pusat perhatian,kamu malah tidak ingin keberadaan mu ditemukan. Kamu terlihat seperti gunung es yang susah dihancurkan dan saa...