RAINA 3

451 45 4
                                        

"Hallo mbak, orang yang punya ponsel ini mengalami kecelakaan dan mobil nya hangus terbakar, mba siapa nya ya? Mba ini istri korban?". Tanya orang itu

Raina hanya diam mematung mencoba mencerna semua perkataan yang barusan ia dengar, dunia seakan menghitam dan berhenti berputar.

"hallo mba, mba masih dengar saya? Korban sudah di bawa ke rumah sakit melati harap segara kesana ya mba". Ucap orang itu

Namun Raina masih diam dan tak bergeming,

tes..

Satu ait mata nya lolos dari pelupuk mata Raina, ia pun segara sadar dari lamunan nya dan segara pergi dan memesan ojek online

Selama perjalanan Raina tidak pernah berhenti menangis dan menangis mengingat semua nya mengapa terlihat begitu tidak adil untuknya, kenapa harus lagi ia kembali merasa hampir kehilangan Samudra lagi dan lagi

Setelah sampai di rumah sakit ia langsung turun dan histeris sambil berlari di lorong rumah sakit dan segera mencari kamar rawat Samudra, sampai saat ia melihat kedua orang tua nya dan orang tua Samudra di depan sebuah ruang sambil saling menguatkan satu sama lain

Raina berjalan gontai dengan kaki yamg sudah sangat lemas, rambut yang kusut serta mata yang sudah memerah untuk menghampiri ibu nya

"mah Samudra gapapakan mah? Samudra baik-baik aja kan mah? Samudra udah janji mau pergi ke danau bareng aku mah". Ucap Raina lirih sambil menggoyang-goyangkan lengan ibunya

Mamah Raina tidak merespon apapun ia justru memeluk anaknya dengan erat sambil menangis,

"Samudra kecelakaan na, mobil nya hangus terbakar dia mengalami luka bakar yang serius di sekujur tubuh nya". Jelas mamah Raina

Raina pun tidak lagi dapat menahan berat badan tubuh nya sendiri, ia pun duduk tersungkur di lantai rumah sakit yang dingin

Ibu Samudra pun segara memeluk menantu nya tersebut sambil terus menangis,

"na kamu harus kuat untuk Samudra ya, ibu yakin kamu bisa nanti kita tunggu dokter ya sekarang kita berdoa yang terbaik untuk Samudra". Ucap ibu Samudra sambil mengusap rambut Raina

"Kenapa harus aku sih bu? Kenapa di antara miliyaran manusia kenapa aku yang harus ngerasain kehilangan lagi lagi dan lagi". Rancu Raina sambil terus menangis

"na, kamu tau kenapa tuhan milih kamu diantara miliyaran manusia berarti itu tanda nya kamu itu yang paling kuat di antar semua nya". Jelas ibu Samudra

Tidak lama dari ibu Samudra berbicara seperti itu dokter pun keluar dari ruangan Samudra

"pak,bu. Samudra sedang koma, dan kami saran kan untuk membawa nya ke luar negri karena di sana alat-alat nya cukup memadai untuk membantu penyembuhan Samudra nanti nya". Jelas dokter tersebut

"kami akan segera menyiapkan segala sesuatu nya jika Samudra akan di bawa secepat nya". Lanjuta dokter tersebut

"baik dok, lakukan saja apa yang terbaik untuk Samudra agar ia bisa tertolong". Jawab ibu Samudra dengan bergetar

"dok boleh saya melihat suami saya ke dalam?". Tanya Raina

"Boleh, tapi tidak boleh terlalu banyak dulu ya yang masuk". Jawab dokter

Raina berjalan dan membuka pintu, rasa nya ia seperti merasakan ia ada di beberapa tahun kemarin, tahun-tahun di mana ia hampir kehilangan Samudra dan sekarang ia merasakan nya lagi dan itu membuat nya menangis kembali

"ada apa sih sebener nya dra? Ko bisa sampai kaya gini? Aku nunggu kamu di tempat yang kamu janjiin kemarin, tapi kamu malah tidur disini,mana ga ngajak aku pula, dasar curang masa selalu aku yang kamu tinggal". Cibir Raina di samping tubuh Samudra yang mata nya masih setia menutup dan tubuhnya tertutup perban

"dra kamu tau aku punya kado spesial buat kamu di hari pernikahan kita, dan aku mau kamu jadi yang pertama tau ini, tapi kamu malah mau pergi keluar negri". Lanjut Raina dengan nada kesal dan membuat air mata nya semakin deras berjatuhan

"janji ya setelah ini ga ada lagi saling meninggalkan, kamu harus sembuh pulang dan peluk aku yang lama". Ucap Raina lagi yang kini sedang mencium tangan Samudra walaupun tertutup perban

"aku keluar dulu ya, mamah sama ibu kamu nunggu giliran di luar". Ucap Raina lagi sambil menyalami Samudra

Raina pun keluar dari ruangan itu dan lansung memeluk ibu nya

"kamu pulang dulu ya nak, istirahat". Ucap mamah Raina yg disusul anggukan Raina

****

Saat Raina baru saja memegang gagang pintu rumah nya tiba-tiba ada yang memanggilnya

"bu Raina ya?". Tanya orang itu

"kenalkan nama saya haris, saya adalah pengurus asuransi nya pak Samudra, jadi semua biaya di tanggung oleh asuransi kami. Sebelumnya saya mengucapkan kesedihan saya atas kecelakaan yang terjadi terhadap bapak Samudra, maupun jika terjadi sesuatu terhadap ibu, tapi maaf sebelumnya pak Samudra sempat menitipkan surat ini jika terjadi apa-apa terhadap diri nya. silakan dibaca terlebih dahulu

"Hai istri ku sayang, saat kamu membaca ini berarti aku sedang tidak baik-baik saja, padahal aku berharap kamu tidak akan pernah membaca nya, begitu pun aku yang tidak ingin membaca nya. Mungkin nanti kamu akan kesal dan bertanya-tanya mengapa aku tidak mengizinkan kamu ikut pun sebalik nya jika salah satu dari kita terjadi sesuatu yang buruk. Itu karena aku engga mau salah satu dari kita melihat kesedihan satu sama lain tapi tidak bisa berbuat apa-apa, aku ga mau kamu melakukan apa yang dulu kamu lakukan sama aku, menunggu aku dengan penuh harapan tapi aku malah ga bisa inget apapun tentang kamu. Aku mau kita selalu punya hidup yang bahagia bersama ataupun tidak, walaupun mustahil rasanya jika aku harus bahagia tanpa kamu. Kamu jaga diri baik-baik aku bakalan pulang dan baik baik aja".

Air mata Raina terjatuh begitu selesai membaca surat yang di tulis Samudra. Bagaimana bisa Samudra sudah mempersiapkan dan memprediksi apa yang akan terjadi dan dia masih memikirkan diri nya padahal dia sendiri bisa saja sedang di ambang kematian dan mungkin ia tidak lagi bisa bertemu orang-orang yang menyayangi nya, Samudra masih saja memikirkan perasaan dan nasib orang lain.

"terimakasih pak, saya akan memikirkan lagi untuk semua nya. Segera urus semua nya ya pak". Ucap Raina saat sudah selesai dengan lamunan nya

Raina berjalan menyusuri tangga lantai 2 rumah menuju kamar nya dan Samudra.

Ia teringat waktu selesai menikah Samudra menggendong nya sampai sini,  Samudra yang tidak pernah absen memeluk nya sebelum tidur dan mencium nya sebelum berangkat bekerja, Samudra yang selalu menyisirkan rambutnya sebelum tidur.

Tapi kini ia akan dipisahkan oleh jarak dan waktu bahkan mungkin oleh kematian.

****

Raina sedang mengemaskan barang-barang yang akan Samudra bawa ke sana.

Raina berpikir akan tetap ikut kesana, namun sedang bingung memikirkan semua nya tiba-tiba ponselnya berbunyi dan tertera di layar ponselnya

"Dokter kevin"

"halo ada apa dok?". Tanya Raina

"saya turut bersedih Raina atas kejadian yang menimpa Samudra, saya menyarankan untuk kamu tidak ikut kesana, karena kamu tau kehamilan kamu masih muda dan masih rentan sekali". Ucap dokter kevin

Raina baru saja ingin membuat keputusan untuk tetap ikut dengan Samudra, tapi rasa nya ia tidak bisa seegois ini kepada calon anak nya

"baik dok, terimakasih sudah mengingatkan". Jawab Raina

Raina pun menutup telpon nya setelah memberikan salam

"maafin aku dra"

****

SAMUDRA(SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang