9

863 32 0
                                    

Kali ini Alfa mengarahkan pandangannya terhadap Ia. Ia hanya diam sambil menikmati jus jambunya untuk menetralkan tenggorokannya karena ikut tegang setelah mendengarkan kalimat yang keluar dari mulut Icha.

"Kenapa lo diam aja?" Tanyanya yang kali ini sudah membuang tatapan tajamnya.

"Emang maunya aku harus bilang apa. Itu kan Icha yang bilang, berarti memang banyak yang menginginkan kamu untuk berubah." Jawab Ia tanpa mau memandang orang yang mengajaknya bicara.

"Lo mau gue berubah? Tapi menurut gue ada yang aneh sama diri lo." Balas Alfa.

"Aneh gimana?" Ia tanya balik sambil menyudahi meminum jusnya.

"Di sekolah lo keliatan diam, cuek, gak banyak bicara. Tapi kalau udah ada Dani dan Icha , lo bisa tertawa dan tersenyum." Jawab Alfa.

"Terus masalahnya buat kamu apa?" Ia tanya lagi.

Alfa tak menjawab. Alfa merasa ada yang memperhatikan dirinya dengan Ia. Seketika Alfa langsung mengarahkan pandangannya terhadap 2 perempuan yang berdiri jauh dari mereka. Ia yang juga ikut merasakan ikut melihat dimana dua perempuan itu berdiri. Merasa diperhatikan oleh Ia dan Alfa, mereka segera berlalu dari tempat itu.

"Mereka siapa?" Tanya Alfa.

Ia hanya mengangkat bahu tanda tidak mengenal mereka.

"Kalau gue mulai berubah, lo bakal kasih apa?" Tanya Alfa.

"Kok aku yang bakal kasih sesuatu sama kamu?" Tanya Ia balik.

"Kalau gue udah mulai berubah, lo cukup berbagi senyum dan tawa elo aja saat gue ada di dekat elo." Jawab Alfa sambil melihat Ia.

Ia kaget mendengarnya. Tiba-tiba Icha sudah kembali dari toilet. Suasana kembali hening karena Alfa tak melanjutkan kembali bicaranya.

"Ini udah jam delapan lebih, kita pulang ya?" Pinta Icha kepada Ia karena takut akan menerima tatapan tajam lagi dari Alfa.

"Makanan kamu dihabiskan dulu." Balas Ia selesai memasukkan suapan terakhir.

Icha segera menghabiskan makanannya tanpa mau melihat Alfa. Setelah selesai Icha langsung mengajak Ia berdiri.

"Kapan-kapan ganti aku yang traktir. Soal omongan tadi aku minta maaf ya. Kita pulang dulu." Pamit Icha dan langsung menarik tangan Ia untuk pergi dari sana.

Alfa hanya duduk sambil melihat kepergian mereka. Lalu pandangannya mengarah pada kursi yang diduduki Ia. Entah apa yang difikirannya saat ini, tapi menurutnya Ia berbeda dari kebanyakan cewek di luar sana.

Waktunya berangkat sekolah. Kali ini Ia tidak menaiki motornya karena sedang tidak ada di rumah. Ia berdiri di salah satu halte menunggu bus datang. Tiba-tiba sebuah motor berhenti didepannya dan ternyata Alfa.

"Bareng gue aja." Ajak Alfa setelah membuka kaca helm.

"Gak usah, makasih." Balas Ia dengan senyum kecilnya.

Tak lama bus datang. Ia segera naik bersama dengan penumpang yang lain. Bus itu pun berjalan dan Alfa membuntut di belakang. Setelah berkutat dengan jalanan, Ia turun dari dari bus dan langsung berjalan masuk melintasi gerbang sekolah. Ada beberapa murid yang menyapanya satu per satu. Ia membalasnya dengan senyum kecil. Ia berjalan santai saat melintasi koridor-korido kelas. Tiba tiba langkahnya terhenti saat Shila muncul dihadapannya.

"Waaahhh, Ia udah datang. Pagi-pagi gini udah senyum sendiri, sehat gak lo." Katanya.

Ia hanya diam tak membalas.

"Kalau di ajak bicara dibalas donk, jangan diam aja. Kan punya mulut." Lanjutnya.

Ia malas menanggapinya dan langsung melangkah pergi.

ALFA ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang