12

749 22 0
                                    

Setiba disana Ia dan Dani di buat kagum dengan rumah Alfa. Desain rumah yang mewah dan perabotan yang tak kalah mewahnya. Namun kekaguman mereka berhenti tak kala bibi keluar dari dapur dan kaget melihat keadaan tuan mudanya. Dani mendudukannya di sofa dan bibi menuju dapur untuk mengambil kotak obat. Sementara Ia dan Dani kembali melanjutkan rasa kagumnya sambil memperhatikan barang-barang disekitarnya. Dani kali ini mengamati sebuah foto yang terdapat Alfa dan perempuan kecil yang diduga adiknya.

"Kamu punya adik, Al?" Tanya Dani memastikan.

"Iya." Jawabnya singkat.

Kali ini Dani kembali fokus pada dua foto yang berbeda. Dimana ada seorang lelaki di kedua foto tersebut namun kali ini dengan pasangan wanita yang berbeda.

"Ini bokap kamu kok foto sama 2 wanita yang berbeda?" Tanya Dani lagi.

Alfa tak menjawab. Ia yang melihatnya langsung menghampiri Dani.

"Mama kandung dan mama tirinya." Jawab Ia.

"Yang mana mama kandung dan mama tirinya?"

"Mana aku tau." Jawab Ia.

"Waktu gue kelas 3 SMP nyokap meninggal. Bokap nikah lagi. Gue kira mama gue yang baru bakal ngurus gue sama adik. Nyatanyanya dia ngurusin usaha nyokap. Tapi gue masih seneng karena mama baru gue bisa kasih perhatian ke gua dan adik gue." Cerita Alfa.

"Kamu udah tau, Ya?" Tanya Dani berbisik pelan.

Ia menganggukan kepalanya. Mereka pun kembali menghampiri Alfa yang masih duduk sendiri.

"Semenjak nyokap meninggal gue jadi kayak gini karena gak ada yang ngurus gue. Untunya adik gue gak seperti kakaknya, dia akhirnya dekat dengan bibi ketimbang orang tuanya. Gue sama adik itu ibarat anak yang haus akan perhatian kedua orang tuanya." Lanjut Alfa.

Dani yang melihat Alfa bercerita mulai menaruh simpati terhadapnya.

"Meskipun kamu kurang perhatian dari kedua orang tuamu, masih ada diluaran sana yang bisa menerima kamu." Kata Dani dengan bijak.

"Termasuk elo? Bukannya elo gak suka sama gue?" Balas Alfa.

"Di ajak berteman elo gak mau?"

Alfa terdiam dibuatnya karena tak percaya mendengar ajakan Dani. Dani yang melihat Alfa diam lalu menjadikannya jawaban atas ajakannya. Tak lama bibi datang dengan membawa kotak obat.

"Non mau ngobatin den Alfa?" Tanya bibi kepada Ia.

"Ya kali aku bisa, bibi aja lah." Jawab Ia.

"Bi, Ia itu luarnya aja yang cewek banget, tapi hatinya belum cewek sepenuhnya." Sindir Dani.

"Dani.." Kesal Ia.

Alfa dan bibi tersenyum kecil mendengar kalimat yang terlontar dari mulut Dani. Tak lama seorang gadis memasuki rumah dengan wajah datar dan langsung menghampiri kakaknya.

"Kakak bikin ulah apa lagi sih? Kok gak kapok-kapoknya coba. Kalau papa lihat gimana? Kena marah lagi kan." Kesal adiknya dan langsung ke kamar.

"Biasa, adik gue selalu gitu kalau lihat gue kayak gini."

Ia yang tergerak hatinya meminta izin Alfa untuk menemui adiknya di kamar dan Alfa mengizikannya. Setiba di lantai dua, terlihat ada pintu kamar yang terbuka dan terlihat dari luar nuansa biru dan doraemon. Ia memasukinya dan melihat adik Alfa yang duduk di ranjangnya sambil sibuk mengeluarkan isi tasnya.

"Hay." Sapa Ia dengan senyum manisnya.

Adiknya tak menjawab. Ia duduk di ranjangnya.

"Aku Kak Ia, adik cantik namanya siapa?" Tanya Ia mengajaknya berbicara.

ALFA ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang