42

347 14 0
                                    

Setiba didepan restaurant, Caca mengajak Ia masuk karena ingin mengajaknya makan bersama . Ia pun mengangguk. Namun setiba disana ternyata Mama Ira telah menunggu kedatangan Caca bersama teman-teman sosialitanya. Caca & Ia dibuat kaget karena melihat penampilan teman-teman Mama Ira yang mewah dengan barang-barang brandednya. Apalagi Ia yang saat itu hanya mengenakan kaos biasa dan celana panjang langsung dipandang rendah oleh teman-teman Mama Ira.

"Ini lho jeng, gadis biasa yang berhasil membuat Alfa tergila-gila sama dia." Ejek Mama Ira setelah berdiri dari duduknya.

Teman-teman Mama Ira langsung berbisik satu sama lain untuk mencela Ia.

"Mama ngomong apa sih.." Bela Caca dengan nada tinggi.

"Lihat jeng, anak saya saja juga berhasil dia pengaruhi. Mungkin agar terlihat baik didepan Alfa, dia dekatin adiknya juga. Dengan begitu suatu saat dia bisa menghasut Alfa, memelas minta dikasihani. Saat dia meminta sesuatu, pasti apapun akan diberikan oleh Alfa." Kata Mama Ira.

"Tante, kedatangan aku disini hanya untuk mengantar Caca. Jika kedatangan aku disini justru menjadi bahan celaan tante, lebih baik saya pergi dari sini." Balas Ia.

"Kenapa harus pergi? Berarti kamu bukan perempuan kuat? Pantas kalau kamu mendekati Alfa supaya Alfa bisa menjadi pelindung kamu saat kamu dalam bahaya. Bahkan Alfa rela berkorban demi kamu yang hanya anak tukang bengkel." Ujar Mama Ira kasar.

Ia tersenyum kecil mendengarnya. Dia tak mau mengambil pusing kalimat Mama Ira.

"Mama gak boleh ngomong kayak gitu." Potong Caca.

"Caca, seharusnya kamu itu sadar. Teman kamu itu siapa. Dia hanya perempuan biasa yang berasal dari keluarga sederhana dan anak tukang bengkel. Harusnya kamu pandai dalam berteman supaya kamu tidak dimanfaatkan oleh orang yang seperti dia."

"Aku minta maaf jika dengan adanya aku yang berteman dengan kedua anak tante membuat tante merasa terganggu. Tapi jujur aku berteman dengan kedua anak tante tidak ada niatan sedikitpun untuk memanfaatkan mereka. Mungkin menurut Tante aku cuma orang biasa yang gak punya apa-apa. Tapi aku jamin aku gak akan memanfaatkan mereka." Tutur Ia sopan.

Tante Ira justru tersenyum sinis. Akhirnya Ia memutuskan untuk pamit dari sana. Caca ingin ikut dengannya namun Tante Ira justru menahan tangannya. Pergilah Ia dari sana seorang diri dengan menahan kesal karena sudah diejek didepan banyak orang oleh mamanya Alfa.

Baru saja mendekati motornya, Ia kembali dibuat kesal karena melihat ban depannya kempes. Dia terpaksa menuntun motornya untuk mencari tukang tambal terdekat untuk menambah angin. Untung saja tak jauh dari restaurant ada bengkel kecil. Jadi dia tak perlu bersusah payah dijalanan. Dia langsung menghampiri pemiliki bengkel tersebut. Setelah motornya diperiksa ternyata ban depannya bocor. Alhasil Ia harus menunggu disana. Duduk sendirian sambil memandangi motornya yang sedang ditangani oleh bapak pemilik bengkel. Menit berlalu, tiba-tiba ada pengendara berhenti dan meminta tambah angin untuk kedua ban motornya. Namun pengendara itu meminta secara kasar dengan nada membentak. Bapak itu pun dengan sabar melakukan permintaan pengendara tersebut tanpa banyak bicara. Ia yang disana hanya diam. Namun pengendara itu justru memandang Ia seperti teringat sesuatu. Wajahnya tampak kesal setelah mengingat suatu hal lalu melepas helmnya dan langsung mendekati Ia.

"Lo cewek itu kan." Gertak pengendara itu.

Ia terbelalak kaget mengetahui pengendara itu adalah preman yang dihajar Alfa saat Ia menolong seorang ibu.

"Kamu." Balas Ia lalu berdiri.

"Kebetulan banget elo disini, gue mau kasih pelajaran sama elo." Ancamnya.

"Pelajaran apa bang? Masak abang beraninya sama cewek." Jawab Ia sambil menjauh dari lelaki itu yang terlihat mengepalkan kedua tangannya.

"Gara-gara elo, muka gue bonyok. Gara-gara elo juga Alfa udah gak kayak dulu." Lanjut lelaki itu.

Ia semakin berjalan mundur hingga keluar dari bengkel. Sang bapak berniat menghalangi lelaki itu dengan mengatakan jika kedua bannya sudah selesai dan dia bisa pergi. Namun lelaki itu justru mendorong kasar bapak itu dan terus berjalan mendekati Ia.

"Hebatnya elo apasih. Kalau elo pakai hijab gini, elo bisa pengaruhi banyak orang? Iya?" Bentak lelaki itu.

Bentakannya berhasil membuat Ia ketakutan dengan menundukkan kepalanya.

"Munafik lo.." Tutur lelaki itu sambil menampar Ia.

Ia langsung kesakitan dengan memegangi pipinya. Si bapak yang melihatnya langsung dibuat kaget dengan sikap pengendara itu.

"Lo itu gak pantas dikasihani." Kata lelaki itu sambil mendekati Ia.

Ia kali ini memberanikan diri mengangkat wajahnya dan melihat lelaki yang saat ini ada didepannya. Namun justru tatapan Ia membuat lelaki itu kesal. Dengan kasar dia mendorong Ia hingga ke jalanan. Ia yang sudah ada di jalan dibuat kaget karena ada mobil sedan merah yang sedang melaju mengarah kepadanya. Dia memejamkan matanya karena berfikir pasti akan terjadi sesuatu pada dirinya. CIIIIITTTTTTTTT.. Pengemudi mobil itu langsung mengerem kuat saat mengetahui ada gadis yang hampir dia tabrak. Menyadari dirinya selamat, Ia langsung mengucap syukur dan tersenyum kepada si bapak yang ternyata ikut mengkhawatirkannya. Tak lama pengemudi itu turun. Ia terbelalak kaget ternyata pengemudi itu adalah Alfa. Alfa langsung mendekati Ia dengan perasaan khawatir.

"Elo gak papa?" Tanyanya.

"Gak papa." Jawab Ia dengan senyum kecilnya.

Alfa langsung memandang kepada seseorang lelaki yang berdiri di depan bengkel. Lelaki itu justru mendekati mereka.

"Alfa, gimana kabar elo?" Tanya lelaki itu sok akrab.

"Bayu.. elo lagi. Gak kapok waktu itu gue udah hajar elo karena elo coba cekik dia." Balas Alfa.

"Emang spesialnya cewek ini apa sih? Sampai elo hajar gue tanpa ada rasa kasihan padahal gue temen elo sendiri." Kata Bayu yang mulai terpancing emosi.

"Temen gue banyak, anak punk, geng motor, preman jalanan dan masih banyak lagi. Tapi kalau gue tau salah satu dari mereka mencoba menyakiti dia, bakal habis dia. Tanpa pengecualian, dan termasuk elo." Jelas Alfa dengan mata tajamnya.

Bayu melayangkan kepalan tangannya namun Alfa berhasil menahan dengan tangannya. Karena melihat kepalan tangannya ditahan Alfa, Bayu pun mendorong Ia dengan tangan satunya hingga terjatuh. Alfa langsung melepas tangan Bayu dan menghampiri Ia. Saat Alfa mengulurkan tangannya untuk membantu Ia berdiri, justru Bayu menampiknya kasar.

"Gue kesel lihat elo udah berubah kayak gini, tapi gue makin kesel lihat elo perhatian sama cewek ini." Ujar Bayu sambil menunjuk ke arah Ia.

Alfa yang melihatnya kesal. Ia pun berdiri dari jatuhnya. Alfa yang semakin kesal dan tidak mau main tangan di depan Ia, langsung menarik lengan Ia dan memintanya masuk ke mobilnya. Ia menolak namun Alfa langsung membukakan pintu mobilnya dan meminta Ia masuk. Setelah Ia masuk, Alfa melayangkan bogemnya tepat di pipi kiri Bayu. Bayu yang membalasnya namun Alfa berhasil mengelak dan berhasil memukul wajah Bayu untuk kedua kalinya. Melihat Bayu yang marah, Alfa memilih masuk ke mobilnya karena tak mau semakin memanas. Alfa melajukan mobilnya bersama Ia yang duduk disampingnya. Namun Alfa melihat kaca spion dan ternyata Bayu mengejarnya. Alfa melajukan cepat mobilnya karena tak mau memperpanjang masalah dengan Bayu.

"Alfa, jangan kencang-kencang." Pinta Ia.

"Elo tenang aja, gak bakal terjadi apa-apa." Balas Alfa sambil fokus menyetir.

"Tapi aku takut."

Alfa memandang Ia sebentar untuk melihat Ia yang memang saat itu ketakutan, lalu Alfa fokus ke depan.

"Lihat ke bawah atau pejamkan mata elo." Jawab Alfa dengan lembut.

ALFA ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang