Suatu sore Alfa mengajak Ia & Dani untuk datang ke taman sekedar untuk berlari sore. Alfa yang sudah berniat untuk berubah menjadi lebih baik ingin memiliki hidup sehat. Alfa duduk sendirian dengan memainkan ponsel hingga akhirnya yang di tunggu datang juga.
"Lama banget sih." Keluh Alfa.
"Baru datang aja kamu kayak gitu. Kalau gitu aku sama Ia balik aja deh." Balas Dani.
"Jangan lah, gak mau dukung gue apa kalau gue mau berubah."
"Oh ya, kenapa kamu gak mau kita ajak Icha?" Tanya Dani.
"Iya kali gue mau, kalau gue di dekat dia, dianya aja kayak gitu. Bukan sombong atau gimana, gue akui gue ganteng tapi maaf kalau ada cewek yang kayak dia, guenya risih."
Ia dan Dani terlihat nyengir bersama sambil saling melirik setelah mendegar kalimat Alfa yang begitu percaya diri.
"Eh bentar, denger kalimat kamu tadi, aku jadi kebelet nih, aku pamit buang air kecil dulu. Kalian pemanasan aja dulu." Ucap Dani tanpa menunggu balasan dari mereka.
"Kapan-kapan main donk ke rumah?" Pinta Alfa.
"Okey, sama Dani ya."
"Kenapa sama Dani, elo sendiri kesana juga berani kan."
"Emangnya kenapa harus sendiri?" Tanya Ia tak mengerti.
"Emmmm,, biar gak menyusahkan dia aja. Caca pengen main sama kamu." Jawab Alfa.
Tak lama segerombolan anak jalanan menghampiri mereka.
"Lo ngapain kesini?" Tanya Alfa yang tak suka melihat kehadiran mereka.
"Kebetulan gue tadi cuma lewat, lihat motor elo disini gue berhenti. Kenapa? Soalnya gue dapat info dari anak-anak kalau elo udah berubah dan jarang datang lagi ke bengkel. Gue penasaran donk. Ya udah gue nyari elo dan akhirnya ketemu. Apalagi elo sama dia." Jelas lelaki itu panjang lebar dan di akhiri lirikan nakal kepada Ia.
Ia mengenal lelaki itu, lelaki yang mengganggunya waktu dia mengantarkan dompet Alfa.
"Udah pergi sana." Usir Alfa.
"Oh, jadi elo ngusir gue, padahal gue mau ajak dia kenalan baik-baik lho."
"Gak usah." Alfa mulai emosi.
"Perkenalkan, nama gue Boris." Ucap lelaki itu sambil mengulurkan tangan kepada Ia.
"Kalau gue bilang gak usah ya gak usah." Kata Alfa kesal sambil mendorong tangan Boris.
"Lo kok gitu sih, padahal niat gue baik lho. Gue gak mau nyari gara-gara sama elo tapi kenapa elo yang justru bikin gara-gara." Boris terpancing emosi.
Mereka saling mendekat dan saling bersiap dengan pukulan mereka masing-masing. Teman-teman Boris bersorak untuk memberi dukungan kepadanya. Disaat mereka sudah bersiap untuk berkelahi, tiba-tiba Ia berdiri diantara Alfa dan Boris berniat melerai mereka. Ia tak suka jika ada orang berkelahi dan saling memukul.
"Berhenti." Lerainya.
"Lo gak usah ikut-ikutan, biar ini jadi urusan gue sama Boris." Kata Alfa.
"Kalian berantem hanya gara-gara hal yang gak jelas."
"Tapi jelas-jelas dia buat gue marah, gue gak suka." Balas Alfa dengan nada tinggi.
"Elo yang sering deket sama dia aja sering dibentak, apalagi kalau elo udah jadi pacarnya dia, gue yakin elo pasti udah kenyang sama bentakan Alfa."
"Ngomong apa sih elo." Alfa tersulut emosi dan bersiap melayangkan pukulannya.
"Alfa jangan." Pinta Ia.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALFA ✔️
Fiksi RemajaAlfa Danendra, murid terkenal disekolahnya karena sikap badboynya dan wajah tampannya. Sering membuat onar dan membuatnya tidak memiliki banyak teman. Hingga akhirnya perkenalannya dengan seorang gadis mulai membuatnya berubah. Entah karena paksaan...