10

820 26 0
                                    

Malam hari di rumah , Ia dan ayah sedang bersantap bersama. Sang bibi meletakkan pisang goreng yang baru selesai diangkat dari wajan.

"Waahh, enak ini." Kata Ia yang baru melihatnya.

"Dimakan saja belum masak sudah bilang enak." Balas Bibi.

"Aku udah tau rasanya meskipun baru melihatnya."

Bibi tertawa kecil melihatnya.

"Ayo makan bersama, Bi." Ajak Ayah.

"Nanti saja, Pak. Saya pamit keluar sebentar." Pamit Bibi lalu pergi keluar.

Baru beberapa menit bibi keluar, dia masuk kembali.

"Ia, ada yang mencari kamu." Kata Bibi.

"Siapa?" Tanya Ia.

"Bibi gak tanya namanya, tapi dia cowok, ganteng." Balas Bibi.

Seketika Ia dibuat tegang mendengarnya, apalagi ayahnya menatapnya dengan tatapan mencurigakan.

"Siapa Ia?" Tanya ayah penasaran.

"Ia gak tau, Ia keluar dulu ya, Yah." Balas Ia dengan senyum kecil yang terlihat dipaksakan.

Sang ayah mengangguk lalu Ia berdiri dan keluar. Setiba di teras rumah Ia dikagetkan dengan kehadiran Alfa yang dengan posisi duduknya.

"Ngapain kamu kesini?" Tanya Ia diiringi perasaan cemas.

"Gue cuma mau main." Jawabnya datar.

"Tapi gak harus malam juga." Balas Ia dengan mengepalkan tangannya.

"Siapa Ia?" Tanya ayah yang ikut keluar.

Ia kaget mendengar suaranya, kali ini rasa takutnya berkecamuk.

"Teman Ia, Yah." Jawab Ia dengan senyum kecil.

Ayahnya memperhatikan penampilan Alfa saat ini, mengenakan jeans hitam dan jaket hitam serta rambut yang tertata rapi.

"Namanya siapa?" Tanya Ayah kepada Alfa.

"Alfa, om." Jawab Alfa.

Sang ayah ikut duduk disamping Alfa. Ia yang melihatnya terperanjat kaget.

"Ada keperluan apa malam-malam begini main ke rumah Ia?" Tanya ayah diiringi senyum kecil.

Alfa terdiam setelah mendengar nada bicara dan senyum dari ayah Ia. Dia bisa merasakan ketenangan dari seorang pria yang ada dihadapannya yang sudah lama tidak dia dapatkan dari papanya sendiri.

"Hanya ingin main aja, Om." Kata Alfa setelah tersadar dari diamnya.

"Bukannya saya tidak suka Alfa main saat ini, tapi ini sudah malam. Alfa bisa main kesini saat masih pagi atau siang. Saya tidak melarang teman Ia bermain, hanya saja lebih baik jangan berkunjung saat malam." Tutur ayah.

Alfa menganggukkan kepalanya. Ia yang melihat ayahnya menasehati Alfa dengan lembut tersenyum kecil. Ia merasa lega dan tenang.

"Tapi saya bisa bicara dengan Ia sebentar?" Pinta Alfa.

Ayah mengganguk. Alfa pun berdiri dan menghampiri Ia.

"Maaf kalau gue udah ganggu elo malam ini. Gue cuma pengen main aja, dari pada gue bikin onar dijalan mending kesini. Lagian dari murid yang gue kenal, gue cuma tau rumah elo. Gue jadi mikir, kalau gue berubah papa gue pasti seneng menerima gue. Sama kayak ayah elo yang bisa menerima penampilan gue yang kayak gini terus ngajakin gue ngobrol." Jawab Alfa.

"Haahhhhh.. ok ok. Sekarang udah malam, pulang ya. Please." Ia memohon.

Alfa mengangguk, Alfa pun berpamitan dan langsung pergi.

ALFA ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang