68 (ENDING)

1.5K 22 3
                                    


Setiba di rumah Alfa, Ia dan Dani langsung memasuki ruang tamunya setelah dipersilahkan masuk oleh Bi Sarti. Mereka dibuat terkejut karena melihat Alfa sedang duduk dengan menaruh kakinya di atas meja dan sibuk memainkan ponselnya.

"Lo kok disini, harusnya istirahat di kamar." Kata Dani.

"Suka-suka gue donk. Gue juga udah sehat kali." Balas Alfa setelah menyadari kedatangan mereka.

"Alfa.." Panggil Ia.

"Iya.." Jawab Alfa sambil menurunkan kakinya.

"Supaya bekas memarnya cepat ilang, sering kompres pakai air dingin ya." Pesan Ia.

Alfa memegangi wajahnya sendiri, tak lama menganggukkan kepala.

"Rumah elo masih sepi aja." Kata Dani sambil duduk.

"Setidaknya sepinya rumah gue masih ada penghuninya. Dari sepinya kuburan yang justru bikin orang ketakutan." Balas Alfa setelah menaruh ponselnya di meja.

Entah kenapa saat Alfa dan Dani baru bertemu, pasti ada perdebatan kecil diantara mereka.

"Boleh lah.. boleh lah." Kata Dani sambil menyandarkan bahunya disofa empuk Alfa.

"Besok kan udah sekolah. Kamu serius belajarnya karena bentar lagi ujian semester 1." Tutur Ia.

"Iya, gue akan belajar serius kok. Sama seperti seriusnya gue yang akan membuktikan sama elo kalau cuman elo cewek yang akan gue perjuangkan." Balas Alfa dengan gombalannya.

"Yeeee.. baru kelas dua, udah mau serius aja. Fokus sekolah, Al. belajar gombal darimana sih elo kok kayak gitu." Timpal Dani.

Alfa yang kesal langsung melempar salah satu bantal disofa itu ke arah Dani. Dani dengan sigap menangkapnya agar bantal tak menimpuk wajahnya. Hal tersebut langsung mengundang tawa Ia yang duduk menjauh dari mereka.

Pagi di sekolah. Sebagain murid mulai berdatangan dengan semangat belajarnya. Tak jarang mereka memilih menunggu di beberapa tempat halama sekolah menunggu teman yang lain datang. Ada pula yang langsung menuju kelasnya. Bahkan ada yang masih berdiri di parkiran dan berbincang kecil disana. Ia baru turun dari motornya. Baru beberapa langkah dari parkiran, Icha menghampirinya. Mereka berjalan beriringan sambil berbincang kecil. Tak lama Dani memanggil dari belakang dan meminta mereka untuk berhenti. Ia dan Icha berhenti lalu menunggu Dani mendekat. Mereka bertiga pun berjalan beriringan. Tak lama Alfa ikut bergabung dengan mereka setelah menunggu sendirian sambil menyandarkan bahunya di dinding sekolah.

"Bentar, Al." Kata Dani yang sukses membuat langkah ketiganya terhenti.

"Apa?" Tanya Alfa bingung.

"Muka kamu udah baik aja?" Tanya Dani heran sambil memutar-mutar wajah Alfa dengan menggoyangkan dagu Alfa.

"Biasa aja kali." Kata Alfa sambil membuang tangan Dani.

Ia dan Icha kompak tersenyum geli melihat tingkah kedua lelaki itu.

"Anak pintar. Saran dari Ia akhirnya kamu lakukan juga. Muka kamu udah mulai gantenglah. Sebelas dua belas sama muka aku meskipun masih gantengan aku." Tutur Dani.

Hal itu langsung mengundang gelak tawa Ia dan Icha. Dilihat dari manapun, jelas Alfa lebih tampan daripada Dani.

"Sebagai sahabat yang baik, aku akan antar kamu sampai ke kelas." Lanjut Dani.

"Terserah lah elo mau ngomong apa." Kata Alfa sambil berjalan meninggalkan mereka.

"Yaahh, aku di tinggal. Ia, aku minta izin buat antar dia ya." Kata Dani kepada Ia.

Ia hanya tersenyum kecil. Tak lama Dani melangkah cepat mendekati Dani. Kali ini Dani berhasil menyamakan langkahnya dengan Alfa karena berdiri tepat disampingya.

"Dani.." Panggil Ia.

"Apa?" Tanya Dani tanpa menoleh.

"Jangan dekat-dekat." Jawab Ia.

Dani yang merasa bingung dengan jawaban Ia langsung menghentikan langkahnya, begitu pula Alfa. Dani dan Alfa kompak berbalik badan.

"Kenapa?"

"Punya aku tuh." Jelas Ia diakhiri senyum kecilnya.

Alfa yang mendengar jelas langsung menyambutnya dengan senyuman.

"Haaaa...." Respon Dani karena tak percaya mendengar kalimat itu terucap dari bibir sahabatnya.

Ia hanya tersenyum melihatnya. Sementara Icha yang merasa diabaikan hanya bisa mengembungkan pipinya. Dani melirik sebentar Alfa, tak lama dia mendorongnya hingga ke dinding. Setelah puas Dani memilih kabur meninggalkan Alfa. Merasa kesal Alfa langsung mengejar Dani yang mulai menjauh darinya. Sementara Ia menarik Icha untuk melanjutkan langkah mereka. Entah mendapat keberanian dari mana, Ia akhirnya bisa mengungkapkan isi hatinya. Dia hanya bisa senyum-senyum sendiri mengingat kejadian barusan.

"Aku hanya gadis biasa yang ingin berpenampilan baik. Dengan berhijab, mungkin bisa menutupi sebagian kekuranganku. Tapi aku tak bisa menyembunyikan perasaanku. Hatiku mungkin mulai merasa nyaman dengan kehadirannya. Namun aku akan berusaha memegang prinsipku. Munafik, mungkin iya. Dan bohong jika aku tidak menaruh rasa kepadanya."

Tutur Ia didalam hati sambil mengukir senyum kecilnya. Ia sadar jika dengan kehadiran Alfa mampu membuatnya merasa nyaman. Namun dengan penampilannya yang berhijab, dia tidak mau menukarnya hanya untuk mendapatkan seseorang lelaki. Dia masih memegang prisipnya. Ingin menjadi anak sholehah dan tak mau pacaran. Dia percaya jika jodoh, rezeki dan maut telah diatur. Namun dia hanya sebagian dari gadis remaja yang juga memiliki harapan untuk jodoh seperti apa yang ingin Ia nantikan.

*SELESAI*


*sekian cerita dari saya, mohon maaf jika kurang menarik .
insyaallah saya akan datang dg cerita yg lebih menarik hingga membuat anda kembali tertarik :)


ALFA ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang