23

550 19 0
                                    

Sepulang sekolah Alfa menunggu Ia di depan kelasnya. Karena masih kesal dengan sikap Alfa waktu istirahat, Ia hanya berlalu begitu saja tanpa mau melihat Alfa. Icha yang dibelakang berniat ingin menyapa, namun karena Ia sudah mulai menjauh Icha menyusul Ia. Alfa berniat mengejarnya namun tangannya ditarik Dani. Alfa berhenti.

"Penampilan kamu mungkin udah berubah, tapi percuma aja kalau cara kamu bersikap dan berbicara masih sama seperti sebelumnya. Gimana Ia mau deket sama kamu, kamunya aja masih kayak dulu." Cerama Dani.

Alfa tak membalas dan langsung membuang muka dari Dani.

Baru saja mengendari motornya dari parkiran, Alfa berhenti tiba-tiba di gerbang sekolah. Dia melihat Ia yang masih duduk di atas motornya sedang berbincang dengan lelaki berseragam yang sama yang juga duduk di motornya. Terlihat ada obrolan kecil diantara mereka. Lelaki itu tampak menceramahi Ia dan Ia mengangguk patuh. Tak lama Ia melempar senyum kepada lelaki itu. Alfa kesal melihatnya. Kemudian la mengendarai kembali motornya dan lelaki itu membuntut di belakangnya. Alfa memukul kasar pada stang motornya.

Sore harinya Ia berlari di taman dekat rumahnya. Jika memang ada waktu luang pasti dia sempatkan untuk berlari untuk dua puluh menit mengitari taman. keringat mulai menetes dan ia perlambat langkahnya. Akhirnya dia berjalan santai sudah lelah berlari. Langkahnya terhenti tak kala ada tiga lelaki menghadangnya.

"Elo temennya Alfa kan." Panggil salah satu dari mereka dengan kasar.

"Iya." Jawabnya singkat.

"Gara-gara elo , Alfa sekarang jarang ke bengkel. Biasanya dia kesana tiap hari, tapi sekarang udah enggak. Lo siapanya dia sih, sampai dia berubah drastis kayak gitu." Kata lelaki itu sambil mendekat.

Ia berjalan mundur.

"Dia biasanya enak diajak jalan kemana, mampir kemana, nongkrong dimana. Sekarang susah banget ngajak dia jalan." Kesal lelaki itu sambil mendorong kasar Ia.

Ia langsung terjatuh dan menahannya dengan tangan agar tubuhnya tidak ikut menyentuh tanah. Lelaki itu justru mendekat dan menendengang tangan kanan Ia. Alhasil tubuh Ia terjatuh ke tanah. Tanpa ada basa-basi lelaki itu menginjak telapak tangan Ia.

"Aaaaa......" Ia teriak kesakitan karena lelaki itu menginjaknya dengan kuat.

Lelaki itu tersenyum puas melihat Ia kesakitan. Tak lama Alfa datang dan langsung meninju tepat di wajah lelaki itu.

"Brengsek lo." Umpat Alfa dan langsung memegang kerah lelaki itu.

"Kenapa? Elo gak suka gue sakitin dia? Emang dia siapa elo?" Ejek lelaki itu dengan senyum.

Alfa memukul habis lelaki itu dan kedua temannya hanya menyaksikan tanpa ikut campur. Ia yang tampak kesakitan setelah mengelus-elus tangan kanannya langsung kaget melihat Alfa yang membabi buta memukul temannya itu. Darah keluar dari hidung lelaki yang dihajarnya tetapi Alfa tidak berhenti.

"Alfa udah, berhenti." Pinta Ia masih dengan posisi duduknya.

Alfa tak menggubris dan masih melampiaskan kekesalannya.

"Alfa berhenti.." Teriak Ia yang sukses menghentikan Alfa.

Alfa melihat Ia yang kesakitan, namun pandangannya terfokus pada mata Ia yang sudah berair. Alfa mendorong kasar lelaki itu dan mendekati Ia.

"Elo kenapa?" Tanya Alfa cemas sambil duduk.

Ia diam tak menjawab.

"Tangan elo sakit ya?" Tanyanya lagi.

"Bukan itu, aku gak suka kamu kayak gitu." Keluh Ia tanpa melihatnya.

"Emang dia siapa elo? Yang gue pukul dia tapi kenapa elo kayak gini?"

ALFA ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang