Hari Minggu tiba, kali ini Caca meminta Ia untuk bermain ke rumah dikarenakan rumah sepi seperti hari-hari biasanya. Ia tiba disana dengan diantar Ian karena motornya ada di bengkel. Ian pamit pergi untuk bekerja dan sepulang dari sana akan dijemput kembali. Mereka pun berpisah, Ia langsung masuk saat gerbang sudah dibukakan oleh satpam yang sudah mengenal dirinya. Bi Sarti mempersilahkan masuk karena Caca sudah menunggu di ruang tengah sambil memainkan ponselnya. Senyum sumringah Caca menyambut kedatangan Ia.
"Apa kabar cantik?" Sapa Ia dan langsung duduk di samping Caca.
"Baik, kakak sendiri?" Caca balik tanya.
"Sama baiknya. Sepi banget rumah kamu, pada kemana semua?"
"Papa sama mama pergi ada acara, Kak Al ke bengkel buat service motornya. Aku disini kesepian gak ada temannya." Jelas Caca.
"Kasihan, enaknya weekend ini main apa ya?" Tanya Ia.
"Masak yuk, Kak." Ajak Caca.
"Haaa.." Ia kaget mendengarnya.
"Kenapa?"
"Eng..enggak. emang kamu bisa masak?" Tanya Ia.
"Kalau cuma potong-potong mah aku bisa, kakak mau kan?"
Ia tersenyum kecil lalu Caca langsung berdiri dan menarik tangan Ia menuju dapur.
Setiba di dapur sudah ada Bibi yang sedang duduk santai sambil meminum teh karena pekerjaannya telah selesai.
"Non Caca sama Mbak Ia mau ngapain kesini?" Tanya Bi Sarti melihat kedatangan mereka.
"Mau masak." Jawab Caca antusias.
"Mbak Ia mau masak?" Tanya Bi Sarti.
"Iya, emang kenapa?" Caca tanya balik.
"Enggak papa, Non." Jawab Bi Sarti.
Bi Sarti menatap Ia dengan tatapan yang sulit diartikan karena dia tidak yakin gadis yang bersama Caca ini bisa memasak. Ia yang merasa diperhatikan hanya membalasnya dengan senyum kecil.
"Bibi bantu masak ya, sekalian untuk menu makan siang nanti." Lanjut Bibi.
"Baiklah." Jawab Caca sambil tersenyum.
Bi Sarti pun mengeluarkan sayur dan lauk dari dalam kulkas. Caca tampak membantu memilih jenis sayuran apa yang akan dimasak nanti namun Ia hanya berdiri sambil menaruh sayur pilihan Caca di atas meja. Mereka bertiga mulai mengupas dan memotong sayuran. Caca mencuci sayuran begitu bersemangat hingga air westafel mengenai bajunya.
"Non, jangan main air. Non Caca kan bilangnya mau cuci sayur, kenapa bajunya malah ikut basah." Kata Bibi menghampirinya karena melihat Caca yang tak kunjung selesai.
"Sebelum dimasak, kol nya harus mandi dulu Bi. Biar bersih."
"Ya ampun,Non. Masak iya kol harus mandi dulu sebelum di masak." Balas Bi Sarti meladeni lelucon Caca.
"Dari pada bibi yang udah siang begini tapi belum mandi." Ejek Caca.
Bi Sarti kesal mendengarnya dan Ia tertawa kecil melihat.
"Non Caca dulu yang mandi, bajunya sudah basah lho. Bibi mandinya nanti saja kalau sudah selesai masak." Kata Bibi.
"Bibi mah banyak alasan, bilang aja mandinya nanti sore." Balas Caca sambil selesai mencuci.
Caca menghampiri Ia yang masih mengupas bawang merah.
"Kak Ia kenapa?" Tanya Caca melihat mata Ia mulai berair.
"Gak tau nih, dibuat mewek sama obrolan kamu dan Bi Sarti."
"Ih kakak. Kan baru 3 biji, masak udah mau nangis. Jarang pegang bawang ya di rumah?" Tanya Caca penuh curiga.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALFA ✔️
Teen FictionAlfa Danendra, murid terkenal disekolahnya karena sikap badboynya dan wajah tampannya. Sering membuat onar dan membuatnya tidak memiliki banyak teman. Hingga akhirnya perkenalannya dengan seorang gadis mulai membuatnya berubah. Entah karena paksaan...