Pagi menyapa, Alfa yang baru turun langsung mengarah ke meja makan namun hanya minum susu. Mama menyapanya namun tak mendapat dari tanggapan dari Alfa. Papa memperingatinya untuk membalas sapaan mamanya, namun Alfa mengacuhkannnya dan langsung pergi setelah minum susu.
Setiba di sekolah, Alfa langsung mendatagi kelas Ia. Dia ingin meminta maaf. Namun justru dia tak menemukan batang hidungnya. Dani menghampiri Alfa yang masih berdiri di dekat pintu.
"Ngapain elo kesini?" Tanyanya ketus.
"Dia mana?" Alfa tanya balik.
"Dia siapa?" Dani tanya balik.
"Sahabat elo." Jawab Alfa datar.
"Dia gak masuk hari ini. Ikut olimpiade sains mewakili sekolah kita. Jadi kalau elo mau ketemu sama dia, tunggu besok aja." Jelas Dani.
Alfa langsung pergi dari sana.
"Hei, datangnya baik, perginya juga harus baik donk. Masak gue sebagai pemilik kelas gak elo hargai." Teriak Dani yang tak suka dengan sikap Alfa.
Alfa berhenti, menoleh ke belakang sebentar dan melanjutkan langkahnya.
Pulang sekolah Alfa langsung mendatangi rumah Ia. Berharap Ia sudah pulang. Namun Alfa justru bertemu dengan Bi Asih. Bi Asih berkata jika Ia mungkin akan pulang malam karena masih ada keperluan lain. Alfa pun pamit dan pergi dari sana.
Malam harinya Alfa duduk di ruang TV. Ponselnya berdering dan diangkatnya. Ternyata salah seorang temannya memintanya untuk berkumpul bersama di suatu tempat.
"Kalau gue gak mau ya gak mau." Bentak Alfa kepada seseorang.
Alfa langsung mematikan secara sepihak. Tak lama mamanya menghampirinya. Berniat untuk meminta maaf. Namun Alfa langsung berdiri sebelum mamanya duduk di dekatnya. Alfa langsung menyelonong pergi ke lantai dua dan meninggalkan mamanya yang terlihat begitu kecewa. Papanya yang sudah mengetahui cerita sebenarnya langsung menghampiri istrinya dan mengelus pelan pundaknya.
Hari berganti, Ia sedang berjalan santai menuju kelasnya. Diaberhenti tak kala Alfa menghalangi langkahnya. Ditatapnya lelaki yang ada didepannya, namun Alfa hanya diam tanpa berkata.
"Aku mau lewat." Kata Ia sambil sedikit senyum.
Alfa tak menjawab dan tak merubah posisinya. Beberapa murid yang baru datang langsung memperhatikan keduanya. Ia yang merasa risih langsung pergi dan mengambil sisi lain yang tidak dihalangi Alfa. Baru beberapa langkah, Ia kembali berhenti karena Alfa menarik lengannya. Tatapan mereka saling bertemu. Namun Ia segera memalingkan wajahnya karena beberapa murid yang melintas saling memperhatikan mereka berdua. Ia menarik lengannya namun tidak berhasil. Alfa masih mencekalnya. Dia coba untuk kedua kalinya namun hasilnya tetap sama. Justru Alfa semakin mencekalnya erat.
"Sakit, Al." Kata Ia yang mulai merasakan sakit pada lengannya.
Alfa pun melepas lengan Ia. Tak butuh waktu lama Ia pergi dari sana dan Alfa hanya diam dengan memperhatikan punggung Ia yang mulai menjauh darinya.
"Gue minta maaf." Teriak Alfa.
Seketika langkah Ia terhenti setelah mendengarnya. Ia diam tanpa menoleh ke belakang.
"Gue minta maaf atas semua yang udah gue perbuat sama elo. Gue minta karena gak mau percaya sama omongan elo. Gue minta maaf Ia.." Lanjutnya dengan masih berteriak.
Ada senyum kecil muncul di bibir Ia. Alfa meminta maaf kepadanya dan untuk pertama kalinya Alfa memanggilnya dengan nama. Tak lama Ia sadar jika dirinya menjadi pusat perhatian di koridor itu karena teriakan Alfa. Senyumnya langsung pudar karena merasa malu mendapat tatapan dari beberapa pasang mata. Ia memberanikan diri berbalik badan dan melihat Alfa yang masih berdiri di tempat yang sama.
"Makasih." Balasnya tanpa bersuara namun di iringi senyum kecil.
Alfa yang melihatnya dibuat bingung. Meskipun tidak terdengar suaranya namun terlihat jelas dari gerakan bibirnya jika Ia mengucapkan terima kasih kepadanya. Akhirnya Ia pun melanjutkan langkahnya dan pergi dari sana.
Baru saja tiba di kelas, Icha langsung mengajak Ia ke kantin. Ia terpaksa mengikuti. Dani pun juga ikut ke kantin meski tak ada ajakan. Saat hendak keluar kelas, langkah mereka terhenti karena melihat Alfa yang berdiri di depan mereka.
"Bisa minggir gak? Kita mau lewat nih." Kata Dani yang ada dibelakang Ia dan Icha.
"Gue minta maaf." Kata Alfa lembut kepada Ia.
Dani yang diacuhkan hanya mendengus kesal. Sementara Ia mengangguk pelan sambil tersenyum.
"Gue akui gue yang salah." Lanjut Alfa.
"Makasih ya." Tutur Ia.
"Buat apa?" Tanya Alfa.
"Terima kasih karena udah percaya sama aku." Jelas Ia diakhiri senyum kecil.
"Oh.. ceritannya udah pada baikan. Syukur deh." Celoteh Dani.
Icha yang sedari tadi diam kini menatap bingung ke arah Dani.
"Kok bilangnya baikan. Emang marahannya mereka kayak orang pacaran?" Kata Icha.
Dani yang bingung mau bilang apa hanya mengedarkan pandangannya ke segala arah. Sementara Ia dan Alfa yang mendengarnya hanya saling diam.
Di kantin, Alfa sudah bergabung bersama Ia, Icha dan Dani dalam satu meja. Hubungan Ia dan Alfa benar-benar membaik. Alfa sudah mengakui kesalahannya dan Ia menerimanya dengan senang hati. Mereka saling berbincang satu sama lain meskipun terlihat Icha yang sering bercerita. Ia yang menganggapnya lucu langsung tertawa lepas, berbeda dengan Dani yang hanya manyun karena tak mengaggap lucu. Alfa yang menyimak hanya diam sambil tersenyum sendiri karena akhirnya bisa melihat Ia senyum dan tertawa lepas sedekat ini. Namun senyumnya hilang tak kala melihat Andi yang berjalan seorang diri melintasi mereka. Alfa melihat dengan jelas jika Andi melirik Ia dan Ia tidak menyadarinya. Andi yang mendapat tatapan tajam dari Alfa segera berlalu dari sana.
Selesai dari kantin Alfa masih bersama dengan Ia, Icha dan Dani hingga sampai di depan kelas XI IPA 2 . Mereka yang menyadari Alfa masih mengikuti mereka akhirnya memutuskan berhenti di depan pintu.
"Ini didepan kelas kita lhoo. Kamu mau masuk?" Kata Dani.
Alfa tak membalas dan hanya meliriknya sekilas.
"Ntar pulang sekolah, gue tunggu di parkiran ya." Kata Alfa kepada Ia.
"Hari ini aku bareng Kak Ian, kamu langsung pulang aja." Balas Ia.
Tiba-tiba Andi datang dan menerobos mereka sambil membawa beberapa berkas.
"Andi bawa apa ya?" Tanya Icha sambil memperhatikan Andi hingga duduk di bangkunya.
"Mungkin data OSIS." Jawab Dani asal.
Entah kenapa Alfa yang terlihat gelisah setelah berpapasan dengan Andi.
"Kenapa, Fa? Belum kerjain PR ya?" Kata Dani.
"Enak aja. Senakalnya gue, gue pasti kerjain PR gue meskipun selesainya di sekolah." Jawab Alfa yang terima dikatakan seperti itu.
Dani tersenyum mendengarnya karena Alfa menjawabnya dengan serius.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALFA ✔️
Fiksi RemajaAlfa Danendra, murid terkenal disekolahnya karena sikap badboynya dan wajah tampannya. Sering membuat onar dan membuatnya tidak memiliki banyak teman. Hingga akhirnya perkenalannya dengan seorang gadis mulai membuatnya berubah. Entah karena paksaan...