20

566 25 0
                                    

Jam istirahat di kantin, Ia hanya memesan es jeruk karena ingin menyantap bekal pemberian Alfa. Icha ikut antusias untuk mencicipinya. Baru saja dibuka dan isinya nasi goreng yang langsung membuat Icha begitu bersemangat untuk mencicipinya. Berbeda dengan Ia yang hanya menggeleng-geleng kepala melihat sikap Icha. Saat mereka bersiap dengan sendoknya, tiba-tiba Shila datang dan langsung mengambil bekal itu. Ia dan Icha dibuat kaget melihatnya.

"Enak banget ya elo bisa makan bekal dari Alfa." Ketus Shila.

"Shila, kita mau makan nasi gorengnya, jangan di ambil ya." Kata Icha.

"Hey, gue aja belum pernah di kasih kayak gini sama Alfa. Nah temen elo, siapanya coba udah di kasih bekal dari dia." Balas Shila.

"Ya udah, kalau kamu mau kita makan bertiga." Ajak Icha dengan polos.

"Gue makan bareng kalian, gak sudi. Elo fikir elo siapa ngajak gue makan bareng." Ucap Shila.

Ia yang mendengarnya dibuat kesal karena seakan merendahkan mereka.

"Gue seneng banget lihat Alfa yang hari ini tambah ganteng, tapi gue benci banget setelah tau Alfa kasih ini sama elo." Lanjut Shila kepada Ia.

"Ya udah, kalau begitu bekalnya kamu makan aja sendiri. Terserah kamu mau makan disini atau dimana." Balas Ia dengan senyum terpaksa.

"Oh, jadi secara tidak langsung elo mau ngusir gue dari sini." Balas Shila kesal.

Ia hanya terseyum kecil tak membalas.

"Jawab woyyy..." Bentak Shila sambil melempar bekal Alfa yang dia pegang tepat mengarah ke wajah Ia.

Ia sontak memejamkan matanya supaya nasi tidak mengenai matanya. Nasi goreng itu sukses mendarat di wajah mulus Ia setelah kotak bekalnya terlebih dahulu mencium kening Ia. Para penduduk kantin dibuat kaget dengan sikap Shila dan merasa kasihan kepada Ia. Wajah Ia kali ini bertempelan beberapa butir nasi dan baju putihnya dibuat kotor karena nasi goreng itu. Ia dengan sabar membuang satu per satu nasi yang menempel di wajahnya.

"Kamu boleh aja benci aku, tapi kamu jangan membuang nasinya karena gak pantas untuk dilakukan." Kata Ia dengan menahan kesalnya.

Kesal bukan karena dilempar kotak bekal, melainkan kesal karena melihat nasi goreng yang berserakan di lantai kantin.

"Nasi ini rezeki yang gak seharusnya kamu perlakukan seperti ini." Hardik Ia dengan nada pelan.

"Oh jadi elo mau ceramahin gue, emang elo fikir elo siapa? Elo udah yang paling baik gitu di sekolah ini? Haaa.." Balas Shila dengan sewot lalu berlalu dari sana.

Icha bersama pengunjung kantin memperhatikan Ia dengan merasa ikut prihatin dengan perlakukan yang dia dapat dari Shila.

"Aku gak papa." Kata Ia sambil mengedarkan pandangannya ke segala arah dengan tersenyum.

Icha pun mengajaknya ke toilet untuk membersihkannya.

Seperti biasanya, Ia menunggu suasana sepi disaat tiba waktunya pulang sekolah. Dani yang bersiap ikut pulang bersama Ia dan Icha mendadak mengurungkan niatnya karena harus ke ruang OSIS. Begitu pula Icha yang pamit pulang terlebih dahulu karena papanya sudah ada di mobil karena pulang lebih awal. Tinggalah Ia sendiri disana. Disaat suasana mulai sepi, dia baru keluar kelas dan berjalan seorang diri menuju parkiran. Setiba disana dia melihat Alfa dengan jaket hitam menunggunya dengan berdiri di samping motor Ia.

"Oh ya, tadi aku belum sempat berterima kasih sama kamu karena kamu udah kasih bekal ke aku." Ucap Ia setelah mendekat.

Namun alfa hanya menatapnya datar.

ALFA ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang