Malam harinya, Ia bersantai di ruang TV sambil ditemani buah apel yang sudah terpotong rapi. Dia begitu menikmati acara tv malam itu. Hingga akhirnya ponselnya bergetar dan membuatnya bangkit dari duduknya dan meraih ponsel yang ada di meja. Dia duduk kembali setelah meraihnya. Dilihatnya ada pesan whatsapp dari Alfa.
Alfa : besok kan weekend, main ke rumah donk.
Ia : ngapain?
Alfa : main woy..main..
Ia tampak berfikir
Alfa : balas woyyy,, jangan di read doank.
Ia : aku fikir2 dulu.
Ia langsung meletekan ponselnya. Ia melanjutkan menonton tv nya dan tak melirik kembali ponselnya. Sementara alfa yang disana terlihat kesal karena tak menjawab jawaban iya dari Ia.
Pagi harinya Ia memutuskan untuk bermain ke rumah Alfa. Sesampai disana Bi Sarti langsung membukakan pintu.
"Den Alfa keluar. Baru lima menit yang lalu."
"Oh,, tapi Caca ada kan, Bi?" Tanya Ia.
"Ada, non Caca di kolam renang. Tuan juga di rumah, mungkin mbak Ia mau bertemu dengannya saya bisa antar."
"Haaaa.." Ia terkejut mendengarnya.
"Siapa , Bi?" Sahut seorang pria yang berjalan menuruni tangga.
Sontak Ia dan Bi Sarti dibuat kaget dan melihat arah datangnya suara.
"Mbak Ia, tuan. Temannya Den Alfa." Jawab Bi Sarti.
Om Hendra tersenyum kecil. Akhirnya beliau mengajak Ia untuk berbincang di ruang tamu.
"Bagaimana kabar kamu?" Tanya Om Hendra.
"Baik, om." Jawab Ia sopan.
"Saya beruntung Alfa memiliki teman seperti kamu."
"Beruntung kenapa Om?" Tanya Ia tak mengerti.
"Pertama kali saya bertemu kamu di jalan, saya langsung berfikir kalau kamu itu anak yang baik. Kamu berusaha menghalangi saya yang mau menampar Alfa. Alfa mulai merubah penampilannya menjadi lebih baik, tidak urakan seperti sebelumnya. Hingga akhirnya dia mau menyelamatkan seorang gadis dan mengorbankan dirinya. Padahal sebelumnya dia cuek dengan orang sekitar dan tidak mau ikut campur dengan masalah orang lain." Kata Om Hendra.
"Aku minta maaf, om." Ucap Ia.
"Tidak masalah. Alfa sekarang juga sudah sembuh. Saya justru berterimakasih karena dengan kehadiran kamu bisa membawa dampak positif untuk Alfa."
Ia tersenyum kecil mendengarnya.
"Semenjak ibunya meninggal, dia kurang mendapat perhatian dari saya. Setelah saya menikah lagi, saya kira Ira bisa memperhatikannya. Tapi justru dia sibuk dengan usaha sepeninggalan ibunya Alfa, dan saya juga sibuk dengan urusan saya. Mungkin Alfa kesal melihatnya, lalu dia melampiaskan dengan salah memilih pergaulan. Sering tawuran, nongkrong di jalanan bersama teman premannya, di ajak bicara tidak menjawab dan memilih menghabiskan waktu di luar rumah. Kita pun jarang menghabiskan waktu bersama." Cerita Om Hendra.
"Mungkin Alfa terlalu nyaman dengan itu, hingga Alfa mulai menjauh dari Om. Tapi saya yakin bagaimanapun sikap Alfa, dia masih memiliki sisi baik." Kata Ia dengan tersenyum.
"Sekali lagi saya berterima kasih karena sudah membuat Alfa berubah dan mulai menjauh dari kebiasaan buruknya. Semoga kamu bisa merubah Alfa menjadi lebih baik lagi dari sekarang."
"Mohon maaf sebelumnya, kenapa Om berpesan seperti itu kepada saya?" Tanya Ia.
"Semenjak dia SMP hingga sekarang, dia belum pernah mengajak teman perempuannya untuk datang ke rumah. Kamulah teman perempuan pertama yang di ajak Alfa ke rumah. Tidak tahu kenapa saya yakin kalau kamu itu gadis yang baik yang bisa memberi pengaruh baik pula untuk anak saya Alfa." Jelas Om Hendra diakhiri dengan senyum kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALFA ✔️
Dla nastolatkówAlfa Danendra, murid terkenal disekolahnya karena sikap badboynya dan wajah tampannya. Sering membuat onar dan membuatnya tidak memiliki banyak teman. Hingga akhirnya perkenalannya dengan seorang gadis mulai membuatnya berubah. Entah karena paksaan...