/flashback/
Pada suatu malam di penghujung semester genap, Lareina terduduk sendiri di perpustakaan umum kota. Wajahnya terlihat lelah. Buku-buku dan perangkat elektroniknya pun berserakan di sekitar bangku yang ia duduki.
"Ujian Kenaikan Kelas tepat seminggu lagi, dan gue masih sempet-sempetnya cape?" Gumamnya sambil menyenderkan kepala ke jendela perpustakaan.
Ditatapnya langit yang penuh bintang di luar sana. Seketika, hati Lareina terasa damai. Ia sama sekali tak menyangka, kalau waktu sudah menunjukkan pukul tiga pagi. Itu tandanya, sudah hampir dua belas jam Lareina belajar di perpustakaan tersebut.
Ya, benar, Lareina adalah seorang sleeping beauty. Dia tidak biasa tidur terlalu malam, apalagi begadang. Tapi, predikat itu tidak berlaku ketika Lareina mengejar sesuatu yang dia impikan. Lareina rela mengorbankan waktu tidurnya demi bisa mendapatkan nilai sempurna di Ujian Kenaikan Kelas. Ia bahkan sudah bertekad untuk menginap di perpustakaan umum, karena mereka akan buka 24 jam selama musim ujian. Tradisi menginap ini sudah ia lakukan sejak ujian semester pertama di kelas 11. Menurut Lareina, kesempatan itu tidak boleh disia-siakan.
Selama menginap di perpustakaan, yang biasa Lareina lihat hanyalah kumpulan mahasiswa dan orang-orang yang sudah bekerja. Jarang sekali ia melihat anak sekolah. Kalau adapun, mereka akan pulang sebelum pukul sepuluh malam.
Namun, akhir-akhir ini Lareina melihat seorang anak laki-laki yang berseragam sama sepertinya. Anak itu juga hobi menginap di perpustakaan kota selama musim ujian. Mereka satu sekolah, tetapi tidak pernah saling mengenal. Lareina hanya mengetahui wajahnya, dan tidak tahu siapa namanya.
"Mbak, stop kontak disitu kosong nggak?" Tanya anak laki-laki itu sambil menenteng laptop-nya.
"Kosong." Jawab Lareina.
Anak laki-laki bertubuh tinggi itu duduk lesehan tak jauh dari Lareina. Lareina ingin mengajaknya berbicara untuk sekedar menghilangkan rasa kantuk, tapi ia takut dianggap sok kenal. Hingga akhirnya, anak itulah yang membuka percakapannya dengan Lareina.
"Anak SMAN Produce X?" Tanyanya sambil melirik seragam sekolah Lareina.
"Iya. Lo juga kan?"
Anak laki-laki itu hanya mengangguk sambil tersenyum. Tatapannya hangat bak malaikat. Lareina membalas senyuman anak itu, sambil menyelipkan rambut panjangnya ke belakang telinga.
"Ganteng juga ya, kayak abang-abang anime." Pikir Lareina.
"Nama lo siapa? Gue Kim Minkyu, panggil aja Minkyu. Gue dari kelas 11 IPS 4." Ujarnya sambil mengajak Lareina bersalaman.
"Gue Lareina, kelas 11 IPS 3."
"Oh, IPS juga. Kirain IPA. Jarang loh ada anak IPS belajar di perpustakaan, apalagi sampe nginep."
"Iya Ming, gue ngejer materi."
"Ming? Lo orang pertama yang manggil gue dengan nama itu. Lucu, panggil itu terus ya."
Lareina berusaha mengontrol ekspresinya. Wajahnya terasa panas, pasti warnanya sudah berubah merah padam. Benar kata sahabat-sahabatnya, Lareina memang paling bodoh dalam urusan mengontrol ekspresi.
"Eh—Iya, hehehe."
"Lo di sini dari kapan? Kok seragam lo belom ganti?" Tanya Minkyu.
"Dari pulang sekolah kemaren, Ming. Gue emang udah rencana nginep."
"Wah, niat banget. Gue belum pernah nemu orang serajin lo."
"Lah........ seragam lo kan juga belum ganti, berarti lo di sini dari kemaren dong?"
"Ya...... gitu."
Krik.......... krik...........
Sebuah keheningan tercipta di antara mereka berdua. Untuk mencegah rasa canggung, Lareina langsung sok sibuk dengan melanjutkan catatannya, sementara Minkyu tetap fokus pada laptop-nya. Sesekali, ekor mata Lareina melirik ke arah Minkyu. Kegiatan itu terus berlanjut hingga matahari hampir terbit.
"Mau kemana?" Tanya Minkyu saat melihat Lareina membereskan barang-barangnya.
"Pulang. Udah pagi."
"Hmm......... Lo yakin mau pulang sekarang? Di luar masih gelap loh. Lo cewe, takutnya diapa-apain orang. Mending tunggu terang aja."
"Tapi gue ngantuk."
"Di belakang sana ada sofa, lo tidur aja di situ. Gue jagain." Titah Minkyu.
"Duh, perhatian banget si ganteng. Tapi......... Gue kan kalo tidur ngorok, kalo dia denger terus illfeel gimana?" Batin Lareina sambil menunduk. Ia segera memutar otak dan berusaha mencari alasan yang logis agar bisa pulang.
"Eng........ Itu, Ming. Tadi adek gue SMS, katanya dia BAB tapi airnya mati. Dia minta tolong gue beliin aqua galon." Balas Lareina.
"Yaudah. Lo simpen nomor hp gue deh, kalo ada yang ngapa-ngapain lo di jalan, telfon gue aja. Kabarin gue kalo udah sampe rumah."
Lareina mengulum senyum.
"Asik, dapet nomor hp mas cogan......"
*****
Sesuai perintah Minkyu, Lareina mengabarinya saat sudah sampai di rumah. Hitung-hitung modus kan? Sambil menyelam minum air.
Dari sekian banyak jiwa yang mengenal Lareina, mereka selalu memanggilnya dengan singkatan "Rei" atau "Lala" yang merupakan nama kecilnya. Minkyu adalah orang pertama yang memanggil Lareina dengan sebutan "Na," dan ini dianggap sebagai panggilan kesayangan. Hari itu menjadi hari bersejarah dimana nama panggilan "Ming" dan "Na" terbentuk. Di hari yang sama pula, Lareina menyadari bahwa ia tertarik pada Minkyu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Insight | Kim Minkyu
FanfictionMurid teladan yang menyembunyikan rasa sakitnya dari ruang publik....... Achievements: #1 in #2001 (31/08/2019) #2 in #01L (24/8/2019) #16 in #kpop (28/08/2019) #11 in #kimminkyu (17/08/2019) COMPLETED [01/08/2019 - 28/06/2020]