43. Chaos

1K 167 23
                                    

Tanpa Minkyu sadari, dia sudah tertidur semalaman di dalam ruangan kaca itu. Padahal, Minkyu bilang kepada Lareina bahwa dia hanya ingin tidur selama sepuluh menit. Tak bisa dipungkiri, pasti Minkyu sangat lelah setelah beraktivitas kemarin. Mulai dari sekolah, berjualan di pasar, sampai dipukuli oleh bapaknya.

Minkyu bahkan belum sempat mengulang seluruh materi sosiologi yang sudah ia pelajari. Sebenarnya, Lareina ingin membangunkannya sebelum ia pulang dari perpustakaan semalam, namun dia tidak tega. Minkyu terlihat sangat nyenyak dalam tidurnya.

Kini, Minkyu terbangun dengan perasaan tidak nyaman di keningnya. Sepertinya, ada benda asing yang tertempel disana. Minkyu berusaha menyingkirkannya, namun tidak bisa. Ia pun mengambil ponsel dan mengakses kamera depan, untuk melihat apa sebenarnya benda itu.

"Plester pengompres demam? Emang gue sakit?"

"Perasaan kemaren malem badan gue anget doang, kayak biasa?"

Minkyu hendak bangkit dari posisi baringnya, namun tiba-tiba kepalanya terasa pusing. Minkyu tidak menghiraukannya, dan tetap memaksakan diri untuk belajar sosiologi pada waktu dinihari itu.

"Udahlah, yang penting nilai gue bagus. Masalah gue sakit atau enggak, gue ga peduli." Batin Minkyu saat mengambil buku sosiologi di dalam tas ranselnya.

Di samping tas ransel Minkyu, terletak sebuah kantong plastik berwarna putih. Minkyu tak sengaja menyenggolnya. Objek utama yang menjadi titik fokus Minkyu adalah secarik sticky note yang tertempel di depannya, dengan tulisan tangan yang sangat Minkyu kenali.

Original handwriting by author

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Original handwriting by author.

Minkyu tersenyum tipis setelah membaca tulisan tangan yang menurutnya lebih mirip font Comic Sans MS itu. Minkyu mensugesti dirinya sendiri, bahwa dia masih bisa masuk sekolah dan mengikuti ulangan sosiologi besok. Tak lupa, ia ingin berterima kasih kepada Lareina yang sudah merawatnya semalam dan membelikannya makanan.


*****

KRIIIIIIIIING

Bel masuk sekolah berbunyi. Minkyu selaku anak teladan sudah lama duduk di kelas, hanya saja, teman-temannya masih banyak yang berkeliaran di koridor. Ada yang sarapan, menggosip, bahkan bermain sepak bola sampai berulang kali mengenai orang yang berlalu-lalang. Ada juga teman sekelas Minkyu yang sedang mengembangkan hobi baru di sekolah, yaitu menyetel musik dangdut keras-keras dengan speaker yang diletakkan di depan pintu. Hampir semua anak termasuk Lareina ikut berjoget mengikuti irama musik itu di koridor IPS.

"Pernah sekali, aku berangkat dari Jakarta, ke Surabayaaa......."

"Untuk menengok nenek disana, mengendaraiiii kereta malaaaam"

Insight | Kim MinkyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang