109. Wisuda

774 106 16
                                    

Hari wisuda telah tiba. Gedung yang didekorasi dengan mewah itu dipenuhi oleh para siswa yang hadir bersama keluarga tercinta. Tak seperti hari biasa dimana mereka mengenakan seragam putih abu-abu, kali ini mereka tampil istimewa. Peserta didik laki-laki memakai jas hitam dan dasi, sementara yang perempuan mengenakan kebaya dengan bawahan kain batik. Warna dasi dan kebaya mereka disamakan per kelasnya untuk menambah kesan kekompakan.

"Hit, Lareina mana deh?" Tanya Chaeryeong sambil menoleh ke arah pintu.

"Masih di jalan katanya."

"Gue penasaran dia bakal kayak gimana." Ucap Yuri.

"Berani taruhan ga, dia bakal jadi yang paling cantik diantara kita?" Tantang Ryujin.

"Berani! Kalo bener, Lareina traktir kita makan bakso sebelum dia ke Aussie. Deal??" Balas Chaeryeong.

"DEAL!!"

Kalau kata orang zaman dahulu, subjek yang baru mereka bicarakan itu panjang umur. Dari kejauhan, keempat dara tadi melihat seorang gadis yang sedang menggandeng kedua orang tuanya ke venue. Gadis itu mengenakan kebaya ungu yang membentuk lekukan tubuhnya, dengan bawahan kain batik berwarna paduan pink tua dan putih. Di kakinya, terpasang sepatu hak tinggi berwarna emas, warna yang sama dengan anting panjang di kedua telinganya. Rambut panjangnya dibiarkan terurai dan diikalkan di bagian bawahnya, ditambah kepangan yang dijepit di sisi kanan. Kedua matanya yang berhiaskan eye shadow berwarna hot pink tampak sibuk mencari papan bertuliskan "kelas XII IPS 1."

"Oh, itu dia."

"Lala, mama sama papa duduk di bangku orang tua murid yaa!"

"Iyaa!!"

"Gengs, kayaknya kita menang taruhan deh." Bisik Hitomi.

"Fix lah, langsung kita palak aja Lareina abis wisuda." Balas Ryujin.

"Lareina, sini!!" Tegur Yuri saat melihat sahabatnya berjalan sendiri.

"Loh, gue kira kalian udah sama kelas masing-masing....."

"Nggak, kita nungguin lo. Yuk, foto-foto dulu!!" Ajak Chaeryeong sambil mengeluarkan kamera polaroid-nya.

Setelah puas berfoto-foto, mereka berpencar menuju bagian kelas masing-masing karena acara sudah hampir dimulai. Teman-teman mereka sudah mulai berkumpul di sana dan duduk sesuai dengan ketentuan. Lareina segera menempati bangku nomor sebelas, sesuai dengan nomor absennya di kelas. Apa yang ia lakukan setelahnya? Ya, benar sekali. Mencari keberadaan Minkyu. Orang yang seharusnya duduk di antara Minju dan Guanlin yang sedang berduaan itu belum menampakkan batang hidungnya.

"Minju?"

"Kenapa, Rei?"

"Sebelah lo mana?"

"Dongbin? Nih, segede ini masa ga keliatan?"

"Ish...... Bukan, maksudnya yang di sebelah kanan lo......"

"Oh..... Cieeee, kangen yaa?"

"Hehehe......"

"Gue juga gatau, Rei. Dari tadi ga keliatan."

"Oh, palingan telat...."

"Kepada seluruh siswa SMAN Produce X, diharapkan untuk segera berdiri dan menyanyikan mars Produce X." Perintah pak Jonghyun selaku kepala sekolah.

Insight | Kim MinkyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang