94. Terbatas

772 117 5
                                    

"Minkyu?"

"Kamu sudah sadar?"

Samar-samar, Minkyu mendengar suara lembut dari seorang pria. Tanpa melihat wajahnya pun Minkyu sudah tahu siapa pemilik suara itu, namun ia belum bisa memberikan respon. Seluruh tubuhnya terasa lemas dan menggigil, punggung tangannya masih terhubung selang infus, dan di hidungnya terpasang alat bantu pernafasan.

"A-ayah......."

"Kenapa, Sayang? Minkyu mau apa?"

"Kok Minkyu bisa ada disini? Tadi kan Minkyu baru selesai ujian."

Dokter Minhyun mengelus rambut anak angkatnya sambil tersenyum. Kedua lelaki itu sempat berbagi tatapan hangat yang menandakan bahwa mereka saling mencintai.

"Minkyu....... Tadi kamu pingsan di sekolah."

"Siapa yang bawa Minkyu ke rumah sakit? Kok Minkyu gatau apa-apa?"

"Cewe kamu, si Lareina. Dia panik banget pas tau kamu pendarahan berat."

"Terus, Yah?? Lareinanya mana??"

"Tadinya Lareina mau kesini jagain kamu. Tapi, dia harus ngurusin berkasnya untuk kuliah di Australia. Jadi dia pulang. Sekarang Minkyu istirahat aja yaa?"

Minkyu tertunduk lesu. Seketika, dia ingat bahwa waktunya bersama Lareina sudah tidak banyak. Sebentar lagi gadis itu akan meninggalkannya menuju negeri kangguru guna melanjutkan cita-citanya sejak kecil. Di satu sisi, Minkyu senang dan bangga melihat gadis itu melebarkan sayapnya ke ranah internasional. Tapi di lain sisi, ia akan merasa sangat kehilangan. Bagaimana tidak? Selama ini, Lareina lah yang selalu memberi perhatian kepadanya.

"Nggak, Kyu."

"Lo nggak boleh egois."

"Lareina berhak untuk ngejer mimpinya, sama kayak lo selama ini."

Minkyu berusaha meyakinkan dirinya dengan kalimat-kalimat tersebut, walaupun pada kenyataannya dia belum siap jika harus ditinggal Lareina.

/flashback/

"Na, gue mau nanya sesuatu deh. Boleh ga?" Tanya Minkyu saat mereka baru pulang dari perpustakaan kota.

"Kenapa, Ming? Tanya aja!"

"Itu........"

"Apa? Hmm? Jangan bikin orang penasaran deh."

"Ini ada kaitannya sama kuliah lo."

"Kalo nanyanya sepotong-sepotong nanti gue cubit nih. Mau?"

"Jangan, sakiit!"

"Makanya!!"

"Pertanyaan gue simple sih, Na. Dari yang gue denger kan, biasanya anak-anak yang sekolah di luar negeri jadi pada betah disana."

"Hmm........ Iya sih, temennya bokap gue juga banyak yang gitu. Terus?"

"Lo pribadi gimana, Na? Setelah lo selesai kuliah nanti, lo bakal pulang ke Indonesia, atau......... menetap di Australia?"

Insight | Kim MinkyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang