Tepat lima menit sebelum bel masuk berbunyi, Minkyu baru tiba di parkiran motor dekat sekolah. Dari kejauhan, gerbang sekolahnya tampak sudah tertutup setengah, maka dari itu Minkyu segera berlari kesana. Faktanya, baru berlari sedikit saja, nafas Minkyu sudah tersengal-sengal.
"Ayo Kyu, dikit lagi nyampe." Ucapnya sambil tetap berlari.
Di saat yang sama, Lareina masih berada di dalam mobil sedannya. Saat itu, kondisi lalu lintas padat merayap. Sebenarnya, kalau Lareina diturunkan di depan gerbang pun, dia tidak akan terlambat, karena mobil tersebut sudah dekat. Namun, ia berfikir untuk turun lebih awal karena suatu alasan.
"Loh? Itu Minkyu kan?" Tanya Lareina dalam hati.
"Pak, turun disini aja bisa nggak? Bentar lagi masuk nih, takut telat." Ujar Lareina bersandiwara.
"Oh yaudah, hati-hati, Mbak Lala!"
"Dadah, Jinwoo!"
Gadis itu segera turun dari mobilnya, lalu berjalan ke trotoar. Disusulnya Minkyu dari belakang, agar dirinya tidak terlihat.
"Bodo amat dah kalo telat, toh dihukumnya bareng Minkyu. Ternyata mulesnya Jinwoo tadi pagi berfaedah juga." Gumam Lareina sambil menahan senyum.
"Ayo anak-anak, sebentar lagi gerbangnya ditutup." Dari kejauhan, terdengar suara pak Jongin dengan logat Jawa kentalnya.
Minkyu dan Lareina sampai di sekolah pada waktu yang sama, dan mereka menjadi orang terakhir yang bebas dari hukuman. Gerbang langsung ditutup setelah mereka masuk.
"Kim Minkyu, Lareina Alodia, ayo masuk." Titah pak Jongin ramah.
Namun tiba-tiba, ekspresi ramah pak Jongin berubah panik ketika melihat Minkyu dari dekat. Wajahnya tampak pucat, dengan keringat tak wajar yang membasahi seluruh tubuhnya. Minkyu terbatuk-batuk, sambil berusaha mengatur nafasnya.
"Kim Minkyu, kamu kenapa??"
"Eng—gapapa kok, Pak."
"Bener?"
Usaha Minkyu untuk menutupi kebohongannya gagal. Kepalanya terasa pusing, sebelum dia ambruk ke belakang dan hampir menimpa Lareina. Untungnya, gadis itu dan beberapa guru yang sedang bertugas langsung menangkapnya.
"Ming???"
Minkyu langsung mengutuki dirinya sendiri. Nasib sial, orang yang berada di belakangnya adalah Lareina. Bagaimana kalau dia tahu tentang penyakitnya?
"Ck, gue sih, lupa minum obat." Batin Minkyu.
"Lareina, please, lo jadi bodoh buat kali ini aja. Biar lo gatau tentang apa yang gue sembunyiin."
"Ayo Kim Minkyu, ke UKS dulu. Nanti baru ke kelas." Ajak pak Jongin lagi.
"Nggak usah, Pak. Saya masih kuat."
"Muka kamu pucet banget loh."
Minkyu tetap menolak, dan ia meneruskan langkahnya menuju kelas, disusul oleh Lareina di belakangnya.
"Lareina, kamu sekelas sama Minkyu kan?"
"Iya, Pak. Kami kelas XII IPS 1."
"Bapak titip Minkyu ya, setidaknya kalo sampe dia kenapa-napa kan ada kamu."
"Baik, Pak."
Sesaat setelah mereka berjalan menjauhi guru piket, Lareina memastikan kalau Minkyu baik-baik saja. Dari tadi, ia sangat mengkhawatirkan Minkyu. Lareina pun sudah pasang badan, jaga-jaga kalau sampai Minkyu pingsan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Insight | Kim Minkyu
FanfictionMurid teladan yang menyembunyikan rasa sakitnya dari ruang publik....... Achievements: #1 in #2001 (31/08/2019) #2 in #01L (24/8/2019) #16 in #kpop (28/08/2019) #11 in #kimminkyu (17/08/2019) COMPLETED [01/08/2019 - 28/06/2020]