56. Bertahanlah, Minkyu!

1.1K 190 49
                                    

Sesampainya di rumah sakit, dokter Minhyun langsung membawa Minkyu ke UGD. Tubuh dokter Minhyun sudah terkena air hujan saat turun dari ambulance, tapi beliau tetap berusaha mendekap Minkyu agar dirinya tak ikut basah. Seluruh tim medis pun bergerak cepat untuk menyelamatkan nyawa Minkyu.

"Ayo, kita langsung bawa saja ke dalam! Pasien ini overdosis dan keadaannya mengkhawatirkan!!" Perintah dokter Minhyun di tengah derasnya hujan.

"Siap, Dok!"

"Ayo cepat!! Nafasnya berhenti!!"

Dalam waktu beberapa menit, Minkyu sudah masuk ke ruang tindakan. Tubuhnya yang masih terbalut seragam sekolah itu dikerumuni oleh banyak dokter dan tim medis yang memasangkan infus ke tangannya. Bisa dibilang, kemungkinan Minkyu bertahan hidup sangat kecil, karena dia tak kunjung bernafas setelah diberi bantuan oksigen melalui hidungnya. Bahkan, detak jantungnya terus melemah.

"Dok, ini bagaimana??"

"Cepat ambilkan saya alat pacu jantung!!"

Suasana di ruangan tersebut semakin menegang ketika monitor detak jantung Minkyu hampir menunjukkan garis lurus. Dokter Minhyun panik, begitupun para tenaga medis yang lainnya. Mereka semua semakin bekerja keras untuk mempertahankan anak berusia tujuh belas tahun itu.

"Satu...... dua....... tiga!"

Alat pacu jantung segera disentakkan ke dada Minkyu. Sayangnya, detak jantung Minkyu di rekaman monitor hanya berkembang sedikit. Dokter Minhyun tidak putus asa, beliau tetap berusaha untuk membuatnya normal.

"JANGAN SAMPAI ADA YANG LENGAH!! KITA HARUS BERUSAHA LEBIH KERAS!!"

"Baik, Dok!"

Segenap tenaga medis yang bekerja di ruangan itu langsung beramai-ramai membantu dokter Minhyun. Berkat kerja keras mereka, keadaan Minkyu mulai stabil. Nafasnya pun mulai terdeteksi, biarpun belum teratur.

"Alhamdulillah..........."

"Sekarang, kita bawa dia ke ruang ICU. Dia ini pasien saya yang terkena leukemia, dan saya harus terus memantaunya." Ucap dokter Minhyun sambil mendorong kasur rumah sakit Minkyu.

Apakah sanak keluarga Minkyu ada disana untuk menunggunya? Tentu tidak. Bapak Minkyu dan simpanannya malah asik di rumah dan tidak menunjukkan sifat peduli sedikitpun. Sang bapak sama sekali tidak sadar, kalau anak itu adalah hasil dari darah dagingnya sendiri. Bahkan, dokter Minhyun yang bukan ayah kandung Minkyu saja lebih peduli kepadanya. Percaya atau tidak, beliau menangis selama di perjalanan menuju rumah sakit. Beliau sangat takut kehilangan Minkyu.

"Minkyu........."

"Kalau nanti malam, saya mau tidur disini sama kamu, boleh kan?

"Sebisa mungkin, saya akan berada di samping kamu ketika sadar nanti. Kamu tidak akan sendirian."

Dokter Minhyun menarik kursi dan meletakkannya di samping tempat tidur Minkyu. Beliau pun duduk disana, seraya mengelus punggung tangan Minkyu yang terpasang selang infus. Sesekali, beliau membelai rambut Minkyu dan mengusap keningnya.

"Kalau saya bisa minta sama Tuhan, saya pengen lahir jadi ayah kandung kamu, Minkyu."

"Anak sebaik kamu tidak pantas diperlakukan secara kasar. Yang harusnya kamu dapatkan adalah kasih sayang dari kedua orang tua."

Insight | Kim MinkyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang