68. Please Don't Go

979 176 44
                                    

Disaat Minkyu menangis tersedu-sedu, Lareina justru kebingungan. Berulang kali ia menoleh ke arah Eunsang, Mogu, dan Wei, namun mereka bertiga juga menunjukkan reaksi yang sama. Begitupun para tenaga medis yang turut terlibat di ruangan itu.

"Ming....... Coba cerita sama gue, lo kenapa?" Tanya Lareina lembut.

Kedua tangan Lareina membalas pelukan Minkyu sambil mengelus punggungnya. Tak dipedulikannya baju seragam yang basah terkena air mata itu. Ia hanya ingin menenangkan Minkyu di saat seperti ini dan memberinya kehangatan.

"Hiks........"

"Ssst...... Udah , jangan nangis...... Nanti gantengnya ilang loh........"

"Na........."

"Iyaa? Kenapa, Ming?"

"Lo disini aja........ Jangan pergi........"

"Iya iyaa........"

"Lareina.........."

"Hmmm?"

"Peluk terus, jangan dilepas........."

Lareina belum mendapatkan clue tentang apa yang sebenarnya terjadi. Wajahnya masih terlihat bingung, namun di saat yang sama, ia merasa gemas dengan sifat kekanakan Minkyu. Tidak biasanya dia semanja ini.

"Udah, Rei. Turutin aja maunya Minkyu apa. Kasian dia." Ucap Wei.

"Kayaknya Minkyu abis mimpiin lo, soalnya dia nyebut-nyebut nama Lareina pas tidur."

"Yaampun..... Lo mimpi apa sih, Ming?" Tanya Lareina sambil berusaha menahan tawa.

"Jangan ketawa, Na. Gue takut..... Hiks......."

"Takut apa? Emang gue di mimpi lo jadi hantu hepibesdey?"

Sontak, ketiga pasien lainnya cekikikan mendengar obrolan Lareina dan Minkyu. Begitupun dokter Minhyun yang sedari tadi masih berada di dalam ruangan. Sama seperti Lareina, beliau juga masih berusaha mencari tahu kejadian sebenarnya.

"Na........ Tampilan lo hari ini sama persis kayak ada yang di mimpi gue......."

"Iya kah? Lo kangen kali sama gue??"

"Duh, gimana ngomongnya ya? Masalahnya gue beneran kangen......" Batin Minkyu tanpa melepas pelukan Lareina.

"Lo nggak sakit kan, Na? Lo sehat-sehat aja kan???"

Minkyu memegang-megang kening dan pipi Lareina, memastikan bahwa gadis itu tidak demam. Wajah panik Minkyu membuat Lareina semakin gemas, dan tanpa malu-malu, ia langsung mencubit kedua pipi Minkyu hingga memerah.

"Aduh...... Sakit........."

"Takit yaa? Iyaaa? Hmm?"

Bukannya berhenti, Lareina malah melanjutkan aksinya dengan memencet hidung Minkyu secara berulang. Rasa gemasnya sudah tidak bisa terbendung, apalagi saat melihatnya menangis layaknya anak kecil. Sebenarnya Minkyu kesakitan, namun karena pelakunya Lareina, ia menikmatinya.

"Udah lama lo nggak nyubitin gue, Na."

"Mau dicubit lagi? Iyaaa? Sini-sini mana pipinya yang embem???"

Insight | Kim MinkyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang