"Hit, mau belajar di kamar aja nggak? Di ruang tengah panas gini." Ucap Lareina sambil mengipas-ngipas wajahnya.
"Yuk, gue juga keringetan nih."
"Sekalian kalo kita mau gosip, biar aman. Lu tau sendiri kan, Jinwoo suka nguping."
Dalam waktu kurang dari satu menit, mereka sudah tiba di kamar Lareina. Lareina menyalakan AC dan menutup jendelanya, sementara Hitomi masih berusaha menahan untuk tidak bergosip sampai pintu kamar Lareina benar-benar ditutup.
"Rei!"
"Apaan?"
"Sumpah ya, gue masih keinget terus kejadian di sekolah tadi. Gue nahan ketawa sama anak-anak cewe yang lain. Maaf ya, gue ikutan bikin lo panik! Hahaha......"
"Ish, kalian tuh ya! Gue hampir pingsan tau dipelototin kucing garfield! Mana dia musuhnya anak-anak kelas kan....."
"Gila sih, Minkyu emang terniat. Gede juga nyalinya, sekalinya ngajak kerjasama bu Sri coy!"
"Gimana ya Hit, di sekolah kita tuh semua guru takluk sama Minkyu."
"Demi Lareina Alodia Hakim mah lautan pun dia taklukin!"
"Jijik ih, dasar korban sinetron!"
Lareina memukul Hitomi dengan bantal berbentuk hati yang terletak di kasurnya. Hitomi pun membalas pukulan Lareina, hingga isi bantal yang ia pakai keluar. Mereka memang sudah biasa melakukan hal ini layaknya anak kecil.
"Rei, stop!!"
"Biarin, wle!!"
"Eh eh, mau tau sesuatu ga?"
"Apa tuh?"
Belum sempat Lareina mendengar jawaban Hitomi, ponselnya berbunyi. Pandangannya pun teralihkan, apalagi saat melihat nama yang tertera di layar.
"Itu—"
"Bentar ya, Hit. Halo??"
Dari samping, Hitomi bisa mendengar suara siapa yang ada di seberang sana. Hitomi tidak ingin mengganggu sahabatnya itu, karena dia hafal betul karakternya sebagai budak cinta.
"Na, lo ada catetan sosiologi kelas 11 nggak? Punya gue kok ilang ya......" Ucap lawan bicara Lareina.
"Loh? Kok bisa ilang, Ming?"
"Gatau, Na. Padahal pas gue berangkat masih ada, disimpen di tas."
"Gue punya nih, lengkap. Gue anterin ke rumah lo sekarang ya!"
"Eh, jangan Na..... Di luar panas banget, mending lo fotoin aja bukunya."
"Gapapa Ming, deket ini. Gue otw ya!"
Klik.
"Napa, Rei?" Tanya Hitomi.
"Gue mau ke rumah Minkyu bentar, nganterin catetan."
"Tadi pas gue minta temenin beli es ngeluh kepanasan, giliran Minkyu yang minta tolong langsung deh meluncur! Huh, dasar Lareina bucin!"
"Hehehe, you know me lah Hit. Yaudah, gue pergi bentar yaa!"
Lareina bergegas keluar kamar, sementara Hitomi hanya bisa geleng-geleng kepala.
******
Tok tok tok.......
"Assalamualaikum!"
"Waalaikumsalam...... Eh mbak Lala? Sini masuk......"
"Minkyunya ada, Mbak?"
"Ada, tapi lagi di kamar mandi. Ditunggu aja yaa!"
Sepuluh menit, lima belas menit, akhirnya yang ditunggu Lareina muncul juga. Lareina yang semula lemas dan berkeringat pun langsung segar layaknya bunga matahari.
"Hai, Ming!"
"Hai......."
"Ini bukunya, ambil aja!"
"Makasih loh Na, udah mau repot-repot kesini!"
"Iya Ming, hehehe...... Belajar gih, tapi jangan terlalu dipaksa ya. Nanti lo sakit."
"Iya iya, perhatian banget sih...... Lo juga ya Na, jangan diforsir!"
"Yaudah, gue balik yaa? Kasian Hitomi nungguin di rumah."
"Hati-hati!!"
*********
"Udah Rei, modusnya?" Tanya Hitomi saat Lareina kembali ke kamarnya.
"Udah, hamdallah lancar. Yuk belajar—"
"Bentar. Gue mau ngasih satu cangkir teh sebelum kita fokus ke materi. Kan tadi kepotong tuh gara-gara doi lo."
"Apa apa??"
"Gini, Rei."
"Pas banget tadi, baru gue mau ngomong, yang diomongin nelfon lo."
"Hah??? Minkyu?? Kenapa???"
Lareina langsung menggeser posisi duduknya mendekati Hitomi, lalu menatapnya intens. Kalau mereka bukan sahabat dekat, mungkin Hitomi sudah ketakutan ditatap Lareina seperti itu.
"Sabar Lareina, sabar......."
"Tadi pas mau surprise-in lo, kan kita semua ngumpul di luar ruang ujian ya."
"Iya, terus??"
"Lo sadar nggak, Junghwan gaada di dalam ruangan? Jadi, dia tuh nunggu di luar gitu."
"Lah? Kagak. Gue fokusnya ke Minkyu doang."
"Eng—susah sih ya, lo bucin Minkyu level akut. Lanjut ga nih?"
"IYA IYA LANJUT!!!"
"Kayaknya dia cemburu deh sama Minkyu. Lo tau sendiri kan, dia udah lama suka sama lo?"
"Tau gue, Hit. Dan gue nggak peduli."
"Kali ini lo harus peduli, Rei. Masalahnya, dia udah macem-macem sama Minkyu."
"Hah?? Emang dia ngapain??"
"Pokoknya pas acara surprise lo mau udahan, gue ga sengaja mergokin Junghwan lagi buka-buka tasnya Minkyu."
"Serius lo??"
"Iya. Tapi gue ga bisa ngapa-ngapain, dianya keburu kabur setelah eye contact sama gue."
"Jangan-jangan, Junghwan yang ngambil buku sosionya Minkyu? Soalnya barusan dia ngomong, bukunya ilang." Ucap Lareina dalam hati.
Mereka sama sekali tidak tahu bahwa apa yang tertangkap mata Hitomi itu belum seberapa. Kejadian sebenarnya jauh lebih parah dan sangat beresiko bagi Minkyu. Parahnya, sang korban juga belum menyadarinya.
/flashback/
"Temen-temen, siap-siap ya! Gue bakal buka pintu pelan-pelan, pokoknya pas Lareina disuruh nengok kita harus udah siap." Bisik Minkyu.
"Oke, Kyu!"
Seluruh jajaran siswa kelas XII IPS 1 berbaris di belakang Minkyu membentuk formasi, kecuali satu orang. Ia tampak berdiri di tempat paling belakang, mendekati meja besar dimana anak-anak tersebut menaruh tas.
"Yuk, masuk!"
"Bye bye, Minkyu. Gue ga ikut masuk. Gue mau melancarkan aksi gue disini." Batin anak yang berada di belakang itu.
"Yoon Junghwan, lets do it."
*******
KAMU SEDANG MEMBACA
Insight | Kim Minkyu
FanfictionMurid teladan yang menyembunyikan rasa sakitnya dari ruang publik....... Achievements: #1 in #2001 (31/08/2019) #2 in #01L (24/8/2019) #16 in #kpop (28/08/2019) #11 in #kimminkyu (17/08/2019) COMPLETED [01/08/2019 - 28/06/2020]