49. Defend

1.1K 174 31
                                    

Karena kondisi yang sangat mendesak, Minkyu tidak mungkin bertolak ke tengah kota untuk menemui dokter Minhyun. Minkyu terpaksa dibawa ke puskesmas terdekat guna mendapatkan pertolongan cepat, karena darah yang mengalir dari hidungnya tak kunjung berhenti. Sejak tadi pun, Minkyu hanya bisa berbaring di pangkuan Lareina dalam keadaan setengah sadar.

Minkyu memang diantar oleh beberapa pedagang yang kiosnya berdekatan dengannya, namun ia tidak ingin jauh dari Lareina. Sepanjang perjalanan menuju puskesmas, ia terus memegangi tangan anak perempuan itu, dan tidak mau melepaskannya.

"Ming, sabar sebentar ya...... Bentar lagi nyampe kok......." Ucap Lareina sambil mengelus rambut Minkyu.

"Sakit, Na......."

"Iya iya, sabar yaa......."

Ketika sampai di puskesmas pun, Lareina diminta untuk menunggu di luar. Sementara itu, tenaga medis akan menangani Minkyu, namun, anak itu tetap mencengkram erat tangan Lareina. Tak bisa dipungkiri, tenaganya sebagai laki-laki tetap ada sekalipun dia sedang sakit.

"Mas, itu tangan pacarnya dilepas dulu, jangan dipegangin terus." Kata salah satu perawat yang menanganinya.

"Iya Ming, gue nggak kemana-mana kok. Gue duduk di situ aja, oke?" Tambah Lareina lembut.

Dengan sedikit paksaan, Minkyu akhirnya mau melepaskan genggamannya dari Lareina. Minkyu segera dibawa ke ruang pemeriksaan, sementara Lareina menunggunya dengan penuh kekhawatiran.

"Fisiknya Minkyu selemah itu ya?" Tanya Lareina pada dirinya sendiri.

"Gue inget, pas upacara, Minkyu pernah lemes banget sampe jongkok. Padahal, waktu itu masih pagi, dan mataharinya belum terlalu panas."

"Terus kemaren, pas gue ketemu dia di perpustakaan kota. Baru gue tinggal baca-baca sebentar, dia udah ketiduran. Gue pikir normal aja kan, mungkin dia cape atau stress. Tapi kok mukanya pucet ya? Bener aja, pas dipegang badannya panas."

"Akhir-akhir ini juga dia sering nggak masuk sekolah, alasannya sakit. Dan sekarang, dia mimisan."

"Sumpah, kondisi badan Minkyu yang rentan bikin gue pengen jagain dia terus. Coba lo pikir aja Rei, emangnya siapa yang selama ini ngerawat Minkyu kalo sakit? Bapaknya tukang selingkuh dan nggak pernah peduliin dia. Sahabatnya pengkhianat. Ada sih, adeknya. Tapi kan udah meninggal. Kebayang ga sih Rei, sesulit apa Minkyu nanganin dirinya sendiri?"

Tak lama, kedatangan Minkyu membuyarkan lamunan Lareina. Ia segera duduk di samping gadis itu, lalu merangkul bahunya.

"Na, ayo pulang." Ajak Minkyu.

"Eh—udah berhenti kan mimisannya?"

"Udah kok."

"Hhhhh, untung berhenti. Coba kalo engga, bahaya nih. Bisa-bisa si Lareina tau." Ucap Minkyu dalam hati.

"Na, udah mau maghrib nih. Lo gapapa jam segini belum pulang? Gue anter ya?" Tawar Minkyu.

"Gapapa Ming, gausah repot-repot. Lo kan abis mimisan tadi."

"Ya tapi kan gue yang bikin lo nunggu disini dan pulang terlambat. Gue harus tanggung jawab lah."

"Lo istirahat aja, Ming. Lagipula, gue udah ada yang jemput kok."

"Hah? Siapa?"

"Biasa, pak supir. Supir gue parkir di deket rumah lo, jadi kita kesana bareng aja."

Sebenarnya, Lareina bisa saja meminta pak supir untuk menjemputnya di puskesmas. Namun, ia ingin memastikan bahwa Minkyu sampai di rumahnya dengan selamat. Lareina takut dia pingsan di perjalanan.

*******

Saat mereka berdua sampai di depan rumah Minkyu, terdengar suara kegaduhan dari luar. Suara tersebut tidak hanya dihasilkan dari sepasang suami istri, namun juga dari pecahan barang-barang yang dibanting ke lantai.

"MAS, AKU INI HAMIL! KAMU NGGAK MAU NIKAHIN AKU???"

"Aaaaaah......... Udara malam ini enak.......... Banyak bintangnya............"

"MAS! JAWAB—"

"KAMU WANITA BRENGSEK! GARA-GARA KAMU, HYEONGJUN NGGAK KEURUS!"

PRANG!

"Na........ Kayaknya bokap gue mabok lagi deh." Bisik Minkyu sambil menunduk.

Lareina tak berkutik. Ia segera memeluk tubuh Minkyu, seraya mengelus punggungnya. Hati Lareina lemah jika sudah membahas tentang keluarga Minkyu, karena itulah dia menangis.

"Ming.......... Maaf ya, lo harus ngalamin ini.........."

"Gapapa, Na. Ini udah jadi pemandangan gue sehari-hari, dari waktu gue masih kecil."

Dari kaca jendela, Lareina dapat melihat bapak Minkyu yang sedang menyiksa simpanannya. Wanita tersebut tidak mau kalah, ia pun melempar setumpuk piring ke wajah sang bapak. Baku hantam terus terjadi, hingga sang bapak tidak sengaja melihat keluar dan mendapati keberadaan Minkyu.

"ANAK BRENGSEK! MANA UANGNYA????"

PRANG!

Bapak Minkyu melempar sebuah benda ke arah kaca jendela, dengan niat untuk mencelakai anak sulungnya. Minkyu pun segera memeluk Lareina untuk menghindarinya dari pecahan itu, dan membiarkan badannya tergores.

"MANA UANGNYA?? BAPAK NUNGGUIN DARI TADI, KAMU KEMANA AJA?" Teriak bapak Minkyu saat keluar dari pintu rumahnya.

PLAK!

Ditamparnya Minkyu kuat-kuat, hingga ia hampir terjatuh. Untungnya, Lareina langsung menahan tubuh Minkyu dari belakang.

"Eh........ Cantik........... Namanya siapa? Sini, sama om Darto......... Om pengen cari istri baru untuk gantiin ibunya Minkyu yang meninggal........." Ucap bapak Minkyu sambil melirik tubuh Lareina dari ujung kaki hingga ujung kepala.

Lareina mematung. Seluruh badannya mengeluarkan keringat dingin, dan jantungnya berdebar-debar. Bapak dari orang yang ia sayangi itu semakin mendekat dan hendak menyentuhnya, namun segera dicegat oleh Minkyu.

"PAK, JANGAN!"

"MINKYU, JANGAN KAMU REBUT WANITA ITU DARI BAPAK! TAU APA KAMU TENTANG PEREMPUAN???"

Sang bapak terus berusaha menggapai tubuh Lareina yang berlindung di belakang Minkyu. Berulang kali beliau mendorong anak sulungnya agar menyingkir dari Lareina, namun gagal.

"Pak, Lareina itu perempuan baik-baik, Pak. Dia nggak pantes bapak lecehin." Ujar Minkyu tegas.

"AH, MINGGIR KAMU! NGGAK USAH SOK JADI PAHLAWAN! PEREMPUAN INI JUGA NGGAK AKAN MAU SAMA KAMU, MINKYU!"

Bapak Minkyu memukul anak sulungnya hingga jatuh tersungkur, lalu berhasil mendekati Lareina hingga jarak tubuh mereka hanya terpaut beberapa jengkal. Lareina shock bukan main. Tangan sang bapak nyaris menyentuh payudara Lareina, sebelum akhirnya seseorang berteriak.

"LAREINA, LARI!!!!!"

*******

Insight | Kim MinkyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang