"Anak-anak XII IPS 1........"
"Sesuai yang kalian ketahui, hari ini banyak kasus yang terjadi di kelas kalian."
"Ibu memikirkan kondisi psikologis teman-teman kalian yang terkena masalah, oleh karena itu, ulangan sosiologi terpaksa ibu undur sampai batas waktu yang ditentukan."
Mendengar ucapan bu Yumi, seisi kelas—yang kini tinggal setengahnya itu pun bernafas lega. Ternyata, kekacauan yang terjadi hari ini membawa manfaat juga. Terutama bagi Minkyu, yang saat ini masih tidak enak badan. Ia tak bisa mengerjakan soal dalam keadaan demam dan sakit kepala, karena pasti konsentrasinya akan terganggu.
"Hari ini juga, ibu tidak akan memberi kalian materi sosiologi. Ibu harus bicara sama kalian semua, karena apa yang terjadi hari ini sudah membuat ibu merasa gagal menjadi seorang wali kelas."
Seketika, suasana di kelas XII IPS 1 berubah sedih. Mereka semua tertunduk saat melihat bu Yumi yang menahan tangisannya. Hingga akhirnya, salah satu siswa pun angkat bicara.
"Bu......"
"Iya, Kim Minkyu?"
"Saya minta maaf, Bu. Sebagai ketua kelas, saya tidak bisa menjaga ketertiban di XII IPS 1. Kalo saya ada di kelas, mungkin semuanya nggak akan seperti ini."
"Kamu tidak perlu minta maaf. Ibu tau, kamu sedang melaksanakan kewajiban lain saat kejadian. Bahkan, kewajiban itu seharusnya tidak menjadi tanggung jawab kamu."
"Perihal buku absen? Itu juga salah saya, Bu. Saya yang kurang memperhatikan pekerjaan pengurus kelas yang lainnya. Saya benar-benar minta maaf."
"Minkyu, kamu sudah melakukan yang terbaik untuk teman-teman kamu. Jadi, jangan merasa bersalah lagi."
KRIIIIIIIIIING!
Bel pulang sekolah berbunyi. Semua siswa, termasuk Minkyu langsung bergerak cepat untuk membereskan barang-barangnya. Tubuh Minkyu sudah sangat lelah, dan ia ingin segera beristirahat untuk menyembuhkan demamnya yang belum turun sejak semalam. Namun, niat tersebut diurungkannya karena suatu hal.
"Oh iya, kan gue nggak bisa langsung pulang ke rumah.........."
********
"Rei, temenin gue ke toko buku yuk! Gue mau beli buku SBM lagi nih." Pinta Hitomi saat berjalan keluar gerbang.
"Ayo. Gue sekalian pengen jalan, cape juga seharian ini nontonin drama anak kelas."
"Yuk—"
"Eh, bentar Hit. Nyokap gue nge-whatsapp."
"Maaf ya, Hit. Kayaknya gue nggak bisa nemenin lo ke toko buku. Nyokap minta ditemenin ke pasar nih." Ucap Lareina sambil mengunci layar ponselnya.
"Oh, yaudah gapapa! Gue bisa sendiri kok. Hati-hati ya, Rei!"
**********
Pada waktu sore menjelang malam, Lareina dan mamanya baru tiba di pasar. Maklum, pasar itu sangat jauh dari pusat kota. Lareina sedikit heran dengan keputusan mamanya itu. Selama ini, mamanya paling anti pergi ke pasar tradisional, apalagi kalau lokasinya jauh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Insight | Kim Minkyu
Fiksi PenggemarMurid teladan yang menyembunyikan rasa sakitnya dari ruang publik....... Achievements: #1 in #2001 (31/08/2019) #2 in #01L (24/8/2019) #16 in #kpop (28/08/2019) #11 in #kimminkyu (17/08/2019) COMPLETED [01/08/2019 - 28/06/2020]