100. Kesamaan

796 109 3
                                    

Satu bulan kemudian......

"Hai, Guys!" Sapa Lareina saat menghampiri para sahabatnya di tempat bimbel.

Hitomi, Ryujin, Yuri, dan Chaeryeong langsung mengalihkan pandangan dari buku dan smartphone-nya masing-masing. Seakan didatangi oleh sesosok bidadari yang jatuh dari langit, mereka tiada hentinya menatap Lareina seraya tersenyum. Ya, gadis itu tidak pernah menampakkan dirinya setelah Ujian Nasional. Belum lagi, keempat sahabatnya terlalu sibuk belajar untuk SBMPTN sehingga tidak punya waktu untuk menemui Lareina. Hal ini membuat mereka merasa rindu dengan calon mahasiswa di negeri kangguru itu.

"YAAMPUN REI, AKHIRNYA KELUAR JUGA DARI GOA!" Balas Hitomi sambil menutup bukunya.

"Sini Rei, duduk!" Ajak Yuri sambil menggeser kursinya.

"Gimana, Rei? Aussie tembus nggak?" Tanya Ryujin.

"Ayo dong cerita-cerita, lu gaib sebulan, gue kira udah dapet visa di alam baka." Ledek Chaeryeong.

"Alhamdulillah tembus, Gengs. Kemaren gue baru aja nganter berkas."

"WEEEEEE, AKHIRNYA KITA PUNYA TEMEN BULE!!!! SELAMAT SELAMAT!!!!"

"Thank you! Kalian gimana jalur undangannya?"

"Yah...... Belum rejeki, Rei. Masih harus belajar buat tes tertulis." Jawab Ryujin sambil menunjukkan halaman website berwarna merah di ponselnya.

"Sama!" Sahut Hitomi dan Chaeryeong.

"Gapapa, bisa kok! Kan selama ini kalian belajarnya serius. Kalo Yuri gimana?"

"Hehehe.......... Gue dapet FK, Rei. Sesuai janji, minggu depan gue bakal ke panti asuhan dan makan bareng anak-anak disana." Ucap Yuri sambil tersenyum.

"Wah, keren banget! Selamat ya, Yul!!"

Keempat sahabat Lareina saling melirik satu sama lain. Chaeryeong membisikkan sesuatu kepada Hitomi, yang langsung diikuti oleh suara cekikikan dari anak lainnya. Lareina sempat memberi tatapan heran sebelum salah satu dari mereka membuka suara.

"Pada ngomongin apa sih? Jahat amat, gosip ga ngajak ngajak gue?" Tanya Lareina, masih dengan wajah bingungnya.

"Ehem..........." Ucap Hitomi.

"Kayaknya, bentar lagi temen kita ada yang taken deh." Goda Chaeryeong.

"Hah? Taken? Siapa?"

"Masa gatau sih? Parah nih......" Tambah Yuri.

"Kemaren ada yang janji loh, mau confess sama doinya kalo udah keterima di kampus tujuan. Siapa ya? Ada yang inget ga?" Ryujin balik bertanya.

"Siapa sih, Jin? Lupa gue....." Sindir Hitomi.

"Bisikin dong, Jin....." Yuri ikut memanas-manasi.

Merasa dibicarakan, Lareina pun tertawa geli. Para sahabatnya semakin riuh untuk menagih janji tersebut. Sebenarnya Lareina bisa menepati janjinya dengan sangat mudah, karena dia memang seorang perempuan yang berani. Namun, ada satu hal yang mengurungkan niatnya.

Sejak dua minggu yang lalu, Minkyu tidak menunjukkan tanda-tanda kehidupan. Ponselnya mati dan tidak bisa dihubungi. Lareina sudah berusaha mengirimkannya pesan melalui whatsapp saat ia dinyatakan lolos sebagai mahasiswi di Australia, namun Minkyu tidak membalasnya. Jangankan dibalas, dibaca pun tidak. Sebenarnya Lareina sangat gelisah akan hal ini, tapi dia tak mungkin menceritakannya kepada sahabatnya yang sedang sibuk-sibuknya belajar.

Insight | Kim MinkyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang