15. Drained

1.3K 176 33
                                    

Tak terasa, sudah satu jam Minkyu singgah di rumah Lareina. Sekarang, mau tidak mau Minkyu harus pulang ke rumahnya, karena dia belum menyiapkan sarapan untuk Hyeongjun.

"Na, gue balik ya. Adek gue belum makan di rumah." Pamit Minkyu.

"Eh Ming, itu bawa aja buburnya, buat Hyeongjun makan di rumah!" Ucap Lareina sambil berjalan menuju dapur.

"Nggak usah repot-repot, Na. Gue bisa masak sendiri kok."

"Lo kan masih sakit, Ming. Mending lo istirahat aja, adek lo biar makan bubur ini."

Lareina mengambil kotak makan berwarna bening di dapur, lalu membungkuskan bubur itu untuk Hyeongjun.

"Makasih banget ya, Na. Maaf, gue jadi nyusahin lo sama keluarga lo gini." Ucap Minkyu.

"Gapapa kok, Ming. Oh iya, tadi obatnya udah diminum belum?"

"Nanti aja, Na. Gue kan nyetir motor, takutnya ngantuk."

"Oh iya deng. Yaudah, hati-hati ya! Jangan ngebut, kalo udah sampe rumah kabarin gue!"

Minkyu segera keluar meninggalkan rumah Lareina, lalu mengendarai motornya untuk pulang. Lareina hanya bisa memandangi punggung Minkyu dengan perasaan khawatir. Ia takut kalau sampai terjadi sesuatu pada Minkyu di perjalanan.

Sebenarnya, kalau bukan karena Hyeongjun, Minkyu tidak ingin pulang sekarang. Apalagi, bapaknya baru saja "mengadopsi" istri baru. Tunggu, ungkapan istri baru masih kurang tepat untuk wanita bernama tante Jamilah itu. Faktanya, bapak Minkyu tidak pernah menikah dengan tante Jamilah.


Di tengah perjalanan pulang, tiba-tiba kepala Minkyu sakit lagi. Sialnya, Minkyu sedang berada di jalan raya. Sedikit saja dia lengah, nyawa taruhannya.

"Aduh, tahanin dikit deh. Satu kilo lagi kok......" Pikir Minkyu sambil tetap berusaha menjaga fokusnya.

Tiba-tiba, sebuah truk melaju dari arah berlawanan. Minkyu yang semula linglung sontak membanting stang ke arah kiri, sehingga motornya menabrak pembatas jalan. Minkyu sempat terjatuh menghantam aspal, namun untungnya, ia hanya mengalami sedikit lecet di bagian kaki. Permasalahannya adalah, motor yang dikendarai Minkyu itu penyok di bagian depan.

"Masnya gapapa???" Tanya beberapa pengendara yang berkerumun di lokasi kecelakaan.

"Saya gapapa kok." Jawab Minkyu sambil berusaha berdiri.

Minkyu segera melanjutkan perjalanannya menuju rumah, sambil memikirkan apa yang akan dilakukan bapaknya, jika mengetahui motor yang belum lunas itu penyok.

"Udah pasti gue dipukulin sih." Batin Minkyu.

*****

"Adek, kakak pulang!!!" Sambut Minkyu saat tiba di rumahnya.

"Kak Minkyu!!!!" Hyeongjun langsung memeluk sang kakak.

"Ini, ada bubur dari kak Lala. Enak loh, dimakan yaa!" Kata Minkyu sambil memberikan sebuah kotak makan.

"Asiiiik! Yaudah, Hyeongjun makan dulu ya kak!!"

"Bapak kemana, Dek?" Tanya Minkyu, sesaat sebelum masuk ke kamarnya untuk istirahat.

"Nggak tau, Kak. Tadi sih pergi, naik mobilnya tante Jamilah."

Minkyu menghembuskan nafas lega, karena setidaknya dia masih punya waktu untuk istirahat. Biasanya, sang bapak dan simpanannya itu gemar menyuruh-nyuruh Minkyu ketika berada di rumah. Kalau sampai Minkyu melakukan kesalahan, ia akan diseret menuju teras rumah, lalu dipukuli hingga sang bapak merasa puas. Oleh karena itu, Minkyu sangat berharap kondisi tubuhnya bisa sedikit pulih saat bapaknya pulang nanti, dan hasil pekerjaannya bisa maksimal.

Saat Minkyu membaringkan tubuhnya di kasur, tubuhnya terasa sangat lemah. Kepalanya sakit, perutnya mual, punggungnya terasa pegal, dan badannya panas. Bahkan, saat diukur dengan termometer, suhu tubuh Minkyu sudah mencapai 38,5 derajat celcius.

Baru sebentar memejamkan mata, pintu kamar Minkyu sudah dibuka dengan kasar. Kali ini, tante Jamilah yang menghampirinya. Minkyu yang terkejut pun segera bangun dari tempat tidurnya.

"HEH, BOCAH GOBLOK! SIANG-SIANG GINI NGAPAIN LO TIDUR?" Teriak tante Jamilah sambil menggebrak dinding kamar Minkyu.

"Minkyu nggak enak badan, Tante. Minkyu demam."

"ALAH, NGGAK USAH BANYAK ALASAN DEH LO! MUKA MASIH SEGER BEGITU DIBILANG DEMAM. MANA MAKANAN BUAT GUE? LO NGGAK MASAK, HAH?"

"Belum, Tante. Sebentar—"

Tante Jamilah semakin marah, ia pun menarik paksa tubuh Minkyu, lalu dibenturkannya ke lemari keras-keras. Minkyu tidak bisa melawan, saat ini rasanya ia mau pingsan saking lemasnya.

"Anak nggak guna kayak lo mendingan mati aja. Bikin orang susah. Cepetan sana ke dapur, bikin makanan buat gue!" Perintah tante Jamilah sambil mendorong tubuh Minkyu.

Minkyu hanya memasak seadanya, karena bahan makanan di rumah juga terbatas. Ia memasak nasi dan telur, yang kemudian diberi mentega untuk menambah rasa.

"Cepetan elah, masak nasi sama telor aja lama banget!" Sahut tante Jamilah dari ruang tengah.

"Iya tante, sebentar." Jawab Minkyu sambil menyajikan masakannya ke piring.

Ketika hendak mengantarkan piring itu kepada tante Jamilah yang sedang duduk santai, Minkyu kehilangan keseimbangan. Telinganya berdenging, pandangannya kabur, hingga Minkyu tak sengaja menjatuhkan makanan tante Jamilah ke lantai. Tidak hanya itu, piring yang ia pegang juga pecah berantakan.

"ADUUUUH, GA BENER BANGET SIH LO? UDAH TAU GUE LAPER, KENAPA LO JATOHIN?" Tante Jamilah pun naik pitam, dan diteriakinya Minkyu di depan mata.

Di saat yang sama, bapak Minkyu menemukan bekas penyok di motornya, saat beliau sedang asik merokok di depan rumah. Sontak, beliau pun berteriak.





"MINKYU???? KAMU APAIN MOTOR BAPAK????? KAMU TAU KAN, CICILANNYA BELUM LUNAS????"

Segera sang bapak masuk ke rumah untuk menghajar Minkyu, tetapi ternyata tante Jamilah sudah menyiksanya terlebih dahulu.

"Jamilah, Minkyu ngapain kamu?" Tanya bapak Minkyu.

"Tuh, liat aja. Makanan aku dijatohin."

"Anak kurang ajar. Jamilah, bantu saya nyeret anak haram ini keluar rumah!"

"Pak—"

Belum sempat Minkyu berbicara, tubuhnya sudah ditarik paksa ke luar rumah dengan tenaga dua orang. Masing-masing orang yang lebih cocok disebut setan itu mengambil kayu, lalu dipukulkannya ke badan Minkyu secara bersamaan.

"ANAK BRENGSEK!!!"

"JAMILAH, PUKUL LEBIH KERAS LAGI!!!"

Minkyu meringkuk kesakitan, namun bapak kandung dan simpanannya itu tidak peduli. Pukulan mereka justru semakin kuat. Bahkan saat Hyeongjun berlari untuk menolong kakaknya, ia langsung ditendang oleh sang bapak.

"Berhenti, Pak....... Kak Minkyu lagi sakit......... Hiks..........."

"MINGGIR, ATAU BAPAK AKAN MUKUL KAMU JUGA!"

Baku hantam tetap berlanjut hingga Minkyu hilang kesadaran. Apakah ada yang menolongnya? Tidak. Minkyu hanya ditinggalkan di luar rumah, dengan Hyeongjun yang menangis histeris melihat keadaan kakaknya.

******

Insight | Kim MinkyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang