Malam itu, Lareina duduk sendirian di teras kamarnya. Tidak ada yang menemaninya, kecuali angin malam yang berhembus damai. Sayangnya, hati Lareina tidak sedamai itu. Berulang kali ia mengecek ponselnya dengan tatapan gelisah.
"Udah seminggu Minkyu nggak masuk sekolah."
"Gue whatsapp dari beberapa hari yang lalu juga nggak ada jawaban, padahal pertanyaan gue penting dan menyangkut absensi dia."
"Katanya dia kecapean doang. Tapi kok bisa selama ini sih?"
Dengan perasaan hampa, Lareina kembali ke kamarnya, sambil tetap mengecek ponselnya secara berulang-ulang. Hal tersebut Lareina lakukan sampai dia tertidur, tentu saja dalam keadaan memegang ponsel yang masih menyala terang.
Seperti biasa, keesokan paginya Lareina pergi ke sekolah. Akhir-akhir ini, energinya mulai menurun. Bagaimana tidak? Selama satu minggu penuh, Lareina tidak melihat orang yang selalu membuatnya bersemangat.
"Sumpah ya, kalo kayak gini, kelas dua belas makin berasa capenya." Batin Lareina sambil berjalan menuju gerbang.
"Na?"
Seseorang memanggilnya dari belakang. Dari potongan nama tersebut, sudah sangat jelas siapa yang memanggil Lareina. Sontak, gadis itupun menoleh.
"Ming??? Hai!!!!"
"Kok langsung semangat, Na? Dari tadi gue liatin dari jauh kayak orang ga niat sekolah, jalannya males-malesan. Lo kangen sama gue ya?"
"Sialan, dia tau." Ucap Lareina dalam hati.
"M-Ming, masuk yuk. Lima menit lagi udah bel."
Minkyu tahu, gadis yang dirindukannya itu juga merindukan dirinya. Semburat merah terlihat jelas di pipi Lareina, mengindikasikan bahwa dia sedang berusaha menahan malu.
"Na, itu tali sepatunya kebuka. Iket dulu gih, nanti lo jatoh."
"Tangan gue cuma dua, Ming. Dua-duanya megang tas laptop sama bekal."
"Sini deh, biar gue yang iketin."
"Ming—"
Minkyu sudah terlanjur berlutut di depan Lareina. Diikatnya tali sepatu anak perempuan itu, dan beberapa pasang mata sudah melirik ke arah mereka. Sialnya lagi, Mahiro selaku penyumbang kegaduhan sedang melintas disana.
"WESSSS, GILAAAAA, BOS BESAR UDAH ADA GANDENGAN NIH?" Teriak Mahiro yang membuat seluruh siswa menoleh.
"Ro, diem ga lo?" Tegur Lareina sambil melotot.
"Mampus, dosa gue apa sih ya Allah? Terakhir gue cuma boongin nyokap soal lemper ilang kan??"
******
Belum usai kebahagiaan Lareina karena kembalinya Minkyu ke sekolah, bu Wendy, selaku guru bahasa Inggris sudah mengumumkan kabar gembira lainnya. Lareina dan Minkyu akan sekelompok dalam tugas akhir semester. Banyak yang mengatakan, tugas ini akan memakan banyak waktu, sehingga para siswa yang ditempatkan dalam satu kelompok akan lebih sering bertemu. Bahkan, ada siswa kelas IPA yang sampai bermalam bersama teman-teman sekelompoknya untuk mengerjakan tugas tersebut. Tentu saja, ini adalah kesempatan emas bagi Lareina. Apalagi, dua anggota lainnya, yaitu Somi dan Mahiro terkenal gabut. Ia bisa berduaan lebih lama dengan Minkyu, pikirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Insight | Kim Minkyu
FanfictionMurid teladan yang menyembunyikan rasa sakitnya dari ruang publik....... Achievements: #1 in #2001 (31/08/2019) #2 in #01L (24/8/2019) #16 in #kpop (28/08/2019) #11 in #kimminkyu (17/08/2019) COMPLETED [01/08/2019 - 28/06/2020]