22. Regression

1.1K 175 25
                                    

UTS tinggal menghitung hari, namun Minkyu justru demam tinggi. Seluruh tubuhnya terasa semakin nyeri, terutama di bagian sendi. Tetapi, namanya juga Minkyu, ia akan tetap memaksakan diri untuk belajar. Dia tidak ingin peringkatnya turun. Minkyu harus tetap mendapatkan beasiswa demi membantu keluarganya yang hancur lebur.

Dengan kompresan yang masih menempel di kening, Minkyu tetap mengerjakan soal-soal latihan UTS. Sesekali Minkyu berhenti karena kepalanya pusing, namun setelah itu ia melanjutkannya lagi.

"Dikit lagi, Kyu. Ayo, kerjain sampe abis." Tekad Minkyu pada dirinya sendiri.

Tepat pada pukul 00:00, Minkyu baru selesai mengerjakan soal latihannya. Ia ingin langsung tidur untuk memulihkan kondisi badan, namun, niat itu dia urungkan ketika rasa mual mulai menyerang perutnya.

"Duh........ Kok mual lagi sih?"

"Hoek..............."

"Hoek................."

Di tengah sepinya malam itu, Minkyu muntah lagi. Entah sudah berapa kali Minkyu muntah dalam satu hari. Mungkin dia terlalu stress dan lelah, sehingga asam lambungnya naik.

Biasanya, Minkyu hanya memuntahkan sisa makanan atau air. Kali ini tidak. Anak laki-laki berusia tujuh belas tahun itu dikagetkan dengan adanya gumpalan darah dalam muntahannya.

"K-kok........ Bisa ada darahnya sih?" Gumam Minkyu bingung.

Setelah membersihkan bekas muntahnya, Minkyu bercermin di kaca kamar mandi. Tubuhnya terlihat semakin kurus. Biasanya dia masih memiliki pipi yang bisa dicubit, sekarang tidak. Hanya wajah tirus yang terlihat di pantulan cermin itu.

Mata indah Minkyu beralih ke bagian tubuh lainnya, terutama tangan dan kaki. Minkyu baru sadar, bekas memar di badannya semakin banyak. Kalau dia tidak memakai seragam sekolah, luka-luka di kaki dan lengannya terlihat sangat jelas. Tidak hanya itu, di beberapa bagian tubuh Minkyu juga mulai timbul bercak-bercak merah.

"Ah, palingan digigit nyamuk. Kalo memar-memar ini kan karena dipukulin bapak." Pikir Minkyu, seraya mematikan lampu kamar mandi.

Minkyu segera tidur, berharap kondisi tubuhnya pulih dengan cepat. Untuk mendapatkan hasil ujian yang maksimal tidak hanya butuh belajar, tapi juga stamina yang kuat.

Faktanya, Minkyu tidak bisa tidur nyenyak setiap harinya, bahkan ketika minggu UTS sudah tiba. Setiap malam, tubuhnya selalu berkeringat berlebihan. Padahal, suhu di rumah Minkyu sama sekali tidak panas. Minkyu juga selalu terbangun dengan rambut dan wajah yang basah kuyup di pagi hari.

"AC di kamar gue rusak kali ya? Kok gue keringetan mulu sih?" Batin Minkyu sambil melepas selimutnya. Ketika selimutnya dilepas pun, keringat tetap membanjiri tubuh Minkyu. Sepertinya, memang ada yang salah dengan kesehatan dirinya. Hanya saja, Minkyu tidak peka.

*****

Di hari pembagian nilai tengah semester...........

Seluruh orang tua murid dikumpulkan di dalam satu kelas. Bu Cheetah, selaku wali kelas XII IPS 1 memberikan pengumuman mengenai kegiatan sekolah, mekanisme pendaftaran SNMPTN, dan kelakuan anak-anak didiknya yang membuat dirinya viral di ruang guru. Oh iya, beliau juga mengumumkan satu hal yang paling dinanti-nanti para murid maupun orang tuanya, yaitu peringkat sepuluh besar. Bu Cheetah menuliskan nama mereka satu persatu di papan tulis.

Insight | Kim MinkyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang