1O. Ibu-ibu?

1.1K 185 28
                                    

Sejak kejadian kemarin, Lareina selalu meminta pak supir untuk parkir di dekat permukiman. Terus terang, Lareina ingin tahu lebih banyak tentang keadaan Minkyu dan keluarganya, tanpa harus mengorek informasi tersebut secara eksplisit. Lareina juga sudah menebak, Minkyu tidak akan mau menceritakan masalahnya lebih lanjut. Dia memang suka memendam masalahnya sendirian, diperkuat dengan kenyataan bahwa Junghwan yang merupakan sahabat dekatnya saja tidak pernah tahu perkara ini.

"Pak, nanti bapak parkir di permukiman aja ya. Biar saya yang nyamperin ke sana." Ucap Lareina melalui telepon, saat jadwal lesnya memasuki waktu istirahat.

"Oke, Mbak."

"Bapak makan aja dulu, di situ ada warung nasi goreng. Enak loh, Pak."

"Siap, Mbak. Nanti kabarin saya aja kalo udah selesai. Mbak mau nitip nasi goreng nggak?"

"Nggak usah, Pak. Tadi saya udah makan."

Klik.

Lareina melanjutkan belajarnya, karena test IELTS gilirannya akan diselenggarakan minggu depan. Satu persatu teman lesnya sudah mulai meninggalkan ruangan, hingga tinggallah Lareina di sana sendirian.

*****

Pukul 21:00.............

"Pulang, Mbak. Tempat lesnya sudah mau tutup." Pak satpam mengusir Lareina secara halus.

"Oke, sebentar ya pak!"

Lareina segera membereskan barang-barangnya, keluar dari gedung tempat les, lalu menghampiri pak supir yang parkir di permukiman.

Saat memasuki kawasan permukiman, Lareina memelankan langkah kakinya. Tidak ada suara lain, selain kicauan burung-burung yang berterbangan. Sesekali, terdengar gelak tawa ibu-ibu gosip yang masih berkumpul di sebuah pendopo besar di ujung sana.

"Huh, gosip mulu dah itu emak-emak, ga pegel apa mulutnya? Mending daftar jadi host acara gosip di TV TV kek, kan lumayan dibayar. Apalagi artis jaman sekarang kan doyan cari sensasi." Batin Lareina.

"Halah, gue sendiri juga tukang gosip. Anggap aja itu emak-emak visualisasi gue tiga puluh tahun ke depan."

Lareina menoleh ke rumah kecil yang terletak di sebelah kanannya. Ya, rumah tempat seorang bapak memaki-maki dan memukuli anak sulungnya kemarin malam. Sekarang, kondisi rumah tersebut berkebalikan. Tidak ada suara, semuanya tenang-tenang saja. Sunyi, senyap, hanya ada suara hembusan angin. Hati Lareina pun lega, karena itu tandanya tidak ada keributan di keluarga mereka malam ini.

Baru Lareina melangkah sedikit, tiba-tiba ia dikagetkan dengan suara teriakan yang berasal dari rumah tadi. Kali ini, pelakunya adalah seorang ibu. Dari suaranya, sepertinya ibu itu masih muda.

"HEH, ANAK TOLOL! LU TUH GATAU TERIMA KASIH YA? MASIH UNTUNG LU GA DIBUANG SAMA BAPAK LU!"

Lareina mundur beberapa langkah, sambil berusaha menguping pembicaraan sang ibu.

"JANGAN DIEM AJA! JAWAB, MAKSUD LU APA, MINDAHIN BAJU-BAJU GUE DARI LEMARI ADEK LU? EMANGNYA LU SIAPA DI SINI?"

"Itu kan lemarinya Hyeongjun, Tante. Masa semua baju Hyeongjun dibuang ke lantai?" Kali ini, suara anak remaja laki-laki yang terdengar. Jelas sekali, lawan bicara ibu itu adalah Minkyu.

"HEH, DENGERIN GUE YA. LU TUH DISINI CUMA NUMPANG. BAPAK LU UDAH PUNYA ISTRI BARU, YAITU GUE. MASIH UNTUNG BAPAK LU MAU MELIHARA DUA ANAK SETAN YANG GA ADA GUNANYA. KALO ENGGA, UDAH JADI GELANDANGAN LU BERDUA DI JALANAN!"

"Oh, atau lu mau kalo lu berdua gue jadiin gelandangan? Gampang, gue lempar aja semua barang-barang lu keluar. Tinggal aja lu di kolong jembatan, jadi gembel."

Insight | Kim MinkyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang