13

93.8K 3.8K 46
                                    

Insiden ijab kabul

Saya pulang jam sembilan malam, setelah acara ngajar les selesai dan setelah acara belanja bulanan juga selesai. Saya meletakan semua bahan masakan di kulkas, seperti ; Tahu, tempe, Ayam, dan beberapa sayuran.

Ini belanja bulananku yang kedua setelah menikah dengan Luna, omong-omong tentang menikah sebenarnya saya masih tidak paham tentang semua ini.

Saya memang menganggap Luna tanggung jawabku, menganggap dia istriku meski aku tidak yakin apa dia menganggapku suaminya atau sekedar teman satu atapnya saja, eh bisa saja dia tidak menganggapku teman.

Terakhir saya meletakan telur dalam kulkas, lalu susu kesukaan Luna. Tidak banyak yang aku tahu tentang Luna, meski begitu mungkin aku sedikit lebih menerima keberadaannya di keseharian ku, mungkin saja demikian.

Aluna Ratu Az-Zahra, nama yang indah untuk wanita nakal seperti dia, ya aku memanggilnya nakal karena dia memang demikian selain itu dia juga super menyebalkan, mungkin juga sama seperti aku.

Dulu, sewaktu hari ijab kabul, dia menggunakan kebaya putih, jujur saja itu membuatnya pangling, di tambah dengan make-up yang dia kenakan, hampir saja kupikir dia bidadari sebelum dia berbuat ulah.

Waktu acara ijab kabul selesai pak penghulu membisikan sesuatu di telingaku katanya gini

"Itu istrinya di cium lho keningnya." Bisiknya. Aku meneguk ludahku sendiri, dan mulai menatap Luna horor, dia juga sama menatapku kali ini dia menatapku dengan raut mengancam aku tahu tatapannya bilang. Jangan lakukan itu!

Ku lihat Mama mengangguk juga Papa, tidak ada pilihan lain aku harus melakukannya meski aku tidak menyukainya, ya meski Sekarang menjadi candu.

Saat aku akan mendaratkan bibirku di keningnya tiba-tiba dia memukul pipiku keras, kurasa saat itu pipiku sudah sangat-sangat merah, entah karena sakit, malu, atau marah bisa juga ketiga-tiganya. Aku menatapnya tajam sambil mengontrol emosional ku.

Dia hanya mengedikan bahu lalu berdiri dan meninggalkan kami semua. Para tamu juga ikut menatap kami bingung. Pihak keluarga kami memaklumi hal itu karena kami menikah tanpa di dasari cinta dan sayang.

Mama menyuruhku menemaninya.
Aku berjalan mendekatinya yang sedang duduk di kursi sambil menenteng gelas.

"Mau apa lo kesini." Katanya tajam, dia meletakan minumnya di meja bundar, aku ikut duduk dan membisikan sesuatu padanya

"Lo menyebalkan!" Bisikku tajam, dia hanya mengedikan bahunya lalu menatapku sambil menyeringai jahat.

"Kan gue udah bilang, gue menerima ini supaya lo menderita." Bisiknya, lalu pergi meninggalkanku begitu saja.

Ketua Osis Galak Itu  Suamiku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang