20

87.8K 3.6K 11
                                    

Siapa Aluna itu?


Lagi-lagi saya tidak lagi bisa mengikuti pelajaran di kelas,  maklum itu memang sudah resiko sebagai anak osis yang harus bertanggung jawab lebih dari sekedar murid di kelas.

Saya di tugaskan untuk membantu bu Marina memasang kembali beberapa CCTV karena pak Busron tidak masuk hari ini, dan OB sekolah juga sedang membeli tiang baru.

Saya sempat terkejut kenapa bu Marina bisa memasang CCTV.

"Kenapa nggak nyewa tukang pasang cctv aja." Gumamku tanpa sadar saat saya memperbaiki posisi cctv.

Ya ada dua cctv yang sengaja di rusakan, dan sisanya mereka tempelkan semacam alat perekat seperti jaring laba-laba dari permen karet bekas lalu di tutupi dengan kain warna hitam.

"Sekarang ini mendekati akhir tahun, jika menggunakan jasa tukang cctv itu mungkin akan menjadi cacatan khusus lainnya. Sedangkan uanh akhir tahun dari sekolah sudah sepenuhnya di pakai, jadi harus menunggu sekitar awal tahun untuk mendapatkan uang dari pemerintah untuk bantuan operasi sekolah. Lagi pula jika di gantikan dulu dengan uang yang ada nanti prosesnya akan sangat ribet, uang itu suatu hal yang di hindari saat akhir tahun begini." Tutur Bu Marina, saya tidak begitu mengerti tentang uang-uang itu. Jadi saya hanya memilih diam.

"CCTV yang kita pasang ini, itu CCTV yang di beli sejak awal tahun lalu, jadi nggak mengeluarkan uang sekolah sama sekali." Bu Marina menuturkan kembali.

Kini, saya dan beliau sampai di bagian atas paling atas gedung sekolah.

"Lain kali, cobalah anak osis memeriksa disini juga. Lihat, banyak sekali sampah di sini dan beberapa lainnya adalah sampah puntungan rokok." Saran bu Marina.

Saya hanya mengangguk menjawabnya.

"Bu, tolonglah hati-hati, saya takut sendiri melihatnya." Kataku saat bu Marina menongolkan kepalanya di bawah.

"Itu Luna." Ujarnya, saya ikut mendekat, lalu tangaku memegang kuat pagar pembatas.

"Dia sedang di hukum sepuluh putaran karena menyembunyikan kebenarannya." Kata bu Marina.

"Sebenarnya, apa yang terjadi." Gumamku

"Tadi saat kamu mengambil foto di dinding toilet itu Luna menceritakan semuanya. Itu hanya masalah personal antara Luna dan salah satu murid di sekolah lain, hanya saja dampaknya menjadi masalah antar sekolah."

"Masalah apa?"

"Coba kamu tanya sendiri sama Luna, biar lebih akrab begitu. Saya lihat kalian itu kurang terlalu akrab. Mungkin karena memang belum terbiasa."

Bu Marina menatapku, lalu tersenyum. Dan berjalan mundur untuk duduk di kursi kayu.

"Dia nggak akan jawab pertanyaanku, saya yakin akan hal itu. Dan entahlah, Luna itu terlalu aneh, dia juga suka banget buat onar, bukan hanya di sekolah tapi juga di luar sekolah." Omelku, aku ikut duduk di samping bu Marina.

Bu Marina yang mendengar itu tertawa kencang sekali.

"Luna memang seajaib itu, haha."

Aku menoleh, memiringkan wajahku ke arah Bu Marina. "Ajaib gimana?"

"Dan omong-omong, sejak kapan ibu dekat dengan Luna eh, maksudnya menjadi guru les nya Luna?"

Ketua Osis Galak Itu  Suamiku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang