Febi sialan!
"Lun..."
"Luna..."
"Heeeem!"
"Aluna, bangun."
Aku menguap lebar, sambil bergumam tidak jelas.
"Bangun Aluna Ratu Az-Zahra." Raka tampak kesal membangunkanku, terserah.
"Iyaaa." Seruku.
"Bangun atau aku cium." Ancamnya.
Aku membuka mataku, lalu menatap dia dari atas sampai bawah.
"Kyaaa... Kenapa kamu cuma pakai handuk!" Aku berteriak lalu menutup wajahku dan membalikan badanku menghadap kasur.
"Ya mau mandi lah." Katanya
"Itu temen-temenmu di masakin, kasian kan." Katanya.
"Lunaa..."
Tangannya membalikan badanku, aku masih menutup mataku rapat-rapat, rapat sekali sampai rasanya sedikit berkunang-kunang.
Kasurnya bergoyang, itu pasti Raka.
Aish!
Aku membuka mataku, dan lihat Raka sudah menatapku dengan tatapan elangnya. Bukan cuma itu, dia itu masalahnya sedang menciumku.
Aku mendorong dadanya dengan tangan, lalu kakiku mencak-mencak menyepak kakinya.
"Bangun!" Katanya tajam.
Raka duduk di kasur aku juga bangkit dan duduk sambil menabok bahunya berkali-kali.
"Lo itu mesum!" Teriakku sambil kakiku mendorong badannya,tapi naas bahkan tubuhnya tidak bergerak barang se cm.
"Aku nggak mesum." Sanggahnya.
"Iya!" Teriakku.
"Lo nyium gue itu lo mesum!" Aku berteriak lagi.
"Mana ada? Aku nggak nyium kamu." Sanggahnya lagi.
"Iya tadi itu barusan apa." Makiku tepat di depan wajahnya.
Dia menyeringai, seram sekali. "Oh jadi, tadi Luna mimpinya di cium ketua osis?" Ujarnya lalu tersenyum menang.
Aku memutar bola mataku malas, dia memang pandai berargumen.
Aku berdiri dan berjalan menuju pintu, hendak mengambil handuk yang tergantung disana.
"Lun." Raka mengikutiku dari belakang.
Aku memutar badanku sambil menatapnya kesal. "Apa?"
"Tadi aku cium kamu, kayak gini?"
Dia menciumku kembali, dia menangkup wajahku, lalu melakukan pergerakan lembut di punggungku
Kyaaa.... Aku mau berontak tapi nggak mampu, bukan nggak mampu karena Rakanya kuat, tapi nggak mampu buat melakukan apapun selain diam.
Tangan Raka menuju ke arahku, lalu menutup mataku.
Disana, Raka melakukan pergerakan lembut, lembut sekali dan tangan Raka memeluku sangat erat, aku tahu itu salah sangat-sangat salah. Tapi entah kenapa aku selalu punya alasan untuk tidak membrontak. Aku terbuai.
Aku menikmati perasaan aneh ini, perasaan yang entah kenapa membuatku seakan tenang dan lemah di waktu bersamaan. mungkin ini kah yang namanya gairah.
Tanganku menggantung di leher Raka, dia sempat berhenti. Lalu mulai melumat bibirku lagi, pelan, lembut dan hati-hati.
Dia menghentikan pergerakannya lalu menatapku sambil mengatur nafasnya.
Aku juga melakukan hal yang sama.
Dia menggendongku dari depan layaknya koala. Anehnya aku nurut aja. Aku nggak tahu kenapa mendadak tidak memiliki tenaga."Duduk di sini, aku mau mandi." Katanya sambil mendudukan diriku di kasur.
Saat dia memasuki kamar mandi, aku langsung segera memukul pipiku berkali-kali,merasa bodoh dan murahan sekali.
"Nggak usah di pukul-pukul gitu wajahnya." Kata Raka saat keluar kamar mandi.
"Udah sana mandi, udah jam enam. Belum solat kan." Ujarnya
Aku hanya mendengus kesal lalu buru-buru ke kamar mandi.
Aku keluar kamar dan mengetuk pintu kamar kikis, tapi tidak ada yang menyahut. Saat ku buka, ruangan itu kosong melompong. Aku juga melakukan hal yanh sama pada kamar yang Indra tiduri, tidak ada juga.
Aku segera berlari dan mengambil ponselku di kamar.
Putri siput
Lun, gue sama Indra tadinya mau ngajak lo jogging, pas gue ketokin pintu lo nggak nyahut-nyahut. Kebiasaan udah punya suami juga masih sering bangun siang.
Eh iya, gue nggak sengaja buka pintu kamar lo, habisan nggak lo kunci. Terus gue lihat lo sama Raka lagi pelukan. Sweet banget sih gue jadi nggak percaya kalau lo masih virgin. Hehehe.
Kita pulang dulu yah, Indra nganter gue ke sekolah, ohya remote rumah lo Indra bawa dulu yah. Wkwkqk sumpah Raka sweet banget.
Satu kata.
Sialan.
FEBI SIALAN!
RAKA JUGA SIALAN!
GILAAA.
Pokoknya ini semua gara-gara Raka! Titik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketua Osis Galak Itu Suamiku
Teen Fiction16+ Bagi Raka, menikah dengan Aluna itu bencana, seperti Gempa dengan kekuatan 10 SR. Dan sialnya, dia tidak bisa mengelak karena perjodohan konyol orang tuanya. Dan, bagi Aluna, menikah dengan Raka adalah ajang balas dendam, karena Raka yan...