Titik Terang
"Jadi nganterin gue nggak?" Ummi bertanya saat rapat selesai.
Saya hanya menjawabnya dengan anggukan. "Tapi anter ke kontrakan dulu ya." Gumamku.
Ummi lebih dulu keluar parkiran dengan motorku, lalu di susul dengan aku yang keluar.
Nggak butuh waktu lama, cuma lima belas menit naik kendaraan sudah sampai di depan gang kontrakan.
"Lo tinggal di sini udah lama?" Tanya Ummi
Saya mengambil alih motornya,
"Nggak juga." Jawabku.
"Tunggu sini bentar yah." Kataku. Saya membawa motorku untuk saya masukan ke kontrakan.
Lalu berjalan menjumpai Ummi yang sedang ngaca di spion mobil.
"Rumah lo deket, ngapain ngontrak?" Tanyanya, saat saya mempersilahkan dia masuk lebih dulu.
"Rahasia." Itu jawabku. Dia cemberut sambil menatapku kesal. "Ih pelit." Sahutnya.
"Mi, boleh nanya nggak?" Tanyaku sambil menyetir
Ummi yang semula main game di ponselnya menoleh "Apa?"
"Lo kemaren pake baju Luna, kenapa?" Tanyaku pelan, pelan sekali.
Dia berdeham sebentar, "Gue malu ceritanya." Kata Ummi parau
"Tapi gue pengen denger." Kataku
"Jujur-jujuran yuk." Kata Ummi, sambil menatapku.
"Boleh."
"Gue bakal kasih tahu apa yang lo tanya, tapi lo jawab dulu apa yang ada di pikiran gue tentang lo."
"Ka, Aluna itu siapanya lo?"
Aku menatap Ummi tidak percaya. "Kok, lo nanyanya itu sih?"
"Ya gitu, soalnya lo inget nggak waktu gue sama Luna kelibat kasus berantem di kantin?"
Saya mengangguk
"Nah waktu itu kan, gue lihat Luna tuh merhatiin lo nya dalem banget Ka."
"Dalem gimana?"
"Iya kayak seakan dia ngenal lo dan kayak seakan lo pacarnya Luna yang ketahuan selingkuh, karena kan lo emang kemana-mana sama Sela."
"Maksud lo, Luna kelihatan cemburu?"
"Lebih ke marah dan kecewa si."
Begitu kah? Mungkin sebenarnya Aluna itu kecewa saya dekat dengan Sela? Mengingat waktu itu dia bertanya apakah saya berpacaran dengan Sela atau tidak.
"Jadi Raka, apa lo pacaran sama Luna? Terus waktu itu kan lo juga naik mobil Luna, makanya motor lo gue yang make."
"Iya." Jawabku
"Terus Sela?"
"Kenapa sama Sela?" Tanyaku
"Ya Allah Raka!" Ummi memekik
"Lo nggak sadar kalau Sela suka sama lo?" Tanyanya heboh.
"Hmm..."
"Giliran gue tanya yah." Ujarku
"Kenapa lo kemaren pake baju pacar gue?" Tanya tegas
"Jadi tuh, gue kan punya kakak, namanya Gaga. Iya sama kayak si Gaga. Nah kak Gaga ini pacaran sama Kak Freya tapi kak Gaga mutusin kak Freya tanpa sebab, mana gue tahu kenapa. Tapi kak Freya ini nyangkanya gue yang membujuk kak Gaga buat mutusin dia."
Dia menghela nafas sejenak.
"Akhirnya dengan kejadian itu, dia sama temen-temennya ngebully gue di kamar mandi, terus nyiram gue pake air dan baju gue basah." Lanjutnya.
Dia tertawa tiba-tiba. "Lo nggak kesurupan kan?" Pertanyaan itu lolos dari mulutku begitu saja.
"Nggak lah." Sanggahnya.
"Raka, lo tahu nggak, ternyata pacar lo itu baik banget. Dia meluk gue di kamar mandi terus nyuruh tukeran baju karena baju gue basah kuyup. Ternyata yah, apa yang gue sangka tentang Luna itu cuma Nol besar."
"Emang apa yang ada di benak lo tentang Aluna?" Tanyaku menyelidik.
"Songong, sombong, sok ngartis pokoknya sebelum gue tahu sisi Luna yang baik, gue ngiranya dia tuh cewek nakal yang nggak punya belas kasihan." Jawab Ummi menggebu-gebu.
Tertanya karena itu yah?
Karena Luna membantu Ummi?
Karena Luna perduli sesama?
Makanya dia jadi ikut terlibat juga."Ohiya Ka, baju Luna gue titipin ke lo aja yah. Soalnya dia nggak sekolah hari ini." Ucap Ummi lagi, aku hanya mengangguk saja. Udah nggak minat ngomong sama Ummi setelah saya menemukan titik terangnya.
Saya sudah beres mengantar Ummi pulang sampai depan rumahnya, kini giliran mengunjungi Luna di rumah sakit. Omong-omong tentang yang Ummi ucapkan, saya merasa kagum saya ke Luna bertambah.
Luna itu cerdas, Luna itu baik dan benar kata Indra, Luna itu peka terhadap sesama. Saya jadi makin ingin cepet-cepet sampe rumah sakit terus meluk Luna kuat-kuat sambil nyium bibirnya yang udah jadi candu.
Tapi sebelum itu, saya harus ke kontrakan mengambil baju Luna. Juga mengambil seragam dan buku untuk besok.
"Udah nganterin Ummi nya?"
Bayangin tiba-tiba anggota Osis kelas dua pada dateng ke kontrakan. "Kalian ngapain ke sini?" Tanyaku menyelidik
"Harusnya gue yang tanya, kenapa lo nggak bilang kalau lo tinggal di kontrakan, dan lo kenapa nganterin Ummi pulang?" Tanya Maura
"Suka-suka gue lah." Jawabku sekenanya.
Saya membuka pintu kontrakan "Yuk masuk." Ujarku.
"Ka, kamu tinggal disini sama siapa?" Tanya Sela ikut duduk di lantai, maklum kursinya nggak cukup untuk orang sepuluh.
"Sendiri." Jawabku
"Itu sendal siapa? Kok ada gambar bulan sabitnya?" Tanya Sela lagi sambil menunjuk sendal cepit berbulu milik Luna.
Iya, Aluna memang senang dengan gambar-gambar Bulan sabit. Hampir di setiap benda yang sering dia gunakan ada bulan sabitnya. Kayak Laptop, sendal, buku bahkan soft case hape dia juga ada bulan sabitnya.
"Raka? Kok diem." Sela bicara lagi.
"Punya adik gue." Jawabku datar.
"Tenang Sel,Raka nggak bakalan selingkuh kok." Ujar Jaka sambil cengengesan.
Saya menatap Jaka tajam, sedangkan yang di tatap malah makin nyengir lebar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketua Osis Galak Itu Suamiku
Teen Fiction16+ Bagi Raka, menikah dengan Aluna itu bencana, seperti Gempa dengan kekuatan 10 SR. Dan sialnya, dia tidak bisa mengelak karena perjodohan konyol orang tuanya. Dan, bagi Aluna, menikah dengan Raka adalah ajang balas dendam, karena Raka yan...