16

91.6K 3.7K 78
                                    

Seminggu di rumah Luna

Kami sedang sarapan, dengan Mama Luna yang memasak. Masakannya sangat enak, seperti biasa. Bahkan Papa Luna saja sampai minta tambah.

Rumah Luna ini sangat besar, tapi walau begitu disini nggak ada asisten rumah tangga. Entah kenapa.

"Gimana sama Luna di sekolah, masih suka bolos?" Tanya Papa kemudian menyesap kopinya.

"Begitulah Pa." Jawabku sekenanya.

Sejak tadi, Luna hanya menatapku horor.

"Maaf yah Luna pasti nyusahin kamu." Ujar Papa, kini ia sedang membetulkan dasinya.

"Nggak apa-apa lagi, Pa. Luna nggak nyusahin kok." Jawabku, iya nggak nyusahin kok nggak salah lagi!

"Tapi Luna nggak dapet surat dari sekolah lagi kan?" Ini pertanyaan Mama.

"Nggak Ma."

"Syukur lah, biasanya Luna selalu dapet surat dari sekolah itu sangat merepotkan, karena kami sibuk jadi susah untuk datang kesekolahnya." Omel Mama.

Saya terkikik melihat wajah masam Luna, seperti nya Luna ini tipe anak yang takut sama orang tua, buktinya tadi dia mau mengambilkanku nasi karena perintah Mama,yah meski wajahnya sudah merah meredam marah bak kepiting rebus.

"Ohya, Raka. Karena kebetulan kalian ada di sini." Papa memulai obrolan lain.

"Papa, Mama dengan Bilqis mau pergi ke Yogyakarta, kami harus menghadiri acara Bilqis." Lanjut Papa.

"Jadi, kalian bisa yah tinggal disini satu minggu untuk menjaga rumah." Katanya.

BUM!

satu minggu disini? Di rumah besar ini hanya berdua dengan Luna?

"Nah betul tuh, Mama sama Papa bingung mau nitipin rumah ke siapa, kebetulan banget kalian ke sini." Mama ikut menyahuti.

"Boleh-boleh..." Luna bersemangat menanggapi, seperti nya dia memiliki rencana.

"Memangnya Kikis mau apa ke Jojga Ma?" Tanyaku

"Ada lomba Robotik, dan Kikis lolos ikut seleksinya, jadi kami akan ke Jojga untuk semi Final nya Kikis." Mama menjelaskan.

"Tuh kak, Kikis gini-gini hebat rancang robot." Kata Kikis menimpali, dia mengambil telur puyuh milik Luna.

Kulihat Luna hanya menatap Kikis masam,hahah.

"Serahkan saja sama kami." Kataku pada akhirnya, sebenarnya cukup ragu tapi sepertinya tidak ada pilihan lain.

"Omong-omong sudah jam setengah Tujuh, kenapa kamu belum pakai seragam, Luna." Omel Papa.

Luna hanya menjawabnya dengan cengiran.

"Lo duluan aja ke sekolah." Kata Luna padaku.

Aku hanya mengangguk.

"Kok ngomongnya gitu, kalian itu suami Istri lho, harusnya biar sedikit hangat kalian harus membiasakan diri dengan sebutan kasih sayang, seperti Baby, cinta atau sayang gitu." Kata Mama, lalu terkikik geli sendiri.

Ketua Osis Galak Itu  Suamiku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang